HomeInfo SehatKesehatan UmumMasa Puber Bisa Terganggu karena Konsumsi Garam Berlebih, Apa Kata Dokter?
Kesehatan Umum

Masa Puber Bisa Terganggu karena Konsumsi Garam Berlebih, Apa Kata Dokter?

Krisna Octavianus Dwiputra, 28 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa masa pubertas bisa terganggu karena konsumsi garam berlebih. Simak pendapat dokter berikut terkait hal ini.

Masa Puber Bisa Terganggu karena Konsumsi Garam Berlebih, Apa Kata Dokter?

Menurut sebuah penelitian, konsumsi terlalu banyak makanan mengandung garam bisa menyebabkan masalah pubertas. Studi ini sangat mengejutkan dan harus menjadi perhatian banyak remaja. Lalu, bagaimana menurut pandangan dokter tentang hal ini?

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal European Society of Endocrinology, diet tinggi garam bisa mengganggu pubertas manusia. Dalam hal ini disebutkan bahwa bisa membuat pubertas menjadi terlambat.

Para peneliti dari University of Wyoming, Amerika Serikat yang dipimpin oleh Dori Pitynski menyelidiki efek dari berbagai tingkat garam makanan pada permulaan pubertas.

Penelitian Asupan Garam pada Pubertas Tikus

Diulas oleh ScienceDaily, Pitynski dan rekan-rekannya menemukan bahwa tikus yang diberi diet garam tinggi (setara dengan tiga atau empat kali rekomendasi harian untuk manusia) mengalami keterlambatan yang signifikan dalam mencapai pubertas dibandingkan dengan tikus yang diberi makan diet garam normal (rendah).

Para peneliti menyimpulkan bahwa asupan garam diperlukan untuk permulaan pubertas. Tetapi, bila berlebihan dapat memengaruhi kesehatan reproduksi. Terlambatnya pubertas dapat menyebabkan masalah perilaku, stres, dan penurunan kesuburan.

Artikel Lainnya: Pubertas Kedua pada Pria, Mitos atau Fakta?

“Penelitian kami menunjukkan bahwa kadar lemak dan garam yang tinggi memiliki dampak yang berlawanan terhadap kesehatan reproduksi,” kata Pitynski.

"Diet tinggi lemak dianggap mempercepat timbulnya pubertas. Namun, kami menemukan bahwa tikus yang diberi diet tinggi garam bahkan dengan diet tinggi lemak masih menunjukkan keterlambatan pubertas," sambungnya.

Pitynski juga menjelaskan bahwa penelitian ini menyoroti untuk pertama kalinya bahwa kandungan garam dalam makanan memiliki efek yang lebih signifikan pada kesehatan reproduksi daripada kandungan lemak.

Sebenarnya, WHO sudah lebih dulu menyatakan bahwa populasi di seluruh dunia mengonsumsi garam lebih banyak daripada yang diperlukan secara fisiologis. Di sisi lain, WHO sudah merekomendasikan konsumsi harian garam sebanyak lima gram per hari untuk orang dewasa.

Pada dasarnya, garam juga ditemukan secara alami di berbagai makanan, termasuk susu, krim, dan telur. Selain itu, terdapat juga dengan jumlah yang jauh lebih tinggi dalam makanan olahan, seperti roti, baccon, makanan ringan, serta bumbu seperti kecap dan kaldu. Asupan tersebut yang menjadi lebih lazim dalam diet ala Barat.

"Konsumsi garam saat ini pada populasi Barat memiliki potensi untuk secara drastis memengaruhi kesehatan reproduksi, dan memerlukan perhatian lebih lanjut," simpul Pitynski.

Artikel Lainnya: Tips Mempersiapkan Anak Perempuan Memasuki Pubertas

Garam Menjadi Faktor Penghambat Pubertas, Apa Kata Dokter?

Penelitian di atas sangat menarik dan memberitahu kita bahwa konsumsi garam berlebih sangat buruk untuk kesehatan. Membahas pubertas itu sendiri, sebenarnya hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor.

Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, penyebab keterlambatan pubertas yang paling umum adalah penyakit dan keturunan.

"Keterlambatan pubertas bisa terjadi bila ada faktor keturunan, disebutnya constitutional delay of puberty. Lalu, bisa karena penyakit tertentu juga, misalnya kencing manis, inflammatory bowel disease (IBD), penyakit ginjal, anemia, gangguan tiroid, dan gangguan hormon," kata dr. Devia.

"Faktor genetik lainnya juga bisa memengaruhi, contohnya kromosom abnormal. Ini seperti turner syndrome, yang mana dapat memengaruhi pubertas dan menyebabkan keterlambatan," sambungnya.

Sejauh ini, masih sedikit sekali penelitian yang menemukan bahwa pubertas bisa terganggu karena makanan. Pasalnya, hubungan pubertas dan makanan lebih banyak dilakukan penelitiannya pada tikus.

"Makanan memang tidak banyak disebutkan, termasuk garam. Belum ada yang pasti benar terutama uji coba pada manusia, karena lebih banyak pada tikus," ungkap dr. Devia.

Namun, secara umum, dr. Devia menuturkan bahwa garam adalah penyebab obesitas pada manusia. Konsumsi garam berlebih bisa menyebabkan gangguan hormon.

Nah, dr. Devia sudah mengutarakan sebelumnya di atas bahwa hormon yang terganggu bisa menyebabkan masalah pubertas.

"Kalau pada tikus, mengonsumsi makanan yang banyak garam itu bisa menyebabkan obesitas. Masalah kesehatan ini sebenarnya bisa menyebabkan gangguan hormon, jadinya bisa menyebabkan keterlambatan pubertas," jelasnya.

"Pada manusia, belum ada bukti nyata bahwa garam mengakibatkan keterlambatan pubertas. Ini juga balik lagi karena faktor penyebab obesitas itu banyak. Bisa karena keturunan, gaya hidup, atau multifaktor. Jadi, tidak bisa dibilang bahwa keterlambatan pubertas pasti karena asupan garam berlebih," tegasnya.

Ya, penelitian di atas pastinya butuh penelitian lain untuk menguatkan. Karena, memang tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan keterlambatan pubertas. Akan tetapi, penelitian tersebut bisa menjadi “alarm” untuk memperhatikan konsumsi garam Anda.

Itulah penjelasan mengenai konsumsi garam dan masa pubertas. Bila ingin bertanya seputar pubertas, Anda bisa memakai layanan LiveChat di aplikasi KlikDokter. Pertanyaan akan langsung dijawab oleh dokter!

(FR/AYU)

Pubertasgaram dapurObesitas

Konsultasi Dokter Terkait