HomeIbu Dan anakKesehatan AnakAnak Menjerit Saat Tidur, Jangan-jangan Alami Sleep Terror, Bunda!
Kesehatan Anak

Anak Menjerit Saat Tidur, Jangan-jangan Alami Sleep Terror, Bunda!

Krisna Octavianus Dwiputra, 16 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mungkin Anda kaget kalau saat tidur mendengar anak tiba-tiba menjerit. Bisa saja sang anak mengalami sleep terror. Apa maksudnya?

Anak Menjerit Saat Tidur, Jangan-jangan Alami Sleep Terror, Bunda!

Saat sedang lelap tertidur, tiba-tiba si Kecil menjerit dan berkeringat deras. Ada apa sebenarnya? Jangan-jangan anak Anda alami sleep terror. Kok, bisa?

Mendengar anak yang menjerit pada saat jam tidur, orang tua mana yang tidak panik? Bisa jadi anak Anda mengalami sleep terror. Banyak orang menyamakan sleep terror dengan mimpi buruk. Padahal, dua hal ini berbeda.

Apa Itu Sleep Terror?

Sleep terror atau teror tidur dapat membangunkan siapa pun yang mengalaminya. Anak-anak paling sering mengalami hal ini.

Anda yang mengalaminya akan mendapatkan kualitas tidur lebih buruk. Orang yang mengalami sleep terror mungkin tidak cukup tidur.

Ini bisa membuat mereka yang mengalami akan beraktivitas dengan buruk pada siang hari. Perubahan pola tidur akibat sleep terror dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, perbedaan utama dari sleep terror dengan mimpi buruk adalah orang yang mengalaminya akan lupa dengan apa yang dialami.

"Sleep terror ini beda dengan mimpi buruk. Kalau sleep terror itu mimpinya seram, cuma bedanya pada saat bangun tidak ingat apa-apa atau ingat tapi cuma potongan-potongan. Kalau mimpi buruk, biasanya terekam jelas rasa mencekamnya, rasa takutnya masih ada dan masih menempel," ujar Ikhsan saat dihubungi KlikDokter.

"Biasanya yang mengalami sleep terror adalah anak-anak usia 3-12 tahun, walaupun ada juga orang dewasa yang mengalaminya. Tapi, umumnya anak 3-12 tahun," lanjutnya.

Jelas disebutkan Ikhsan, anak-anak atau orang dewasa yang mengalami hal ini akan mengalami gangguan tidur. Hanya saja, penanganan untuk gangguan ini tidak terlalu serius.

"Kalau sering mengalami sleep terror, ini salah satu gangguan tidur juga akhirnya. Cuma biasanya penanganannya tidak sampai seserius itu. Walaupun kalau mengalaminya sering, itu memang butuh terapi," katanya.

Penyebab Sleep Terror Terjadi pada Anak

Sleep terror diklasifikasikan sebagai parasomnia, yaitu perilaku atau pengalaman yang tidak diinginkan selama tidur.

Berbagai faktor dapat menyebabkan teror tidur, seperti:

  • Kurang tidur dan sangat lelah.
  • Stres.
  • Gangguan tidur atau jadwal tidur.
  • Demam.

Menurut Ikhsan, bisa jadi anak mengalami itu dalam keadaan stres, menonton film horor, atau sedang mencemaskan suatu hal.

"Bisa juga anak mengalami kelelahan berat sebelum tidur atau kurang tidur.  Penyebab-penyebab di atas bisa menyebabkan sleep terror," tutur Ikhsan.

Sleep terror kadang-kadang juga dapat dipicu oleh kondisi mendasar yang mengganggu tidur, seperti:

  • Gangguan pernapasan saat tidur (kumpulan gangguan yang mencakup pola pernapasan abnormal selama tidur, yang paling umum adalah sleep apnea obstruktif).
  • Sindrom kaki gelisah.
  • Obat-obat tertentu.
  • Gangguan mood, seperti depresi dan kecemasan.
  • Pada orang dewasa, penggunaan alkohol.

Beda Sleep Terror dan Mimpi Buruk

Sudah disebutkan di atas, sleep terror berbeda dengan mimpi buruk pada umumnya. Anda mungkin mengalami kesulitan membangunkan anak selama episode teror malam.

Tanda dan gejala sleep terror:

  • Detak jantung yang cepat.
  • Napas cepat.
  • Berkeringat.
  • Pupil terdilatasi.

Selama episode teror malam, seorang anak mungkin akan:

  • Duduk di tempat tidur.
  • Mengayun-ayun di tempat tidur.
  • Berteriak.
  • Terlihat bangun tapi bingung.
  • Ia seperti tidak tahu ada orang tua di sana.
  • Tidak bicara.
  • Tidak merespons ketika orang tua menghiburnya.

Sebagian besar dari kejadian ini hanya berlangsung beberapa menit. Tetapi, mungkin perlu hingga 30 menit sebelum anak relaks dan kembali tidur.

Artikel Lainnya: Waktu Tidur Ideal untuk Anak

Cara Mengatasi Sleep Terror

Menurut Ikhsan, orang tua bisa ambil peran besar dalam mengatasi sleep terror pada anak. Sleep terror sampai saat ini tidak butuh obat kalau dalam tahap ringan.

Ketika anak mengalami sleep terror, Anda bisa bantu tenangkan. Tidak masalah kalau menemani tidur setelah anak mengalami hal itu.

"Tidak butuh obat kalau belum taraf parah. Akan tetapi, kalau sudah masuk fase parah, baru itu diterapi. Kalau anak mengalami itu, yang sebenarnya bisa dilakukan adalah menenangkan anak. Misalnya anak bangun, nih, langsung temani pada malam itu.

Nanti ditanya, apa yang membuatnya takut, perasaannya bagaimana. Itu sebagai bentuk validasi perasaannya," jelas Ikhsan.

"Lalu, sebisa mungkin sebelum tidur, biasakan kegiatan yang bisa membuat anak jadi lebih tenang, misalnya baca buku cerita atau ajarkan berdoa. Pokoknya kegiatan rutin yang bisa bikin dia tenang, sehingga sebelum tidur anak dalam kondisi relaks," sambung psikolog klinis muda tersebut.

Salah satu yang menjadi perhatian orang tua adalah sleep terror kebanyakan karena kurang tidur. Dengan begitu, perhatikan kualitas tidur anak dan biasakan tidur di jam yang sama.

"Sudah disebutkan sebelumnya, anak bisa mengalami sleep terror karena kurang tidur. Nah, sebisa mungkin mulai biasakan jam tidur yang pasti, supaya jam tidurnya teratur dan mendapatkan kualitas tidur. Pasalnya, kalau jam tidur tidak beraturan, anak jadi gelisah. Pas tidur jadinya mimpi buruk," pungkasnya.

Sleep terror merupakan “teror” nyata bagi anak-anak terkait masalah tidurnya. Jangan sampai hal ini luput dari perhatian Anda, ya.

Bila ingin berkonsultasi seputar kesehatan anak dengan dokter lebih mudah, pakai fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

Gangguan Tidur

Konsultasi Dokter Terkait