Covid-19

Antrean Penumpang Bandara Langgar Protokol COVID-19, Ini Kata Dokter!

Ayu Maharani, 16 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Foto keramaian di bandara Soetta (14/5) bikin geleng-geleng kepala. Sejumlah protokol kesehatan pun dilanggar. Bagaimana tanggapan dokter terkait hal ini?

Antrean Penumpang Bandara Langgar Protokol COVID-19, Ini Kata Dokter!

Masih segar di ingatan kita bahwa pemerintah menyuruh masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman demi mencegah penyebaran virus corona di sejumlah daerah.

Sayangnya, apa yang disuarakan agak berbeda dengan langkah yang diterapkan. Di tengah munculnya larangan mudik, di sisi lain, pemerintah juga melonggarkan pengoperasian transportasi untuk bepergian, termasuk transportasi pesawat.

Antrean untuk Cek Kelengkapan Bukti Kesehatan Penumpang

Akibat kebijakan tersebut, dua hari belakangan ini, bandara Soekarno-Hatta ramai oleh orang-orang yang hendak bepergian.

Bahkan, hal ini menyebabkan antrean panjang! Kondisi yang padat kemudian viral di media sosial dan mengundang banyak cibiran.

Menanggapi apa yang dibicarakan masyarakat, Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soetta, Febri Toga Simatupang memberi bantahan.

Melansir Kompas, Febri menuturkan bahwa tidak terjadi lonjakan penumpang. Ia menambahkan, normalnya di Soekarno-Hatta terdapat 150.000 penumpang per hari, kini hanya 5.700.

Menurutnya, penyebab utama penumpukan antrean adalah proses verifikasi dokumen perjalanan sebagai syarat bepergian saat PSBB.

Antrean disebut-sebut tidak berlangsung lama, yakni kurang dari 30 menit. Ada tiga dokumen yang harus divalidasi, antara lain tiket, surat keterangan bebas COVID-19, dan surat tugas dari kantor atau instansi terkait.

Febri mengatakan, semua dokumen tersebut divalidasi oleh tim satuan gugus udara COVID-19 bandara, dan dilakukan secara teliti.

Protokol Kesehatan Virus Corona Dilanggar

Apa yang sempat terjadi di bandara Soetta, menurut dr. M. Dejandra Rasnaya, memang melanggar protokol kesehatan COVID-19.

“Ya, itu jelas melanggar. Ramai-ramai seperti itu tanpa adanya pembatasan fisik, bahkan sampai ada yang nempel, benar-benar melanggar,” kata dr. Dejandra.

Ia juga menambahkan, “Dan yang dibawa itu berupa hasil rapid test negatif. Padahal, rapid test ini hanya untuk penyaringan atau skrining awal. Kalau negatif hari itu, ya, harus diulang sepuluh hari lagi. Jadi, hasilnya bisa berubah.”

Bila pada awal hasil rapid test negatif, bisa saja karena momen desak-desakkan di bandara, lalu sesampainya di kampung mereka justru mendapatkan hasil tes positif terinfeksi virus corona. Semua hal bisa terjadi bila protokol kesehatan dilanggar.

 

PSBB Sebenarnya Dilonggarkan atau Tidak?

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menegaskan, hingga saat ini, pemerintah tak melakukan relaksasi PSBB.

"Pemerintah sampai saat ini tidak melakukan relaksasi sedikit pun terkait kegiatan-kegiatan PSBB," kata Yurianto dalam konferensi pers (14/5).

Pemerintah hanya memaksimalkan apa yang bisa dilakukan untuk memulai kehidupan baru pasca pandemi.

"Kebiasaan-kebiasaan baru harus kita lakukan. Kita harus terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat, harus sudah memiliki pola rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir," tegasnya.

Membiasakan diri memakai masker pada saat keluar rumah dan tidak menciptakan kerumunan yang berisiko juga akan terus dilakukan.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berencana melonggarkan sejumlah daerah yang kasus infeksi virus corona-nya menurun.

Melansir Antara News, menurut Luhut, dari data yang didapat terlihat bahwa COVID-19 di beberapa tempat sudah mulai menurun. Jadi, ia berpikir sudah bisa tercapai penurunannya.

Luhut menambahkan, relaksasi PSBB di Bali, Manado, hingga Yogyakarta tengah direncanakan agar ekonomi bisa menggeliat lagi.

Namun, ia tak merinci tujuan pelonggaran walaupun daerah-daerah yang disebutnya merupakan kawasan pariwisata.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Bila PSBB Longgar, Apa Tindakan Pemerintah dan Masyarakat?

Adanya syarat bepergian dan relaksasi PSBB memang dilakukan supaya perekonomian Indonesia tidak hancur.

Kendati demikian, sebagai tenaga medis yang berhadapan langsung dengan kasus virus corona, dr. Dejandra berpesan kepada masyarakat.

“Jangan jadi balas dendam dengan langsung bepergian ke mana-mana. Tunggu dulu, karena kesehatan dan keselamatan tetap ditanggung masing-masing pribadi.”

“Kalau memang ingin terhindar dari COVID-19 saat PSBB mulai dilonggarkan, masyarakat harus tetap menerapkan apa yang disarankan sekarang. Tetap kurangi frekuensi bepergian, physical distancing, rajin cuci tangan, dan gunakan masker saat keluar rumah,” tambahnya.

Terlepas dari protokol kesehatan virus corona yang sempat dilanggar, bagi Anda yang masih peduli dengan kesehatan diri sendiri dan sesama, yuk, tetap lakukan langkah pencegahan dengan baik! Jika memang tidak harus pergi, maka jangan paksakan diri.

Ingin periksa kondisi pribadi? Jangan bingung, KlikDokter bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan BNPB menyediakan cek risiko virus corona online.

Gunakan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter lewat smartphone Anda.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait