Jantung

6 Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Jantung

Ayu Maharani, 16 Feb 2023

Ditinjau Oleh dr. Theresia Yunita

Beberapa obat meningkatkan risiko efek samping jika diminum bersamaan dengan obat jantung. Ini obat yang tidak boleh dikonsumsi penderita jantung.

6 Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Jantung

Penderita sakit jantung atau orang yang punya riwayat gangguan jantung biasanya mengonsumsi obat tertentu secara rutin. Hal ini untuk mencegah terjadinya serangan atau sumbatan pada jantung berulang.

Namun, terkadang ada keluhan lain yang dirasakan pasien di luar masalah jantungnya sendiri, misalkan sakit kepala atau nyeri. 

Nah, sebelum kamu buru-buru mengonsumsi obat-obatan pereda keluhan ini, berhati-hatilah. 

Pasalnya, beberapa obat jantung dapat meningkatkan risiko efek  samping jika dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu.

Jadi, apa sajakah obat yang tidak boleh dikonsumsi penderita jantung? Simak penjelasannya di sini.

1. Obat Pengencer Darah di Luar Resep Dokter

Dokter Alvin Nursalim, Sp. PD mengatakan bahwa jenis obat jantung itu sebenarnya cukup banyak. 

Salah satu yang sering diberikan kepada pasien dengan kasus penyumbatan pembuluh darah ke jantung adalah aspirin.

Aspirin termasuk obat pengencer darah. Itu sebabnya, jika kamu mengonsumsi obat pengencer darah lain, seperti heparin, agar pengobatan semakin efektif, yang terjadi justru sebaliknya. 

Risiko perdarahan yang sulit dihentikan dapat terjadi jika kamu minum dua obat pengencer darah secara bersamaan.

2. Pil KB (Kontrasepsi) Hormonal

Dr. Alvin juga menyarankan pasien yang sedang rutin minum obat sakit jantung agar tidak mengonsumsi pil KB hormonal dulu.

Kamu bisa memilih jenis kontrasepsi lain, seperti kondom atau IUD untuk menunda kehamilan.

Jangan lupa, pasien sebaiknya berkonsultasi dulu kepada dokter jantung untuk menemukan jenis kontrasepsi sesuai kondisi kesehatan masing-masing.

3. Obat Kortikosteroid

Obat berbahaya untuk jantung berikutnya adalah kortikosteroid. Obat golongan ini biasanya digunakan untuk menyembuhkan peradangan.

Sayangnya, jika diminum dengan dosis yang tidak tepat dan dalam jangka waktu lama, risiko penyakit jantung kambuh akan semakin tinggi, lho.

“Oleh sebab itu, jika memang dicurigai ada peradangan di bagian tubuh tertentu, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Lagi pula, efek samping kortikosteroid juga bisa memicu adanya perdarahan pada lambung,” kata dr. Alvin.

“Jadi bayangkan, kalau kamu sedang minum obat sakit jantung, misalnya obat pengencer darah, terus minum juga steroid dalam dosis tinggi, itu akan memicu perdarahan yang makin parah. Organ lain malah kena imbasnya,” dr. Alvin menambahi.

4. Obat Pereda Nyeri

Sedang dalam pengobatan sakit jantung tapi tiba-tiba terasa sakit kepala? Jangan buru-buru minum obat ibuprofen, ya! 

Sebab, interaksi obat pereda nyeri ini akan mirip dengan obat kortikosteroid.

Obat pereda nyeri yang sering diminum saat pegal, linu, atau sakit kepala, dapat memperberat kerja jantung. 

Selain itu, obat NSAID (Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs) ini dapat meningkatkan tekanan darah sekaligus meningkatkan risiko kekambuhan penyakit.

Sebagai informasi tambahan, NSAID juga tak boleh digunakan tepat sebelum atau setelah operasi bypass jantung (CABG).

Sebagai alternatif, kamu bisa minum obat parasetamol yang katanya lebih aman daripada ibuprofen saat sakit kepala. 

Namun, agar lebih pasti dan bisa disesuaikan dengan kondisi pasien, sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter agar bisa mendapatkan obat yang tepat.

5. Obat Batuk dan Pilek

Banyak dari obat batuk dan pilek mengandung NSAID untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri.

“Pada obat batuk dan pilek biasanya mengandung dekongestan, yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah,” ujar dr. Theresia Rina Yunita.

Selain itu, obat batuk dan pilek juga dapat menghambat obat jantung yang diberikan dokter bekerja dengan optimal.

Artikel lainnya: Hindari Olahraga Ini Jika Kamu Punya Penyakit Jantung

6. Obat Migrain

Obat yang tidak boleh dikonsumsi penderita jantung berikutnya adalah obat migrain. 

“Saat migrain atau sakit kepala, sering kita membeli obat antinyeri yang dijual bebas. Namun, penderita jantung tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat, sekalipun itu obat bebas,” ujar dr. Theresia.

Pasalnya, obat nyeri NSAID, yang biasanya terdapat dalam obat-obatan sakit kepala, dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menambah beban kerja jantung.

Dokter Theresia menegaskan, “Semua obat yang dikonsumsi pasien jantung harus melalui persetujuan dokter jantung yang menangani.”

Kini kamu sudah tahu beberapa obat yang berbahaya untuk jantung. Jika kamu merasa benar-benar membutuhkan bantuan obat tertentu untuk meringankan keluhan, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.

Dokter akan meresepkan obat sesuai indikasi yang aman untuk kondisi kamu. 

Jika masih ada pertanyaan seputar efek samping atau interaksi obat jantung lainnya, tanyakan dulu kepada ahlinya melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(HNS/NM)

efek samping obatPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait