Kanker

Pertama di Indonesia, Ajudan Wagub Sumut Kembali Positif COVID-19!

Ayu Maharani, 06 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sempat terjadi di luar negeri, kasus reinfeksi virus corona akhirnya terjadi di Indonesia! Pasien ialah ajudan wagub Sumatera Utara. Berikut selengkapnya.

Pertama di Indonesia, Ajudan Wagub Sumut Kembali Positif COVID-19!

Hingga Rabu pagi (6/5), kasus positif virus corona di Indonesia mencapai lebih dari 12.000 dengan angka kesembuhan lebih dari 2.000.

Di tengah meningkatnya jumlah orang yang berhasil pulih, ternyata ada yang kembali positif setelah sempat dinyatakan sembuh.

Ia adalah Ori Kurniawan, seorang Ajudan Wakil Gubernur Sumatera Utara. Sebelumnya, Ori telah dinyatakan sembuh dan boleh pulang ke rumah setelah mendapat perawatan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik.

Kronologi Ajudan Gubernur Sumut Kembali Positif Corona

Ori terinfeksi virus corona untuk pertama kalinya setelah bepergian ke Jakarta selama tiga hari. Sesampainya di Medan, ia merasa tidak enak badan. Dirinya juga tidak selera makan, demam, batuk, dan merasakan gatal pada tenggorokannya.

Karena gejalanya mirip COVID-19, wagub Sumut menyarankan Ori untuk tes. Benar saja, ia positif terinfeksi virus corona.

Ori lalu dijemput ambulans RSUP Haji Adam Malik dan dibawa ke ruang isolasi. Ia diisolasi sejak 25 Maret 2020.

Saat mendapat surat kedua hasil laboratorium dari Kemenkes RI melalui swab dan dinyatakan negatif pada 6 April lalu, Ori mengaku sangat senang.

Ori menjadi orang kedua yang sembuh di Sumatera Utara. Sejak itu, ia belum bekerja kembali di Kantor Gubernur Sumut.

Meski belum bekerja lagi, Ori ternyata sempat kembali ke kampung halamannya, yakni di Bireun, Provinsi Aceh.

Namun, kondisinya kembali drop. Kini, Ori kembali diisolasi di rumah sakit rujukan COVID-19 Provinsi Sumut, RS Martha Friska Multatuli (4/5).

Mengapa Bisa Kena Infeksi Virus Corona Lagi?

Sementara itu, Jubir Gugus Tugas COVID-19 Sumut, Aris Yudhariansyah menyatakan, ada dua penyebab kenapa orang bisa kembali positif terinfeksi. Pertama adalah terinfeksi ulang atau reinfeksi, dan kedua reaktivasi.

Menanggapi hal tersebut, dr. Devia Irine Putri menjelaskan kepada KlikDokter. Menurutnya, kasus yang dialami Ori ini lebih mengarah ke reinfeksi ketimbang reaktivasi.

“Karena setahu saya, virus corona itu kalau sudah dinyatakan negatif, ya, memang hilang di tubuh. Tapi, kemungkinan untuk terinfeksi lagi tetap ada, apalagi kalau daya tahan tubuh lemah,” jelas dr. Devia.

“Konsepnya mirip sakit flu. Meski kita sudah sembuh, kita berpotensi tertular lagi kalau tak menjaga daya tahan tubuh dan pola hidup,” sambungnya.

Berbeda dengan reaktivasi, itu berarti virus masih ada di dalam tubuh, berdiam diri (fase laten), dan akan aktif kembali sewaktu-waktu.

“Virus yang punya kemampuan seperti ini biasanya adalah virus varicella zoster,” tambahnya.

Dengan demikian, orang yang sudah pernah sembuh memang berpotensi untuk terinfeksi kembali. Khususnya bagi orang-orang yang imunitasnya kurang baik serta pola hidupnya kurang sehat dan kurang bersih.

Kecuali, sudah ada vaksin yang benar-benar bisa menangkal COVID-19. Kalau vaksin tersebut sudah tercipta, risiko untuk mengalami reinfeksi virus corona akan sangat kecil dalam rentang waktu tertentu.

Artikel Lainnya: Sudah Sembuh tapi Terinfeksi Virus Corona Lagi, Bagaimana Efeknya?

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Reinfeksi?

Selama vaksin virus corona belum ditemukan, dr. Devia menyarankan agar semua pasien yang telah sembuh untuk tetap isolasi mandiri di rumah selama dua minggu.

“Tujuannya juga supaya tubuh punya waktu lebih untuk benar-benar pulih. Jangan langsung kecapekan, tetap lakukan pola hidup sehat dan bersih supaya daya tahan tubuh terjaga,” tuturnya.

Di tengah pandemi seperti ini, kita memang dilarang untuk bepergian jauh, terutama pulang ke kampung halaman (mudik). Makin sering berkontak dengan banyak orang, maka makin besar pula untuk mengalami infeksi lagi. Jadi, tetaplah di rumah!

Biasanya, orang punya kecenderungan untuk mengendurkan pola hidup sehat dan bersih setelah sembuh. Padahal, ada konsekuensinya di balik itu semua, yakni sakit lagi.

 

Orang yang Terinfeksi Lagi Tetap Bisa Menulari

Menurut dr. Devia, saat mengalami reinfeksi virus corona, orang tersebut tetap bisa menularkannya kepada orang lain. Kemampuan menularkannya sama kuatnya dengan sebelumnya, tidak lebih lemah atau lebih ganas.

Kasus terinfeksi virus corona untuk kedua kalinya bisa kita jadikan pelajaran bersama. Diingat saja bahwa konsepnya mirip flu.

Kita berpotensi mengalami reinfeksi virus corona bila berkontak dengan orang yang positif (dengan gejala atau tanpa gejala) secara intens.

Lalu, kita juga bisa terinfeksi kalau daya tahan tubuh lemah akibat pola hidup yang kurang bersih dan sehat.

Untuk memenuhi kebutuhan periksa gejala, KlikDokter bekerja sama dengan Kemenkes RI dan BNPB meluncurkan layanan cek risiko virus corona online.

Anda juga bisa pakai fitur LiveChat 24 jam untuk konsultasi seputar COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya. Tak lupa, ikuti terus info kesehatan terbaru dari aplikasi KlikDokter, ya!

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait