Jantung

Bolehkah Pasien Sudah Ganti Katup Jantung Menyelam?

dr. Devia Irine Putri, 27 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Setelah melakukan operasi katup jantung, apa boleh pasien langsung olahraga menyelam atau diving? Cari tahu jawabannya lewat ulasan berikut ini.

Bolehkah Pasien Sudah Ganti Katup Jantung Menyelam?

Diving atau menyelam adalah olahraga adrenalin yang cukup banyak peminatnya. Namun, orang yang punya masalah pada katup jantungnya disarankan untuk tidak menyelam. Ini karena dapat menyebabkan bahaya kesehatan lain.

Namun, jika sudah sehat dan telah menjalani operasi katup jantung, masih bolehkah ikut olahraga menyelam?

Sekilas Tentang Operasi katup Jantung

Operasi ini adalah tindakan untuk mengganti atau hanya memperbaiki katup jantung yang rusak. Apabila diganti secara keseluruhan, maka katup jantung akan diganti dengan katup mekanik (terbuat dari metal) atau katup bioprostetik (berasal dari jaringan sapi, babi maupun dari donor manusia).

Setelah operasi katup jantung dilakukan dengan baik, Anda harus tetap menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menilai katup jantung yang baru bekerja dengan baik atau tidak.

Hal tersebut bisa diukur lewat penilaian tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, gambaran EKG, laju pernapasan, maupun detak jantung, yang dilihat selama beberapa hari ke depan.

Selain itu, setelah operasi Anda masih diharuskan mengonsumsi beberapa obat untuk mencegah penggumpalan darah, tergantung kondisi dan jenis katup yang digunakan.

Perlu diketahui juga, setiap tindakan medis seperti operasi memiliki risiko. Berikut adalah komplikasi yang sering terjadi pasca operasi katup jantung.

  • Perdarahan.
  • Penggumpalan darah yang berisiko serangan jantung, stroke, maupun emboli paru.
  • Infeksi di luka insisi.
  • Infeksi pada katup jantung yang baru (endokarditis).
  • Aritmia.
  • Gangguan pernapasan.

Artikel Lainnya: Kenali Gangguan Pendengaran Saat Olahraga Menyelam

Lantas, Bolehkah Menyelam Setelah Operasi Katup Jantung?

Jawabannya, boleh. Sebenarnya orang yang sudah menjalani operasi katup akan memiliki fungsi jantung yang baik dan dapat melakukan aktivitas secara normal.

Jadi, kegiatan diving dapat dilakukan, asal pemulihan pasca operasi berjalan dengan baik dan kondisi tubuh dalam keadaan sehat, ya. Sehabis operasi, Anda juga masih harus mengonsumsi obat pengencer darah guna mencegah perdarahan.

Untuk menghindari komplikasi bahaya menyelam setelah operasi katup jantung, hendaknya berkonsultasi dahulu kepada dokter spesialis jantung. Selain itu, lakukan diving dengan didampingi instruktur atau professional diver.

Ini berguna jika sewaktu-waktu ada keadaan darurat yang menyangkut kesehatan, Anda bisa cepat mendapat bantuan.

Artikel Lainnya: 4 Penyakit yang Rentan Dialami Penyelam

Kenali Bahaya dari Olahraga Menyelam

Ada beberapa jenis tipe penyelaman, namun secara umum terdapat 2 metode yang sering digunakan yaitu free diving dan scuba diving.

Free diving atau sering dikenal dengan skin diving, merupakan metode penyelaman paling tua. Metode ini sama sekali tidak membutuhkan perangkat suplai udara.

Lama penyelaman yang dibutuhkan tergantung seberapa lama penyelam mampu menahan napas.

Sedangkan scuba diving atau self contained underwater breathing apparatus merupakan metode penyelaman yang menggunakan tabung dan regulator tekanan.

Kondisi kesehatan seperti adanya riwayat epilepsi, gagal jantung, stroke atau TIA, diabetes mellitus tipe 1, dan pecahnya gendang telinga tidak diperbolehkan menyelam. 

Kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko olahraga diving terjadi. Berikut adalah bahaya kesehatan yang bisa terjadi saat dan setelah menyelam:

  1. Dehidrasi

Meski berada di dalam air, Anda tetap bisa mengalami dehidrasi. Penyelam sangat mudah mengalami kekurangan cairan karena secara tidak langsung tubuhnya berkeringat.

Selain itu, kondisi diuresis imersi (sering kencing karena refleks fisiologis) dan menggunakan mulut untuk bernapas juga menyebabkan tubuh kehilangan air lebih banyak.

Artikel Lainnya: 5 Kiat agar Kulit Tetap Sehat Meski Gemar Diving

  1. Hipotermia

Berolahraga di air menyebabkan suhu di tubuh cepat sekali menurun atau disebut hipotermia. Hal ini bisa terjadi meskipun melakukan penyelaman di air laut yang hangat sekalipun.

Oleh sebab itu, sangat penting memilih baju menyelam yang sesuai agar risiko hipotermia dapat menurun.

  1. Barotrauma

Barotrauma adalah risiko terjadi apabila terjadi tekanan tinggi pada tubuh, sehingga kerusakan jaringan terjadi. Gejala umum barotrauma adalah adalah rasa nyeri yang diikuti keluarnya darah pada organ yang berongga, seperti hidung, telinga dan mata.

  1. Tenggelam

Tenggelam merupakan resiko yang paling sering terjadi. Umumnya penyelam mengalami kondisi ini akibat panik atau mengalami masalah kesehatan seperti serangan jantung saat berada di dalam air.

  1. Nitrogen narcosis

Keracunan nitrogen dapat terjadi apabila Anda menyelam lebih dari 30 meter. Gejala yang muncul pada kondisi ini adalah pusing dan mual. Bahkan, ada beberapa orang yang menggambarkan gejalanya mirip seperti mabuk minuman beralkohol.

  1. Decompression Sickness (DCS)

Sindrom dekompresi adalah kondisi yang berhubungan dengan adanya pembentukan dan peningkatan ukuran gelembung.Ini terjadi ketika tekanan parsial gas inert dalam darah melebihi tekanan ambien.

Efek adanya tekanan di pembuluh darah bisa menimbulkan adanya pembengkakan dan iskemia jaringan. Kondisi ini terjadi apabila penyelam lebih banyak menghirup udara (oksigen dan nitrogen) dibandingkan biasanya.

Terjadinya DCS ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, durasi menyelam, kedalaman penyelamanan, penggunaan alat bantu napas yang salah selama proses menyelam, dehidrasi, dan obesitas.

Untuk tahu lebih lanjut tentang efek, bahaya menyelam, dan kondisi apa yang harus diperhatikan pada orang yang habis melakukan operasi jantung, langsung konsultasi dengan dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter, ya!

(OVI/AYU)

MenyelamJantungOperasi Katup Jantung

Konsultasi Dokter Terkait