Covid-19

Heboh Masker N95 yang Stoknya Langka, Cek Keunggulannya di Sini!

Krisna Octavianus Dwiputra, 08 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dengan merebaknya wabah virus corona dan status darurat kesehatan global, masker N95 diborong sehingga stoknya langka. Seefektif apa, sih, masker ini?

Heboh Masker N95 yang Stoknya Langka, Cek Keunggulannya di Sini!

Sejak merebaknya wabah virus corona ditambah status darurat kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), masker N95 diborong. Baik di toko offline maupun online. Akibatnya, stoknya langka. Kalaupun ada, harganya berkali-kali lipat.

Virus corona atau coronavirus jenis baru ini (kode: 2019-nCoV) pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Pemerintah pertama kali mengumumkan kasus pneumonia misterius akibat virus tersebut pada akhir Desember 2019 lalu.

Hingga artikel ini dibuat (7/2), wabah virus corona sudah menyebar ke 28 negara lainnya di luar Tiongkok, total infeksi 31.494 orang, kematian 638 orang, sedangkan 1.634 orang tercatat pulih.

Dari tren infeksi dan kematian yang terus bertambah tentu saja membuat banyak orang panik. Alhasil, benda-benda yang dapat membantu mencegah penularan pun dicari, utamanya adalah masker.

Beberapa pakar kesehatan sempat menyatakan bahwa masker biasa (atau masker bedah) tidak mempan untuk menangkal penularan virus. Oleh karena itu, masker jenis N95 laris manis di pasaran.

Benarkah Masker N95 Lebih Efektif Tangkal Penularan Virus Corona?

Menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, masker jenis N95 dikatakan lebih baik karena mampu memfilter partikel berukuran hingga 0,5 mikron hingga 95 persen.

Itulah kenapa masker ini dianggap lebih efektif untuk melindungi penggunanya dari penularan infeksi akibat virus corona.

Karena permintaan yang tinggi secara global, masker N95 kini stoknya langka di pasaran. Kalaupun ada, harga jualnya berkali-kali lipat. Sebagai contoh, ada lapak online yang menjual masker tersebut seharga Rp3 juta per kota (isi 10 buah).

Padahal, harga normalnya adalah Rp20 ribu per buah atau sekitar Rp200 ribuan per kotak isi 10.

Kondisi tersebut sebetulnya mencerminkan hukum ekonomi, yang mana kenaikan harga tentunya dipengaruhi oleh pasokan yang terbatas, sementara permintaan tetap (atau makin) tinggi.

Perlu diketahui, masker N95 sebetulnya lebih sering dipakai oleh tenaga medis yang berhadapan langsung dengan orang-orang yang sakit dengan masalah kesehatan penularan yang cepat, seperti SARS atau difteri.

Artikel lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!

Keunggulan Masker N95

Dilansir dari Influenza Specialist Group (ISG), masker N95 diperuntukkan untuk petugas rumah sakit yang mengurusi masalah infeksi bakteri, terutama yang terkait bakteri di saluran pernapasan.

Petugas kesehatan rumah sakit berada di garis depan selama wabah infeksi. Itu sebabnya, perlindungannya wajib diperhatikan dalam menjaga sistem perawatan kesehatan untuk merespons keadaan darurat.

Dalam sebuah studi, para peneliti dari Universitas New South Wales (UNSW), Australia, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menunjukkan masker N95 melindungi perawat dan dokter dari patogen bakteri, serta infeksi bakteri dan virus di saluran pernapasan.

“Ketika kami memikirkan wabah infeksi di rumah sakit dan petugas kesehatan, kami memikirkan influenza dan virus lain,” kata ketua peneliti, Profesor Raina MacIntyre dari UNSW.

Temuan penelitian yang diterbitkan di jurnal “Preventive Medicine” ini menyebut bahwa infeksi bakteri umum ditemukan petugas kesehatan dengan gejala penyakit pernapasan.

Studi menyebut, masker N95 secara signifikan mengurangi risiko infeksi bakteri sebesar 62 persen dibandingkan tanpa masker, dan sebesar 46 persen dibandingkan dengan masker bedah.

Menggunakan masker bedah tidak secara signifikan mengurangi risiko dibandingkan tanpa masker.

Artikel lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona

Selain itu, bakteri resistan antibiotik adalah masalah besar yang dihadapi rumah sakit, dan petugas kesehatan berkontribusi dalam penularannya. Penggunaan masker N95 mungkin salah satu stategi terbaik tambahan untuk membantu memerangi ancaman ini.

Studi tersebut juga menemukan bahwa infeksi simultan petugas kesehatan dengan bakteri atau virus ternyata sangat umum dilaporkan.

"Kami menemukan 18 dari 481 petugas kesehatan tanpa masker N95 memiliki dua bakteri pada saluran pernapasan pada saat yang sama, 12 lainnya memiliki virus dan bakteri, dan beberapa memiliki dua virus,” kata Prof. Raina.

Studi ini menambah bobot pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa masker N95 memberikan perlindungan pernapasan superior dibanding masker bedah bagi petugas kesehatan.

Masker N95 dirancang untuk memblokir setidaknya 95 persen partikel di udara. Namun, banyak petugas kesehatan mengeluh bahwa masker tersebut bikin sulit bernapas dan tak nyaman, sehingga banyak yang nekat pakai masker bedah biasa.

Padahal, masker tersebut kerjanya kurang efektif, khususnya dalam bidang kerja mereka.

Ditambahkan oleh dr. Theresia, penggunaan masker N95 perlu diperhatikan. Ia mengingatkan untuk tidak memakai masker tersebut terlalu lama,  karena bisa menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen.

Itulah keunggulan masker N95 yang kini stoknya mengalami kelangkaan akibat wabah virus corona. Selain pakai masker, optimalkan perlindungan diri pada masa-masa ini dengan beberapa hal berikut ini.

Misalnya, rajin cuci tangan dan bawa selalu hand sanitizer, hindari orang-orang yang tampak sakit flu, tidur cukup, dan terapkan pola makan sehat bergizi seimbang agar daya tahan tubuh tetap prima. Bila ingin tahu seputar virus corona, bisa ikuti LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(RN/AYU)

virus coronawabahMasker N95infeksi virus

Konsultasi Dokter Terkait