Tips Parenting

Anak Juga Berhak Tahu Berita Buruk, Ini Cara Menyampaikannya!

Krisna Octavianus Dwiputra, 02 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak-anak ternyata perlu juga diberitahu kalau ada berita buruk. Tapi supaya anak tidak takut, mari ketahui cara menyampaikannya dengan benar.

Anak Juga Berhak Tahu Berita Buruk, Ini Cara Menyampaikannya!

Pada masa pandemi virus corona seperti sekarang ini, anak sangat mungkin mendapat kabar buruk, baik dari anggota keluarga maupun media. Nah, menariknya, orang tua harus tahu bagaimana sebenarnya cara menyampaikan berita buruk kepada anak. Pasalnya, anak juga berhak tahu informasi, meski buruk sekalipun.

Entah dalam masa pandemi virus corona seperti ini atau karena kondisi lainnya, berita buruk bisa saja didapat. Orang tua biasanya kerap tidak memberitahu anak mereka kalau ada berita buruk dengan alasan takut mereka terguncang.

Namun, anak tetap perlu tahu informasi. Cuma, memang cara menyampaikannya saja yang perlu diketahui secara benar.

Perlukah Anak Mendengar Berita Buruk?

Ya, orang tua memilih untuk menyembunyikan berita buruk biasanya agar anak tidak sedih. Tapi, apakah itu suatu yang benar untuk menyembunyikan kabar buruk dari anak?

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, anak sebenarnya perlu tahu informasi, walaupun itu kabar buruk. Tapi, sebagai orang tua Anda perlu memerhatikan cara yang benar. Paling mudah adalah tidak menunjukkan ekspresi berlebihan.

"Anak juga perlu dapat informasi. Sebenarnya, baik atau buruknya, itu adalah suatu informasi. Tapi, bagaimana caranya bisa menerima informasi tersebut, tidak sampai syok,"  ujar Ikhsan saat dihubungi KlikDokter.

"Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan adalah ketika orang tua mengabarkan berita buruk, orang tua tidak menunjukkan ekspresi secara berlebihan. Ini supaya anak tidak cemas berlebihan," lanjutnya.

Cara Memberitahu Berita Buruk pada Anak

Ini memang perlu teknik tersendiri. Sudah disebutkan di atas, ekspresi penting. Akan tetapi, ada cara lain yang bisa Anda lakukan supaya anak tidak jadi takut.

  1. Sampaikan Informasi Secara Berurutan

Ikhsan menjelaskan, orang tua perlu menyampaikannya secara terstruktur. Misalnya, ingin menceritakan kakek yang terkena virus corona. Jelaskan dari awal, kakek pergi ke mana, apa yang terjadi selama pergi, lalu jelaskan apa itu virus corona.

  1. Ingatkan, Setiap Berita Buruk Pasti Nanti Ada Kabar Baik

Jelaskan juga, dari berita buruk yang terjadi, pasti ada hikmah yang bisa diambil. Ini agar anak tidak berpikiran hal-hal yang buruk untuk ke depannya.

"Kemudian cara orang tuanya mesti terstruktur dari awal. Sampaikan juga bahwa dari suatu kabar buruk belum tentu dampaknya buruk. Bisa jadi segala sesuatunya akan membaik atau malah mendapatkan kebaikan dari suatu hal yang buruk itu," kata Ikhsan.

  1. Orang Tua Harus Jujur

Ikhsan menegaskan, Anda sebagai orang tua perlu menyampaikan informasi apa adanya kepada anak-anak.

Jangan dilebih-lebihkan, jangan juga dikurangi. Pasalnya, ketika Anda memberikan informasi yang dikurangi atau tidak diberitahukan secara detail, dapat dianggap anak sebagai perilaku orang tua yang tidak jujur.

  1. Sampaikan dengan Bahasa yang Baik

Paling penting, menurut Ikhsan, bahasa yang digunakan perlu dipikirkan. Perlu ketahui kata-kata yang dikeluarkan membuat anak-anak takut atau tidak. Jadi, sebelum menyampaikan kepada anak-anak, perlu dipertimbangkan juga pemilihan bahasa yang baik.

"Dalam menyampaikan informasi, ketahui juga kondisi yang baik dan tenang, serta tepat. Jangan kita lagi panik, nanti anak malah ikutan panik. Jujur saja, misalnya mau mengabarkan kakek  yang terkena virus corona, sampaikan juga bahwa Anda yakin kakek bisa sembuh. Anak jadi lebih tenang," tegas Ikhsan.

Artikel Lainnya: Apakah Anak yang Sedih Rentan Mengalami Emotional Eating?

Dampak Anak Ketika Mendengar Berita Buruk

Berita buruk akan berdampak buruk juga kalau cara menyampaikannya salah. Menurut Ikhsan, makanya diperlukan timing (pemilihan waktu), cara, dan pemilihan bahasa yang tepat saat menyampaikan kabar buruk pada anak.

Pasalnya, dampak dari berita buruk yang tidak disampaikan dengan benar cukup berbahaya bagi anak-anak. Itu bisa menjadi trauma mendalam bagi mereka  di masa depan.

"Dampaknya anak dapat berita buruk (misalnya karena penyampaiannya yang salah), anak pasti jadi cemas, jadi bingung mau merespons seperti apa. Bahkan, kalau berita itu benar-benar buruk bagi anak, itu bisa menjadi trauma bagi mereka ke depannya," katanya.

"Meskipun tidak pernah mengalami, mereka punya bayangan jelas yang terekam. Misalnya, yang menyampaikan berita buruk itu berlebihan ekspresinya, akhirnya anak bisa membayangkan dan muncul trauma," ungkap psikolog lulusan Universitas Tarumanegara ini.

Kalau Anak Jadi Takut, Apa yang Harus Dilakukan?

Hal utama yang harus orang tua lakukan adalah menenangkan anak. Anda sebagai orang tua juga harus menjelaskan apa itu rasa takut dan cemas. Sampaikan juga bahwa Anda akan selalu ada untuk menemani mereka semua.

Kunci lainnya yang perlu dilakukan adalah mengajak anak mengambil sisi positif dari kabar buruk yang menerpa. Sulit memang, tapi itu harus dilakukan agar anak tidak trauma.

"Kalau anak takut, orang tua harus tenangkan. Jelaskan bahwa itu rasa takut atau cemas, sampaikan juga orang tua akan selalu menemani. Usahakan orang tua untuk menemani. Sebisa mungkin ajak anak mengetahui bahwa dari hal buruk, ada hal positif yang bisa diambil," pungkas Ikhsan.

Berita buruk hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, termasuk anak-anak. Untuk Anda orang tua, kalau ada kabar buruk yang perlu disampaikan kepada anak, ingat langkah di atas. Jangan sampai anak menjadi trauma.

Apabila kesulitan dalam menyampaikan berita buruk, ingin mengetahui cara atau tips parenting sesuai kepada anak, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan psikolog. Untuk lebih praktisnya, konsultasi secara online lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

pola asuh

Konsultasi Dokter Terkait