Covid-19

Aksi Perayaan Kelulusan SMA Saat Pandemi Virus Corona Dinilai Tak Sensitif

Ayu Maharani, 04 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dalam rangka pengumuman kelulusan SMA tahun 2020, murid SMA melakukan perayaan kelulusan. Padahal, pandemi virus corona masih berlangsung.

Aksi Perayaan Kelulusan SMA Saat Pandemi Virus Corona Dinilai Tak Sensitif

Kasus positif virus corona di Indonesia kini sudah melampaui 11 ribu kasus. Karena terus meningkatnya penularan, murid-murid pun dibebaskan dari kegiatan belajar di sekolah, termasuk Ujian Nasional.

Pengumuman kelulusan siswa SMA/SMK/SLB sederajat tahun ajaran 2020/2021 diumumkan pada hari Sabtu (2/5).

Pengecekannya pun bisa dilihat secara online, sehingga murid-murid tak perlu datang ke sekolah dan menyelenggarakan perayaan yang menciptakan kerumunan.

Sayangnya, sebagian murid mengabaikan imbauan physical distancing dan tetap berada di rumah. Masih ada beberapa murid yang melakukan tradisi coret-coret seragam merayakan kelulusan sambil kumpul-kumpul.

Video Perayaan Kelulusan Milik Seorang Siswi Jadi Viral!

Di Pekanbaru, Riau, aksi segerombolan siswa-siswi SMA merayakan kelulusan dengan cara tak senonoh beredar di media sosial.

Dalam beberapa video, mereka terlihat berjoget, mencoret pakaian, bahkan ada yang menggambar alat kelamin pria di bagian belakang rok abu-abunya. Mereka merupakan murid salah satu SMA negeri di Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu.

Aksi tersebut mendapat tanggapan negatif dari warganet. Pasalnya, para remaja itu seharusnya sadar bahwa di tengah pandemi virus corona, mereka tidak membuat kerumunan hanya untuk melakukan perayaan kelulusan seperti itu. Makin banyak orang berkumpul, makin tinggi pula risiko penyebaran COVID-19.

Di platform media sosial Twitter pada hari ini (4/5), setidaknya lebih dari 11 ribu netizen yang berkicau dengan tagar anak SMA.

Tahu dirinya viral, siswi yang mengunggah video corat-coret itu beserta rekan-rekannya meminta maaf. Mereka mengunggah video dengan berhijab.

Dalam pengakuannya, siswi ini dan teman-temannya sadar telah melakukan kesalahan. Siswi itu menyebut apa yang dilakukannya tidak dibenarkan sekolah.

"Kami minta maaf kepada sekolah, dinas pendidikan, orang yang dirugikan, dan kepada netizen," katanya.

Perayaan Kelulusan dengan Konvoi Hingga Coret-coret Tugu juga Dilakukan

Tak hanya di Pekanbaru, dilansir dari Kumparan, Kapolres Tanjungpinang, AKBP Muhammad Iqbal mengamankan sedikitnya 11 orang siswa dari SMA dan SMK yang ada di Kota Tanjungpinang.

Dua siswa di antaranya bahkan melakukan aksi coret-coret pada sejumlah fasilitas umum dan Tugu Motivasi Pemuda yang terletak di pertigaan Jl. Wiratno - Jl. Soekarno Hatta Tanjungpinang.

Para siswa tersebut akhirnya didata dan diberikan pengertian. Kemudian, pihak kepolisian memanggil orang tua atau wali untuk menandatangani surat pernyataan penilangan kendaraan.

Sementara itu, dua orang siswa yang melakukan aksi corat-coret fasilitas umum dan Tugu Motivasi Pemuda diberi tindakan khusus. Mereka diberi sanksi dengan melakukan pembersihan dan pengecatan kembali objek yang mereka rusak.

 

Mengapa Perayaan Kelulusan SMA Harus dengan Perilaku Begitu?

Menanggapi cara siswa-siswa SMA yang berkumpul dan melakukan tindakan corat-coret dengan dalih perayaan kelulusan, begini penjelasan psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, kepada KlikDokter.

Corat-coret seragam sebenarnya memang sudah jadi kebiasaan turun-temurun. Tindakan tersebut merupakan ekspresi untuk menunjukkan bahwa mereka telah terbebas dari sesuatu.

“Tapi, mengingat bahwa yang digambar juga tidak senonoh dan sampai merusak fasilitas umum, ini berkaitan dengan moral mereka,” kata Ikhsan.

“Ekspresinya jadi nggak bermakna, malah jadi vandalisme. Ini terlihat sekali kondisi mental mereka seperti apa. Bukan cuma masalah norma, tapi mereka sama sekali juga nggak aware dengan kondisi sekarang (pandemi virus corona),” tambahnya.

Dan kembali lagi, jika pertanyaannya kenapa perayaan kelulusan harus dilakukan dengan corat-coret, jawabannya adalah memang sudah menjadi kebiasaan dari dulu. Ini merupakan ekspresi kebebasan.

Baik gambar maupun tulisan merupakan simbol ekspresi diri. Dan itu bisa berdampak buruk jika dilakukan tidak sesuai konteks. Contohnya, menggambar alat kelamin dan menciptakan kerumunan di tengah wabah virus corona.

Seperti yang sudah diketahui bersama, warga diimbau untuk melakukan physical distancing dan menggunakan masker saat berada di luar rumah.

Dengan berada di kerumunan, risiko untuk terjangkit virus corona strain baru, SARS-CoV-2, penyebab COVID-19 pun makin besar, apalagi tanpa alat pelindung seperti masker.

Tak ada yang tahu juga, kan, bahwa mungkin ada seseorang di kerumunan yang merupakan orang tanpa gejala (OJG)? Karena sebelum menunjukkan gejala, virus melakukan inkubasi. Di masa itulah penularan bisa terjadi meski gejala belum muncul.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Sedang Pandemi, Perayaan Kelulusan Bisa Dilakukan dengan Cara Ini

Tradisi corat-coret seragam mungkin susah untuk benar-benar dihilangkan. Daripada kumpul-kumpul, murid SMA yang baru lulus dapat melakukan aksi corat-coret online.

Dengan meramaikan tagar #LulusJalurCorona di Twitter, mereka mengunggah bukti kelulusan mereka beserta seragam yang telah dicorat-coret.

Bahkan, murid SMAN 1 Payung, Bangka, justru melakukan perayaan kelulusan dengan cara membagikan sembako dan uang tunai kepada warga yang membutuhkan di Kecamatan Payung.

Selain itu, Ikhsan juga berpendapat, kreativitas yang digabungkan dengan kecanggihan teknologi juga bisa menginspirasi murid-murid untuk melakukan challenge di media sosial mereka.

“Banyak, tuh, yang ada di Instagram dan TikTok. Challenge yang dilakukan secara bergantian (maraton) sama teman-teman sekolah. Jadi, lebih seru konten kelulusannya. Bisa juga meng-edit video atau foto lucu dari awal masuk SMA sampai lulus, malah jadi memori, kan?” pungkas Ikhsan.

Mengekspresikan rasa bahagia setelah melihat pengumuman kelulusan SMA tahun 2020 merupakan hal wajar.

Namun, sesuaikanlah dengan norma yang berlaku serta konteksnya. Ketimbang merusak fasilitas dan kumpul-kumpul tanpa jaga jarak dan mengenakan alat pelindung diri seperti masker, lebih baik lakukan hal lain yang positif dan kreatif.

Bila Anda khawatir terjangkit COVID-19, Anda bisa cek risiko secara online lewat tautan ini, yang merupakan hasil kerja sama antara KlikDokter, Kemenkes RI, dan BNPB.

Bila ingin berkonsultasi seputar virus corona atau gangguan kesehatan lainnya, baik fisik maupun psikis, ada fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter yang bisa Anda manfaatkan 24 jam sehari!

(RN/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait