HomeGaya hidupDiet dan NutrisiTerbuat dari Sayur dan Buah, tapi Apa Asinan dan Manisan Itu Sehat?
Diet dan Nutrisi

Terbuat dari Sayur dan Buah, tapi Apa Asinan dan Manisan Itu Sehat?

Ayu Maharani, 29 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Memang, sih, terbuat dari dari sayur dan buah. Namun, mengingat pembuatannya sudah diberi banyak gula dan garam, apakah asinan dan manisan itu tetap sehat?

Terbuat dari Sayur dan Buah, tapi Apa Asinan dan Manisan Itu Sehat?

Rasanya yang enak, asam dan manis yang segar, dan bisa bikin melek adalah tiga alasan kenapa asinan dan manisan digemari sebagai camilan. Saking enaknya, kadang seporsi pun rasanya kurang.

Karena bentuknya masih berupa sayur dan buah, banyak yang menganggap asinan dan manisan tergolong makanan sehat. Dari segi nutrisi, apa kata dokter tentang hal ini?

Tetap Bernutrisi, Tapi …

KlikDokter, dr. Alvin Nursalim, SpPD mengatakan bahwa asinan dan manisan masih mengandung nutrisi. Sebab, tadi ada metode “penghancuran” atau proses lain yang menghilangkan nutrisi di dalamnya.

Hanya saja, kandungan gula pada manisan memang tinggi, sehingga kebaikan buah dan sayur yang digunakan jadi “kalah saing”.

“Bukannya sama sekali nggak boleh makan manisan, ya. Boleh-boleh saja, kok, makan manisan dan asinan, asalkan tidak dijadikan pengganti makan buah dan sayuran segar. Yang segar tetap diutamakan. Asinan dan manisan sesekali saja,” jelas dr. Alvin.

Seperti yang sudah Anda tahu, asinan adalah sayur dan buah yang direndam dalam larutan cuka dan garam. Supaya lebih sedap, beberapa orang suka menambahkan cabai dan sedikit gula.

Sementara itu, proses pembuatan manisan lebih bervariatif, yakni versi basah dan kering. Untuk yang basah, biasanya potongan buah akan direbus bersama gula, sehingga bentuknya jadi seperti selai, tetapi masih ada buah utuhnya.

Sedangkan pada manisan yang kering, kandungan air dalam buah dihilangkan dulu, baru buah yang sudah dikeringkan tadi dilapisi gula.

Manisan dan asinan membuat usia buah menjadi lebih panjang. Cuka, gula, dan garam akan mengurangi cairan dari buah, sehingga buah lebih awet dan tak mesti dikonsumsi cepat-cepat (takut buah busuk).

Ini memang bisa menjadi cara hemat untuk makan buah. Namun, seperti yang sudah disampaikan oleh dr. Alvin, tetap utamakan buah segar ketimbang asinan, apalagi manisan. Jadikan dua makanan tersebut sebagai camilan sesekali saja.

Efek Makan Asinan dan Manisan Terlalu Banyak

Buat penyuka asinan maupun manisan, jangan mengonsumsinya terlalu sering, ya, karena itu berpotensi menimbulkan penyakit. Misalnya saja kerusakan gigi.

Tak perlu disebut, lah, berapa banyak gula yang ditambahkan untuk membuat manisan buah. Padahal, buah itu sendiri sebetulnya punya gula alami, sehingga kombinasi antara gula alami dari buah dan tambahan gula menjadi ancaman ganda pencetus kerusakan gigi.

Artikel Lainnya: 4 Cara Memulai Gaya Hidup Sehat Bebas Kolesterol

Bakteri sangat senang berkembang di tempat yang manis dan juga kotor. Bila terlalu sering mengunyah manisan buah, ditambah kesehatan rongga mulut tidak terjaga (misalnya jarang sikat gigi), gigi berlubang dan masalah lainnya bisa terjadi.

Selain itu, bahaya makanan manis seperti manisan yang lebih serius adalah diabetes. Manisan tinggi gula (glukosa). Untuk mengubah glukosa menjadi energi dibutuhkan insulin.

Makin banyak glukosa, makin banyak pula insulin yang diperlukan, dan makin keras juga kerja hormon tersebut.

Mungkin efeknya tidak akan seburuk jika Anda rutin berolahraga. Sebab, glukosa yang sudah berubah menjadi energi itu berhasil “dibakar”. Kalau sudah jarang bergerak dan hobi makan-makanan manis, ancaman diabetes pun makin nyata.

Bagaimana dengan asinan? Ternyata, meski larutan asinan mengandung natrium dan kalium, tapi tetap ada efek buruknya bila dikonsumsi terlalu sering, misalnya iritasi lambung.

Cairan asam cuka pada asinan bisa menambah keasaman pada lambung dan merusak dindingnya, sehingga ulu hati akan terasa perih.

Adakah Tips Sehat Makan Asinan dan Manisan?

Akan lebih baik memang Anda membuat sendiri asinan atau manisan di rumah. Sebab, rasa asam, asin, dan manis bisa diatur sendiri (kadar cuka, garam, dan gula).

Hindari makan asinan saat perut bergejolak, karena bisa bikin kondisi tersebut makin parah. Selain itu, setelah makan manisan, jangan lupa menyikat gigi dan berolahraga supaya asupan energi terbakar dan tak ada gula yang menempel di gigi. Batasi juga makanan  manis lainnya kalau sudah menyantap manisan.

Asinan dan manisan masih tergolong bernutrisi, tetapi jangan jadikan keduanya sebagai makanan utama atau mengonsumsinya terlalu sering. Bahaya konsumsi asinan dan manisan terlalu berlebihan bagi kesehatan tetap ada.

Paling baik adalah prioritaskan konsumsi buah dan sayur segar, dan kombinasikan dengan makanan bernutrisi lainnya. Ingin tahu lebih banyak soal kandungan nutrisi menu asinan dan kesehatannya, bisa ditanya di fitur LiveChat aplikasi KlikDokter.

(RN/AYU)

Makanan SehatManisanAsinan

Konsultasi Dokter Terkait