HomeInfo SehatCovid-19Jumlah Kasus Positif Virus Corona Lebih dari 1 Juta, Ini Kata WHO
Covid-19

Jumlah Kasus Positif Virus Corona Lebih dari 1 Juta, Ini Kata WHO

Ayu Maharani, 03 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bukan ratusan ribu lagi, kasus positif virus corona dunia kini sudah tembus sejuta! Bagaimana tanggapan WHO tentang ini? Berikut informasi selengkapnya.

Jumlah Kasus Positif Virus Corona Lebih dari 1 Juta, Ini Kata WHO

Tak ada yang menyangka bahwa virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, yang muncul di akhir tahun 2019 itu menginfeksi lebih dari satu juta orang (03/04). Ya, kasus virus corona semakin menjadi-jadi, meski sejumlah usaha pencegahan telah dilakukan.

WHO: Virus Corona Sulit Dipahami Sifatnya

Dilansir dari NY Daily News, WHO sangat prihatin terhadap penyebaran global yang terbilang sangat cepat ini.

Makin banyak orang terinfeksi, maka makin tinggi pula angka kematian yang didapat. Bahkan, diramalkan pula, jumlah kematian bisa melonjak melewati 50.000 dalam hitungan hari.

“Selama lima minggu terakhir, kami telah menyaksikan pertumbuhan fantastis di setiap negara,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi beberapa hari lalu (01/04).

Kemarin (02/04), menurut data Johns Hopkins University, populasi dunia yang terinfeksi lebih dari 950.000 dengan total kematian di atas 48.000. AS sendiri menyumbang 20% kasus virus corona di dunia.

Korban tewas di negara yang dipimpin oleh Donald Trump itu pun sudah lebih dari 5.000 orang. Kondisi tersebut dirasakan pula oleh beberapa negara besar di Eropa, seperti Italia, Prancis, dan Spanyol.

Berbagai upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona juga telah dilakukan, misalnya dengan menerapkan physical distancing hingga lockdown.

Namun sayangnya. Ghebreyesus juga menekankan, para peneliti masih belum memiliki pengetahuan yang cukup terkait COVID-19.

Menurutnya, ini adalah pandemi pertama di dunia yang disebabkan oleh virus yang sifat atau perilakunya benar-benar tidak diketahui.

Jumlah Orang yang Terinfeksi Corona Bisa Lebih Banyak

Sementara itu, berita soal Tiongkok yang akan melepaskan masa lockdown-nya sehabis berperang mati-matian melawan ganasnya virus corona sebenarnya sempat membuat warga dunia lega. Namun, untuk pertama kalinya, Tiongkok melaporkan 1.300 kasus tanpa gejala.

Menurut Ahli Epidemiologi WHO, dr. Maria ver Kerkhove yang menjadi bagian dari tim yang pergi ke Tiongkok pada Februari, jika makin banyak orang terinfeksi tanpa gejala, maka besar kesempatan mereka untuk menyebarkannya lagi. Alhasil, semakin banyak pula orang yang terinfeksi.

Biasanya, wabah akan berhenti ketika virus kehabisan “inang” yang rentan (orang yang terinfeksi mulai mengembangkan kekebalan terhadap virus). Namun, seperti yang sempat disinggung di atas, perilaku dari virus corona ini unik dan susah dikenali.

Ghebreyesus menambahkan, WHO, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional akan membantu negara-negara berkembang dengan cara meringankan utang dan membantu mengatasi imbas ekonomi dari virus tersebut.

"Saya telah meminta pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah kesejahteraan sosial. Pemerintahnya harus memastikan, orang-orang yang rentan terinfeksi memiliki makanan dan tercukupi kebutuhannya selama krisis ini,” jelas Ghebreyesus.

"Banyak negara berkembang berjuang mengimplementasikan program kesejahteraan sosial. Bagi mereka, penghapusan utang sangat penting untuk memungkinkan mereka menjaga rakyat dan menghindari keruntuhan ekonomi," ia melengkapi.

Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!

AS, Italia, dan Spanyol: Negara dengan Kasus COVID-19 Terbanyak

Meski virus ini pertama kali menyebar di Tiongkok, tetapi jumlah kasus positif di sana meluncur ke peringkat empat, lho.

Sekarang, negara yang punya kasus virus corona paling banyak di dunia adalah AS, Italia, dan Spanyol.

Per hari ini, jumlah pasien COVID-19 di AS berjumlah lebih dari 240.000 dengan angka kematian mencapai 6.000 lebih.

Untuk di AS, Presiden Donald Trump mengingatkan tentang dua pekan ke depan yang akan sangat menyakitkan karena harus berjuang menghadapi lonjakan kasus virus corona.

Gedung Putih juga telah mengingatkan, virus mematikan ini bisa menewaskan hingga 240.000 warga AS.

"Ini akan menjadi dua pekan yang sangat menyakitkan – sangat, sangat menyakitkan," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (01/04).

Trump juga ingin semua warganya untuk bersiap menghadapi masa-masa sulit yang akan datang nanti.

Berpindah ke Italia, negara tersebut memiliki jumlah pasien COVID-19 sebanyak 115.000 lebih dan angka kematian di atas 13.000.

Angka kematian Italia memang tinggi, karena menurut dr. M. Dejandra Rasnaya, banyak sekali jumlah lansia di sana dan perilaku acuh tak acuh mereka saat virus corona merebak.

Tak berbeda jauh jumlahnya dari Italia, Spanyol menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 112.000 lebih pasien positif COVID-19. Sementara itu, jumlah orang yang meninggal di sana akibat virus tersebut mencapai 10.000 lebih.

Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona

Beberapa Kasus Virus Corona di Negara Lain

Di luar keputusan Indonesia untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), beginilah kira-kira kondisi ter-update dari negara lain akibat mewabahnya virus corona:

  • Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperpanjang masa bagi Rusia untuk menjauh dari pekerjaan hingga akhir April.
  • Jumlah kematian Belgia telah melewati 1.000, sedangkan di Iran sudah ada lebih dari 3.100 kematian yang telah dikonfirmasi resmi.
  • Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan, Inggris akan melakukan 100.000 tes sehari pada akhir April.
  • Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan orang-orang bahwa mereka dapat ditembak mati bila menimbulkan masalah karena pembatasan. Polisi dan militer berhak menembak.
  • Dharavi, daerah kumuh besar di ibu kota keuangan India, Mumbai, telah melaporkan kematian pertamanya terkait coronavirus. Lebih dari 1 juta orang hidup dalam kondisi yang sangat padat di sana. Itu adalah daerah kumuh terbesar di Asia.

Dengan meningkatnya kasus virus corona di dunia, semua orang kini berduka. Tak ada cara lain bagi kita sebagai masyarakat selain dengan berupaya mencegah penyebaran dan berharap vaksin atau obat virus corona segera ditemukan. Semoga saja wabah ini segera berakhir.

Mari bersama lawan virus corona! KlikDokter bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan BNPB untuk membantu menekan angka persebaran virus corona.

Coba pakai Cek Coronavirus Online untuk periksa kondisi pribadi dan pakai Tanya Dokter di aplikasi untuk konsultasi dengan dokter. Baca terus ragam artikel informatif seputar virus corona dan tips kesehatan lainnya hanya di KlikDokter.

(FR/AYU)

virus coronawho

Konsultasi Dokter Terkait