Covid-19

Bantu Penanganan Corona, Confidence Peduli Donasikan 10.000 Popok Dewasa

Tamara Anastasia, 17 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Donasi terus mengalir demi membantu penanganan virus corona. Termasuk PT Softex Indonesia lewat brand Confidence, yang mendonasikan 10 ribu popok dewasa.

Bantu Penanganan Corona, Confidence Peduli Donasikan 10.000 Popok Dewasa

Kasus infeksi virus corona terus meningkat. Per Kamis (16/4), totalnya sudah 5.516, dengan 498 kematian dan 548 sembuh. Bantuan dari berbagai kalangan pun terus mengalir. Salah satunya dari PT Softex Indonesia lewat brand Confidence yang sumbangkan 10.000 popok dewasa.

Lewat “Gerakan Confidence Peduli Penanganan Corona di Indonesia”, popok dewasa tersebut diberikan kepada pasien lansia dan para tenaga medis di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.

Donasi 10.000 popok dewasa tersebut diberangkatkan dari Kantor Pusat PT Softex Indonesia di The Prominence Tower, Alam Sutera, Tangerang, pada 7 April 2020 lalu.

Sebanyak dua mobil boks mengangkut donasi yang terdiri dari 5.000 popok dewasa tipe celana dan 5.000 popok dewasa tipe perekat.

Popok dewasa tipe celana akan diberikan untuk para tenaga medis, sedangkan yang tipe perekat diberikan kepada pasien lansia.

Popok Dewasa untuk Kebutuhan APD

Lewat sebuah rilis, Brand Group Manager PT Softex Indonesia Amelia Christine mengatakan, 10.000 popok dewasa yang disumbangkan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian brand Confidence dalam mendukung penanganan wabah virus corona di Indonesia.

Tak hanya itu, donasi tersebut juga merupakan wujud solidaritas kemanusiaan kepada tenaga medis di barisan terdepan penyelamatan nyawa pasien.

Perlu diketahui, penggunaan APD baju hazmat (hazardous material) diwajibkan bagi tenaga medis yang terjun langsung menangani pasien positif virus corona, dan mesti mematuhi standar operasional yang berlaku. Bila sudah dilepas, maka baju hazmat tak bisa dipakai kembali.

Oleh karena itu, tenaga medis yang mengenakan baju hazmat harus bertahan dalam jangka waktu lama untuk tidak buang air kecil.

Ini tak bisa disepelekan. Pasalnya, sering menahan kencing dalam waktu yang cukup lama bisa jadi pemicu gangguan kesehatan, seperti infeksi saluran kemih dan kondisi inkontinensia urine.

“Dengan menggunakan popok dewasa ketika mengenakan baju hazmat, diharapkan bisa menjadi solusi sehingga dokter dan paramedis tidak perlu lagi menahan buang air kecil dalam waktu lama,” kata Christine.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Akibat Menahan Buang Air Kecil dalam Jangka Waktu Lama

Urgensi buang air kecil adalah suatu kebutuhan alami. Dalam sehari, seseorang bisa buang air kecil sebanyak 5-8 kali, dengan jumlah urine berkisar antara 500-2.000 ml.

Frekuensi dan jumlah tersebut tergantung pada seberapa banyak asupan cairan dalam sehari dan faktor lainnya seperti usia, kehamilan, jenis minuman yang dikonsumsi, penggunaan obat tertentu, dan ukuran kandung kemih.

Kebiasaan sering menahan kencing, apalagi dalam jangka waktu lama, dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit di bawah ini:

1. Infeksi Kandung Kemih

Menunda buang air kecil menyebabkan penumpukan dan perkembangan bakteri di dalam saluran kemih. Kondisi tersebut dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing.

2. Melemahnya Otot Kandung Kemih

Bila sering menunda untuk kencing, otot kandung kemih akan berulang kali mengikuti perintah dari otak untuk menahannya. Kontraksi otot yang lama dan berulang saat menahan kencing dapat merusak fungsi otot kandung kemih.

Jika itu sering terjadi, maka otot kandung kemih akan makin lemah dan kemampuan untuk menahan urine yang keluar tak bisa dilakukan lagi. Akibatnya, penderitanya jadi mudah mengompol. Kondisi ini juga dikenal sebagai inkontinensia urine.

3. Pembengkakan Kandung Kemih

Kandung kemih adalah tempat penampungan urine yang sudah siap dibuang oleh tubuh. Kandung kemih memiliki otot yang elastis.

Reseptor di dalam otak akan mengirimkan sinyal saat kandung kemih sudah terisi penuh dengan air kencing (FYI, kandung kemih umumnya cuma bisa menampung sekitar tiga gelas urine).

Bila sering menahan pipis, maka kandung kemih akan meregang untuk menahan sinyal yang diberikan otak, meski dalam keadaan penuh.

Kondisi tersebut bisa menimbulkan pembengkakan kandung kemih akibat sering menahan buang air kecil jangka waktu lama. Tak hanya itu, ada pula peningkatan risiko pecahnya kandung kemih.

4. Batu Ginjal

Dampak buruk lainnya akibat sering menahan pipis adalah menumpuknya endapan mineral di dalam ginjal.

Apabila tidak dikeluarkan secara teratur, maka kristal dapat terbentuk. Gejala yang sering dilaporkan adalah nyeri dan mengeluarkan darah saat buang air kecil.

Pada beberapa orang yang rentan terhadap pembentukan batu ginjal, kebiasaan buruk ini dapat memperburuk kondisi.

5. Gagal Ginjal

Dampak yang paling berbahaya dari kebiasaan sering menahan kencing adalah gagal ginjal. Kondisi tersebut membuat ginjal gagal menyaring racun dan limbah dari dalam tubuh untuk dikeluarkan.

Anda juga perlu tahu bahwa ada beberapa orang yang sangat tidak disarankan untuk menahan buang air kecil, yaitu: penderita gangguan ginjal, penderita gangguan kandung kemih, wanita hamil, dan penderita pembesaran prostat.

Anda juga tergerak ingin berdonasi? Dengan mematuhi kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB), disiplin menerapkan physical distancing, tetap di rumah, dan jaga kesehatan dan kebersihan diri sudah sangat membantu menekan persebaran COVID-19.

Untuk tahu kondisi akan risiko terjangkit COVID-19, manfaatkan fasilitas cek risiko virus corona online yang bisa diakses di sini, hasil kerja sama KlikDokter dengan Kementerian Kesehatan RI dan BNPB.

Bila ingin konsultasi dengan dokter tentang COVID-19 atau penyakit lainnya, Anda bisa mengandalkan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

Untuk tim medis yang terjun langsung menangani pasien COVID-19 dengan mengenakan baju hazmat setiap bertugas, begitu juga dengan pasien lansia, penggunaan popok dewasa diharapkan bisa mencegah berbagai risiko di atas dan membantu penanganan virus corona.

(RN/AYU)

virus coronapopok dewasa

Konsultasi Dokter Terkait