Berita Kesehatan

Diduga Gunakan Dumolid, Roy Kiyoshi Ditangkap Karena Kasus Narkoba!

Krisna Octavianus Dwiputra, 08 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Artis sekaligus peramal, Roy Kiyoshi, ditangkap polisi terkait kasus narkoba. Belakangan diketahui ia menggunakan dumolid dan benzo.

Diduga Gunakan Dumolid, Roy Kiyoshi Ditangkap Karena Kasus Narkoba!

Kabar tak sedap datang dari dunia entertainment di Indonesia. Peramal sekaligus entertainer Roy Kiyoshi, diduga ditangkap karena kasus narkoba. Kabarnya, artis yang kerap identik dengan kontroversi ini, ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Metro, Jakarta Selatan, akibat penyalahgunaan obat dumolid. Hal itu pun dibenarkan oleh Kapolres Jaksel, Budi Sartono.

Kronologis Penangkapan Roy Kiyoshi

Penangkapan Roy Kiyoshi pada hari Jumat (8/5) ini, rencananya akan diumumkan oleh pihak kepolisian. Sebelumnya, beredar foto di kalangan wartawan saat Roy Kiyoshi ditangkap petugas polisi yang memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.

Sementara saat ditangkap, pria yang memiliki nama asli Roy Kurniawan itu tampak mengenakan kaos berwarna putih. Ia pun kemudian menjalankan pemeriksaan dari yang berwajib

Roy Kiyoshi sendiri terbukti telah mengonsumsi obat psikotropika jenis benzodiasepines

(benzo). Hal ini dilihat dari hasil pemeriksaan urine yang dilakukan Polres Metro Jakarta Selatan.

Dilansir dari CNN Indonesia, Roy ditangkap di kediamannya yang berlokasi di Cengkareng Indah, Jakarta Barat pada Rabu (6/5) pukul 07.00 WIB.

Menurut Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Vivick Tjangkung, pihak kepolisian menemukan 21 butir obat-obatan ketika proses penangkapan tersebut berlangsung.

Saat ini, Roy Kiyoshi masih dalam pemeriksaan. Pihak kepolisian juga belum memastikan asal obat-obatan milik peramal ternama tersebut.

Roy Kiyoshi Pakai Obat Dumolid Karena Insomnia

Penangkapan ini menjadi ironi tersendiri bagi pria yang mengklaim dirinya sebagai indigo. Sebab, pada awal tahun ini, Roy Kiyoshi pernah meramalkan bahwa ada banyak artis yang akan tertangkap polisi karena kasus narkoba.

Menurut pengacara Roy Kiyoshi, Henry Indraguna, kliennya mengonsumsi obat dumolid karena mengalami insomnia.

"Ada dua obat tidur, yang satu dumolid itu obat lama yang sudah tidak dipakai lagi dan ada satu obat tidur lagi saya kurang jelas apa namanya," kata Henry Indraguna seperti dikutip dari detikcom.

Menurut dr. Devia Irine Putri, dumolid memang termasuk obat untuk insomnia. Tetapi, biasanya insomnia yang disertai dengan gangguan depresi atau cemas.

"Iya betul. Dumolid termasuk golongan obat benzodiazepines atau benzo, obat untuk insomnia, kejang, gangguan depresi, atau cemas," ungkap dr. Devia saat dihubungi KlikDokter.

Artikel Lainnya: Ini Dia Bahaya Pakai Narkoba untuk Mengatasi Insomnia

Apa Dumolid Bisa Membuat Penggunanya Kecanduan?

Lalu, kalau untuk membantu mengatasi insomnia, mengapa dumolid masuk dalam golongan psikotropika?

Begini, dumolid termasuk dalam golongan obat keras. Sehingga, ketika digunakan tanpa resep dokter, ini justru akan masuk dalam penyalahgunaan obat-obatan.

Polisi memasukkan dumolid sebagai psikotropika, dan penggunanya akan diproses hukum apabila tidak bisa menunjukkan resep dokter. Maka, jika mengonsumsi dumolid tanpa surat dokter, itu berarti melanggar UU Psikotropika.

Dokter Devia Irine juga menjelaskan, bahwa pemakaian dumolid harus di bawah pengawasan dokter.

Sebab, semua jenis psikotropika, termasuk dumolid, memang bisa membuat kecanduan. Nah, ini yang harus dihindari supaya tidak terjadi penyalahgunaan obat-obatan.

"Bisa (menyebabkan kecanduan), oleh karena itu penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter dan kalau terlalu sering digunakan biasanya sudah tidak mempan dengan dosis kecil, jadi lama-lama bisa dosis besar," kata dr. Devia.

Artikel Lainnya: Mengapa Narkoba Bisa Bikin Kecanduan?

Batasan Pemakaian Dumolid yang Wajar

Sampai saat ini, pemakaian dumolid harus berada di bawah pengawasan dan takaran dosis dari dokter. Menurut dr. Devia, batasan mengonsumsi dumolid per hari adalah 5 mg atau 1 tablet, tapi bisa dinaikkan jadi 10 mg tergantung keadaan pasiennya.

"Terkait berapa lamanya, belum ada batasannya kalau di literatur, biasanya diberikan jangka pendek sekitar 1-2 minggu," kata dr. Devia Irine. Ingat, ini semua hanya diresepkan tergantung kondisi masing-masing orang, ya. Jadi, tidak bisa asal dikonsumsi sendiri, harus dianjurkan dokter.

Bagaimana kalau dumolid dikonsumsi berlebihan? Perlu diketahui, segala jenis obat yang bekerja memengaruhi otak akan secara tidak langsung berdampak pada kesehatan berbagai organ tubuh. Ini karena otak adalah pusat kendali berbagai fungsi tubuh.

Oleh karena itu, penggunaan dumolid di luar pengawasan dokter dapat memberikan berbagai efek samping mengerikan dan merugikan.

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati, efek samping pemakaian dumolid di antaranya:

  • Nyeri kepala.
  • Penglihatan ganda.
  • Gangguan koordinasi tubuh.
  • Kejang-kejang.
  • Penurunan kesadaran.
  • Kematian.

"Bila dikonsumsi ibu hamil, obat ini juga dapat menyebabkan cacat permanen pada janin yang ada di dalam kandungan. Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, pemerintah memberikan regulasi tegas penggunaan dumolid hanya pada kasus tertentu dan harus dengan resep dokter," kata dr. Dyan Mega.

Penangkapan Roy Kiyoshi karena narkoba menjadi kasus kesekian kalinya artis ditangkap karena penyalahgunaan obat-obatan terlarang pada awal 2020 ini. Di sisi lain, kita juga menjadi tahu bahwa penggunaan dumolid tidak boleh sembarangan.

Apabila ingin mengonsumsi obat-obatan, atau mengalami masalah pada insomnia, ada baiknya Anda konsultasikan ke dokter. Nantinya dokter akan memeriksa kondisi Anda dan memberikan pengobatan yang tepat. Untuk lebih praktisnya, Anda bisa konsultasi online lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

NarkobaRoy Kiyoshi

Konsultasi Dokter Terkait