HomeInfo SehatCovid-19Termasuk Kelompok Risiko Tinggi COVID-19, Masih Bolehkah Berpuasa?
Covid-19

Termasuk Kelompok Risiko Tinggi COVID-19, Masih Bolehkah Berpuasa?

Tamara Anastasia, 26 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ada kelompok risiko tinggi COVID-19 yang tidak wajib untuk puasa. Siapa saja?

Termasuk Kelompok Risiko Tinggi COVID-19, Masih Bolehkah Berpuasa?

Tidak pandang bulu, virus corona memang bisa menyerang siapa saja. Mulai dari anak-anak hingga lansia, semuanya berisiko terinfeksi. Memasuki bulan Ramadan, ada sekelompok orang yang berisiko terinfeksi COVID-19 dan disarankan untuk tidak berpuasa. Mengapa dan siapa saja itu?

Siapa Saja yang Masuk Kelompok Risiko Tinggi Virus Corona?

Meski hukumnya wajib bagi umat Muslim untuk berpuasa, tapi ada beberapa kondisi tertentu yang memang tidak membolehkan Anda untuk puasa. 

Salah satunya jika Anda masuk dalam kelompok yang berisiko tinggi terkena infeksi virus corona

Menanggapi hal tersebut, dr. Alvin Nursalim Sp.PD mengatakan pada KlikDokter, “Boleh atau tidak itu sebenarnya tergantung dengan kondisi kesehatan orang tersebut. Jika memang orang tersebut memiliki kesehatan yang stabil dan gejalanya sangat ringan, maka masih boleh berpuasa,” ujarnya. 

“Namun, jika orang itu memiliki gejala COVID-19 yang berat, misalnya ada sesak napas berat, lebih baik jangan ikut berpuasa dulu sampai kondisinya stabil,” tambah dr. Alvin. 

Tidak hanya itu, jika lansia juga memiliki kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk berpuasa, sebaiknya kegiatan bulan Ramadan ini tidak dilakukan dulu demi menjaga kesehatannya.

Ada pun beberapa kondisi lainnya yang buat seseorang tidak boleh melakukan puasa, misalnya seperti berikut ini. 

  • Orang yang memiliki masalah dengan sistem imun seperti HIV/AIDS dan pengidap kanker.
  • Ibu hamil yang memiliki beberapa komplikasi juga sebaiknya tidak berpuasa terlebih dahulu agar kondisi kesehatannya tidak semakin menurun.
  • Orang yang mengidap virus corona dengan gejala yang sangat berat juga sebaiknya tidak melakukan puasa –terutama jika orang itu memiliki penyakit komplikasi seperti diabetes, jantung, infeksi atau radang paru. 

“Kalau pasien sudah terkonfirmasi positif coronavirus namun tidak ada gejala sama sekali, tidak demam, tidak ada batuk, tidak ada infeksi paru, sebenarnya masih boleh berpuasa. Dengan catatan sudah diperiksa kondisinya oleh tim dokter,” ujar dr. Alvin. 

“Namun, jika pasien memiliki infeksi paru sedang ke berat, sebenarnya tidak dianjurkan untuk berpuasa. Jadi, pastikan Anda telah mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter, untuk memastikan kesiapan berpuasa,” tambahnya. 

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

Cara Kelompok Risiko Tinggi COVID-19 Tetap Berpuasa

Sebenarnya dr. Alvin tidak menyarankan kelompok risiko tinggi COVID-19 untuk berpuasa. Hal ini untuk mencegah Anda benar-benar tertular dan memiliki masalah kesehatan lainnya. 

Akan tetapi, jika ingin tetap berpuasa, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan mengetahui kondisi tubuh Anda sendiri. 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, meski sudah dinyatakan positif virus corona, Anda masih boleh berpuasa, dengan catatan tidak memiliki gejala apa pun dan atas rekomendasi dari dokter. Begitu juga dengan mereka yang memiliki risiko tinggi terkena positif coronavirus, ya.

Selanjutnya, tetap ikuti aturan puasa yang benar dan sehat, seperti sahur dengan makanan yang bergizi seperti karbohidrat serta berprotein tinggi. 

Lalu, berbukalah dengan makanan yang sehat, terutama dengan porsi yang secukupnya. Tidak lupa, hindari makan-makanan yang menyebabkan penyakit seperti makanan berlemak dan makanan berminyak.

“Tetap lakukan social distancing. Jangan pergi ke luar rumah untuk ngabuburit dan sebagainya. Terutama jika Anda adalah orang dengan risiko terinfeksi COVID-19,” tegas dr. Alvin. 

Artikel Lainnya: Daftar Rumah Sakit Rujukan Pasien COVID-19 di Seluruh Indonesia

Ketika Anda berpuasa, maka tubuh akan kekurangan cairan selama lebih dari 12 jam. Ini akan meningkatkan risiko dehidrasi dan komplikasi penyakit lainnya. 

Untuk itu, penting dianjurkan berbuka dengan minum air yang cukup untuk memenuhi kembali cairan tubuh yang hilang saat berpuasa. 

Cara agar kebutuhan cairan uh tetap terpenuhi saat puasa adalah dengan minum air cukup saat sahur dan berbuka. Mudahnya, dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka, dan dua gelas sebelum tidur.

Lalu yang terakhir, selalu jaga kebersihan diri Anda dan lingkungan sekitar rumah. Meski sedang berpuasa, Anda tetap wajib menjaga kebersihan diri. 

Cara yang paling mudah adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta mandi setidaknya dua kali sehari.

Jika ada keluhan gejala COVID-19 selama berpuasa, jangan ragu untuk melakukan Rapid Test terdekat dari rumah Anda. Semakin dini Anda melakukan tes, semakin cepat juga langkah yang bisa diambil dalam mengatasi gejala coronavirus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laman resminya mengatakan, siapa pun yang mengidap kondisi medis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker, disarankan untuk tidak menghadiri pertemuan apa pun selama bulan Ramadan. 

Orang dengan kondisi tersebut sangat disarankan untuk sangat menjaga kesehatan tubuh. Karena kelompok yang disebutkan tadi merupakan kelompok yang paling rentan terinfeksi virus corona.

KlikDokter juga telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menekan angka persebaran virus corona. 

Apabila mau tahu lebih lanjut seputar COVID-19 gunakan fitur LiveChat untuk konsultasi langsung dengan dokter. Sedangkan untuk membantu menentukan gejala, Anda bisa mencoba tes coronavirus online di sini

(OVI, AYU, RH)

virus coronapuasa

Konsultasi Dokter Terkait