Reproduksi

Perempuan Lebih Sering Mengalami Perubahan Hormon, Kapan Sajakah?

Krisna Octavianus Dwiputra, 07 Mar 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perempuan lebih sering mengalami perubahan hormon selama hidupnya dibanding pria. Soal ini, pada fase apa saja hormon wanita bisa berubah?

Perempuan Lebih Sering Mengalami Perubahan Hormon, Kapan Sajakah?

Perubahan hormon pada wanita adalah proses alami yang harus dilalui. Wanita diketahui paling sering mengalami perubahan ini. Mari ketahui kapan sajakah perubahan hormon itu terjadi?

Mau tidak mau, perubahan hormon akan terjadi pada wanita. Sebenarnya, pria juga mengalaminya tapi tak sebanyak pada wanita. Berbagai proses itu terjadi karena adanya berbagai macam hormon di dalam tubuh wanita.

Hormon sendiri berarti “pembawa pesan” kimia yang disekresikan langsung ke dalam darah, yang membawanya ke organ dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsinya. Ada banyak jenis hormon yang bekerja pada berbagai aspek fungsi dan proses tubuh.

Kenali Bermacam Hormon pada Wanita

Berikut ini adalah beberapa macam hormon wanita yang perlu Anda ketahui.

  1. Estrogen

Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid dari KlikDokter, hormon estrogen hanya dimiliki oleh kaum wanita. Hormon jenis ini dikeluarkan oleh indung telur.

"Hormon ini berada dalam kadar paling tinggi saat wanita dalam masa subur (ovulasi), yang umumnya terjadi dua minggu sebelum haid."

Pada masa subur, sebagian wanita cenderung menginginkan kasih sayang lebih banyak akibat tingginya estrogen. Kalau wanita sedang dalam masa subur, cenderung menjadi manja dan ingin diperhatikan lebih.

Artikel Lainnya: Ketahui Peran 5 Hormon Ini Saat Anda Jatuh Cinta

  1. Oksitosin

"Oksitosin merupakan hormon yang diproduksi oleh bagian otak yang bernama hipofisis. Hormon ini berada dalam kadar yang tinggi pada ibu hamil dan ibu menyusui," kata dr. Resthie.

Selain berfungsi merangsang produksi ASI, oksitosin juga berperan dalam mempererat ikatan batin (bonding) antara ibu dan bayi, serta menimbulkan rasa kasih sayang, perhatian, dan empati.

Selain pada masa kehamilan dan menyusui, oksitosin juga meningkat kadarnya saat seseorang jatuh cinta.

Orang yang sedang dimabuk cinta cenderung ingin selalu memerhatikan pasangannya dan ingin menyatakan kasih sayang, misalnya melalui belaian, ciuman, atau pelukan. Hormon oksitosin berperan dalam tindakan-tindakan tersebut.

Artikel Lainnya: 6 Penyakit yang Paling Mengancam Wanita Menopause

  1. Testosteron

Kadar hormon ini memang tidak banyak pada wanita, memang lebih banyak pada laki-laki. Hanya saja, peran hormon ini cukup penting bagi kesehatan wanita.

Testosteron biasanya mengatur libido, gairah seksual, menjaga kesehatan vagina, payudara, dan kesuburan.

  1. Luteinizing Hormone (LH)

Luteinizing hormone atau biasa disingkat LH punya tugas membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Hormon yang diproduksi di kelenjar hipofisis di otak ini juga berperan dalam masa pubertas.

Perlu diketahui, kadar LH yang terlalu tinggi pada wanita bisa mengakibatkan masalah reproduksi.

  1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH)

Hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan berfungsi dalam sistem reproduksi. Peran FSH pada tubuh adalah mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium.

Kadar hormon FSH rendah bisa jadi menandakan bahwa wanita tidak mengalami ovulasi, adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan kehamilan.

Sebaliknya, kadar hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita telah memasuki masa menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.

  1. Progesteron

Hormon ini memengaruhi siklus menstruasi dan ovulasi. Selama masa kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini mencegah tubuh untuk menghasilkan sel telur yang baru dan memersiapkan tubuh untuk menghasilkan ASI.

Bila pembuahan tidak terjadi, kadar hormon progesteron dalam tubuh akan menurun dan menyebabkan menstruasi.

Hormon-hormon tersebut ada pada diri wanita dan semuanya bekerja berdasarkan waktunya masing-masing.

Artikel Lainnya: Apa Hubungan Antara Sakit Kepala dengan Hormon?

Kapan Perubahan Hormon Terjadi?

Berbagai hormon di atas bisa mengalami perubahan pada waktu tertentu. Mari ketahui waktu-waktu hormon tersebut bisa berubah:

  • Saat Hamil

Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, pada masa hamil, hormon progesteron naik untuk mempersiapkan dinding rahim agar sel telur yang sudah dibuahi sudah menempel dan berkembang.

  • Saat Menstruasi

Perubahan hormon yang sangat nyata terjadi pada masa ini. Menurut dr. Devia Irine, saat menstruasi, estrogen dan progesteron turun. Di sisi lain, LH dan FSH juga berperan dalam siklus haid.

  • Saat Menyusui

Bagi wanita, masa-masa menyusui berarti hormon prolaktin bekerja. Oksitosin juga bekerja pada saat menyusui.

Oksitosin pun berfungsi sebagai induksi persalinan sebelum bayi lahir dan rangsangan puting.

  • Saat Menopause

Ini biasa terjadi pada wanita lansia. Menopause berarti berhentinya masa subur, dan pada fase ini kadar hormon FSH meningkat, sedangkan estrogen menurun.

  • Saat Pubertas

Pada masa pubertas, terjadi pertumbuhan payudara, bulu ketiak, dan bulu di alat vital. Ini biasanya terjadi di kelenjar hipofisis yang mengeluarkan LH dan FSH.

Jadi, pada fase itulah hormon pada wanita berubah. Setiap hormon wanita punya peranan penting terhadap kesehatan wanita.

Satu hal yang perlu diketahui, wanita perlu menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh dengan makanan sehat, rutin berolahraga, mengurangi stres, dan tidur yang cukup. Bila ingin berkonsultasi seputar kesehatan reproduksi, gunakan fitur Live Chat dengan dokter obgyn di aplikasi KlikDokter!

(FR/AYU)

hormonMenopause

Konsultasi Dokter Terkait