Covid-19

Waspada! Perokok Pasif Juga Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona

Krisna Octavianus Dwiputra, 01 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seperti halnya pada perokok aktif, perokok pasif disebut-sebut juga lebih berisiko terinfeksi virus corona. Bagaimana kebenarannya? Simak penjelasannya.

Waspada! Perokok Pasif Juga Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona

Rokok dan paparan asapnya sudah lama diketahui dapat merusak kesehatan tubuh. Perokok diketahui termasuk kelompok yang paling rentan terinfeksi virus corona. Bahkan, risikonya pada perokok pasif pun disebut-sebut serupa.

Dilansir dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), perokok lebih rentan terhadap COVID-19 yang diakibatkan oleh virus corona strain SARS-CoV-2. Ini karena saat merokok, jari (dan mungkin rokok yang terkontaminasi) berkontak dengan bibir, sehingga meningkatkan kemungkinan transmisi virus dari tangan ke mulut.

Selain itu, perokok juga mungkin sudah memiliki penyakit paru-paru atau kapasitas paru yang berkurang, memiliki risiko penyakit serius yang dapat mengarah pada kematian apabila terpapar virus corona ini.

Produk rokok lain seperti pipa pada alat shisha, yang penggunaannya sering bergantian (misalnya bagian mouthpiece dan selang), mengakibatkan perpindahan virus COVID-19 lebih cepat terjadi ke orang lain dan juga sekelompok orang yang memakai alat shisha tersebut dari waktu ke waktu. Apalagi bila orang tersebut jarang mencuci tangan, maka risikonya akan semakin besar.

Kondisi seperti pneumonia, mengakibatkan meningkatnya kebutuhan oksigen pada paru-paru atau mengalami penurunan fungsi paru, akan membuat pasien berisiko lebih tinggi mengalami kondisi paru-paru serius dan rentan terjangkit virus corona.

Tinggal dengan Perokok Aktif Bikin Perokok Pasif Tak Aman dari COVID-19

Ada fakta yang menunjukkan bahwa perokok pasif juga sama rentannya terhadap virus corona, sama halnya dengan perokok aktif. Apalagi jika Anda yang tidak merokok tinggal serumah dengan orang yang merokok. Mengapa demikian?

Reseptor yang mengikat virus corona, atau ACE2, tak hanya ditemukan pada perokok aktif, tapi juga perokok pasif. Risiko tertular SARS-CoV-2 bagi perokok aktif maupun pasif sama-sama tinggi, terutama jika tinggal bersama.

Disebutkan bahwa paparan rokok maupun asap rokok dapat mengganggu sistem imunitas saluran napas dan paru. Dampak rokok dan asapnya pada perokok aktif dan pasif sama-sama berbahaya jika dikaitkan dengan risiko COVID-19.

Kepada KlikDokter, dr. Devia Irine Putri juga mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, menghirup asap rokok secara tak disengaja bisa meningkatkan risiko terkena gangguan pada paru.

"Sama halnya dengan perokok aktif, perokok pasif juga berisiko kena virus corona. Ini karena menghirup asap rokok juga bisa meningkatkan risiko terkena gangguan pada paru. Kalau organ tersebut bermasalah, seseorang pun jadi rentan terinfeksi coronavirus,” kata dr. Devia.

Perokok Aktif Bisa Sebabkan Klaster Infeksi Virus Corona?

Dilansir dari laman Mainichi Shimbun, surat kabar Jepang, perokok aktif dikatakan bisa menciptakan klaster infeksi virus corona. Ini diungkapkan oleh Tetsuro Ishizawa, salah satu dokter dari Japan Society for Tobacco Control dan pimpinan Workers Clinic Ginza di Jepang.

Panel para ahli dari pemerintah Jepang menguraikan tiga kondisi yang meningkatkan risiko klaster infeksi, yaitu:

  • Ruangan tertutup atau memiliki sirkulasi udara yang buruk.
  • Interaksi satu orang dengan orang lainnya dalam jarak dekat.
  • Terdapat banyak orang dalam satu tempat dengan jarak kurang dari satu lengan.

Nah, ruangan khusus merokok memiliki tiga kondisi di atas.

Untuk mencegah bertambahnya kasus virus corona, sangat penting untuk klaster infeksi seperti itu dilarang beraktivitas. Di Jepang, banyak perusahaan dan pengelola gedung yang menutup fasilitas area merokoknya.

Aktivitas yang berkaitan dengan merokok itu sendiri juga berpotensi menimbulkan risiko infeksi.

”Seorang perokok akan mengangkat tangan ke mulutnya berulang-ulang, membuat virus penyakit yang mungkin ada di tangan berpindah lalu masuk ke tubuh lewat mulut atau hidung,” kata dr. Tetsuro.

”Seseorang juga akan melepaskan masker berulang kali setiap akan merokok, dan aktivitas seperti ditawari rokok oleh orang lain juga dapat meningkatkan penyebaran virus,” lanjutnya.

Lantas, bagaimana dengan risiko COVID-19 pada perokok pasif?

Kata dr. Tetsuro, aerosol dari napas orang-orang yang mengambang di udara dapat menularkan SARS-CoV-2.

”Lewat aerosol tersebut, virus dikatakan dapat bertahan pada status infektifnya (dapat menyebabkan infeksi) selama tiga jam. Karena produk tembakau yang dipanaskan menghasilkan aerosol dalam jumlah besar, semua orang harus berhati-hati pada paparan asap rokok,” dr. Tetsuro menjelaskan.

Perokok pasif juga dapat mengalami penurunan fungsi sistem imunitas tubuh dalam melawan infeksi saluran pernapasan, hal ini dapat menyebabkan tubuh memunculkan gejala-gejala yang lebih berat akibat paparan virus COVID-19.

Artikel Lainnya: Industri Rokok Terbesar Ikut Membuat Vaksin COVID-19

Lindungi Mereka yang Tidak Merokok dengan Segera Berhenti Merokok!

Bayangkan orang tua, pasangan, anak, atau orang lain yang Anda sayangi rentan terinfeksi COVID-19 dan nantinya mengembangkan gejala berat, hanya karena asap rokok yang Anda keluarkan. Anda tega? Maka dari itu, stop merokok sekarang juga!

Public Health England (PHE), lembaga eksekutif dari Departemen Kesehatan dan Kepedulian Sosial Inggris mengungkap, sebuah penelitian di Wuhan, Tiongkok, menemukan perokok yang terpapar virus corona akan menyebabkan masalah kesehatan lain yang lebih berat.

”Rokok tembakau diketahui merusak paru-paru dan saluran pernapasan yang menyebabkan berbagai masalah pernapasan. Berbagai buktii jelas menunjukkan bahwa virus COVID-19 menyerang sistem pernapasan dan memaparkan mengapa perokok berisiko lebih besar,” kata PHE.

PHE juga mengatakan perokok pasif juga dapat menempatkan orang lain di sekitarnya pada risiko yang berbahaya.

Jika Anda merokok, bukan diri Anda saja yang rentan terkena penyakit parah akibat virus SARS-CoV-2, tapi juga orang-orang di sekitar Anda yang terpapar asap rokok, termasuk anak-anak.

Maka dari itu, berhentilah merokok sekarang juga dan seterusnya, demi kesehatan orang-orang di sekeliling Anda. Bila sukses berhenti atau memang selama ini tidak merokok, jauhi paparan asapnya agar tidak menjadi perokok pasif.

Jika Anda khawatir terjangkit virus corona, Anda bisa cek risiko secara online di sini, yang merupakan hasil kerja sama antara KlikDokter, Kementerian Kesehatan RI, dan BNPB. Bila ingin konsultasi dengan dokter tentang bahaya perokok pasif, COVID-19, atau penyakit lainnya, manfaatkan layanan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(RN/AYU)

perokok pasifvirus coronaPerokokCovid-19

Konsultasi Dokter Terkait