HomeInfo SehatBerita KesehatanKetahui dan Atasi Bahaya Dehidrasi Saat Berpuasa Di Tengah Pandemi COVID-19
Berita Kesehatan

Ketahui dan Atasi Bahaya Dehidrasi Saat Berpuasa Di Tengah Pandemi COVID-19

Tim Redaksi KlikDokter, 06 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Dehidrasi rentan terjadi saat berpuasa karena Anda tidak makan dan minum selama berjam-jam. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi?

Ketahui dan Atasi Bahaya Dehidrasi Saat Berpuasa Di Tengah Pandemi COVID-19

Selama bulan Ramadhan, Anda berpuasa makan dan minum selama kurang lebih 14 jam. Terdapat risiko dehidrasi jika Anda tidak cukup minum saat berpuasa, dan tentunya dehidrasi dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dibiarkan.

Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi saat berpuasa?

Risiko Dehidrasi Saat Berpuasa

Sebagian besar tubuh kita terdiri atas air, yaitu 60–70 persen. Tubuh membutuhkan air untuk menjalankan fungsinya dengan baik.

Dehidrasi terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini dapat dialami saat Anda sedang sakit (muntah atau diare), beraktivitas berat, ataupun berpuasa. Akibatnya Anda akan merasa haus, sulit berkonsentrasi, pusing, lemas dan daya tahan tubuh menurun.

Kebutuhan cairan saat puasa sama seperti saat tidak berpuasa, jika aktivitas Anda tidak berubah. Pada umumnya, kebutuhan cairan per hari untuk orang dewasa adalah 2 liter atau setara dengan 8–10 gelas per hari.

Air Kelapa Asli, Salah Satu Cara Atasi Dehidrasi

Tubuh tentu akan merasa lelah setelah beraktivitas sepanjang hari, terlebih ketika sedang berpuasa. Mengonsumsi air kelapa saat berbuka dipercaya sangat baik untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, karena kandungan elektrolit di dalamnya dapat menghidrasi tubuh secara alami.

Air kelapa asli mampu mengembalikan cairan tubuh yang hilang saat berpuasa secara cepat, karena komposisi di dalamnya serupa dengan cairan tubuh manusia.

Air kelapa memiliki kandungan elektrolit, seperti sodium, magnesium, potasium, dan kalsium, yang lebih tinggi dibanding air putih biasa. Kandungan potasium dalam air kelapa empat kali lebih tinggi daripada empat buah pisang, yang memang mengandung kadar potasium tinggi.

Sebuah studi yang diterbitkan di Medicine & Science in Sport & Exercise menyebutkan bahwa air kelapa asli dapat mengembalikan cairan tubuh lebih baik daripada minuman olahraga. Hal ini karena air kelapa asli mengandung 61 mg kalium dan 1,3 gram gula alami di setiap 200 ml yang Anda konsumsi, sehingga dapat mengatasi dehidrasi dengan lebih baik.

Melimpahnya nutrisi yang terkandung dalam air kelapa juga sangat baik untuk metabolisme tubuh orang yang sedang berpuasa. Sebab air kelapa juga mengandung lauric acid, karbohidrat, vitamin B kompleks, vitamin C, asam folat, riboflavin, dan lainnya yang bersifat antivirus dan antibakteri serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Di saat pandemik ini dan juga diberlakukannya PSBB, sangat sulit dan berisiko untuk mencari air kelapa asli dalam bentuk batok kelapa. Untungnya, saat ini sudah ada air kelapa asli dalam kemasan, Hydro Coco, yang praktis serta higienis.

Hydro Coco terbuat dari air kelapa asli yang dikemas dengan teknologi UHT dan aseptic, sehingga kandungan nutrisinya tetap terjaga dan tentunya bisa diminum kapan saja dan di mana saja.

Hydro Coco dibuat tanpa pengawet, tanpa pewarna, dan tanpa pemanis buatan. Selain untuk menghidrasi tubuh, air kelapa asli Hydro Coco juga bagus untuk menetralkan asam lambung sehingga Anda tak perlu khawatir dalam mengonsumsi minuman sehat ini.

Selain itu, untuk mencegah dehidrasi, Anda dapat menyiasatinya dengan mengonsumsi buah atau jus yang mengandung air dan menu makanan kuah seperti soto atau bakso. Hindari mengonsumsi kopi, teh, dan soda yang mengandung kafein. Kafein justru dapat membuat Anda kehilangan cairan tubuh.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar air kelapa atau tips sehat saat berpuasa, tanya langsung pada ahlinya melalui fitur Live Chat yang tersedia di aplikasi KlikDokter. Gratis!

[RS]

AdvertorialBuka PuasaRamadhanpuasaAir KelapaDehidrasi

Konsultasi Dokter Terkait