Berita Kesehatan

Aktris Senior Ade Irawan Meninggal Dunia, Apa Penyebabnya?

Ruri Nurulia, 18 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Lagi, industri hiburan diselimuti duka. Tak sampai dua minggu setelah meninggalnya Ria Irawan, sang ibu, Ade Irawan, menyusul kepergian sang putri.

Aktris Senior Ade Irawan Meninggal Dunia, Apa Penyebabnya?

Dunia hiburan kembali berduka. Setelah meninggalnya Ria Irawan pada tanggal 6 Januari lalu akibat kanker getah bening, sang ibu, Ade Irawan, susul kepergian sang putri hari ini (17/1), pada usia 82 tahun.

Berdasarkan pemberitaan media, aktris senior kelahiran 5 April 1937 ini meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Ia dilaporkan mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 14.22 WIB.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, almarhum akan disemayamkan di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Riwayat Penyakit Ade Irawan

Belum diketahui pasti apa penyebab kepergian wanita yang bernama asli Arzia Dahar ini. Namun, menurut keterangan dari salah satu putrinya, Dewi Irawan, pemain film Lima Cewek Jagoan (1980) sudah mengalami masalah pada jantungnya sejak 30 tahun lalu.

Bahkan, dikatakan juga bahwa Ade sempat menjalani beberapa kali tindakan operasi, termasuk di Italia.

"Dia itu kan pasien jantung sejak tahun 1987 kalau nggak salah. Jadi udah dua kali ganti klep segala macam. Nah, belakangan ini ada cairan di paru-paru itu yang disedot sampai tiga kali, kurang lebih 1,6 liter lah," kata Dewi Irawan setelah mengisi acara diskusi film Tabularasi, di Fx Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2019), seperti dikutip di Suara.com.

Menurut Dewi kala itu, sang ibu melakukan penyedotan cairan di dalam paru-paru sebanyak tiga kali yang jumlah airnya mencapai lebih dari 1,5 liter.

Penyebab Harus Menjalani Penyedotan Cairan di Paru-Paru

Dikatakan oleh dr. Alvin Nursalim, SpPD, dari KlikDokter, mengenai penyedotan cairan dalam paru-paru, dalam istilah kedokteran itu disebut sebagai efusi pleura.

“Kondisi ini karena adanya cairan di dalam rongga pleura. Pleura adalah selaput pembungkus paru-paru. Biasanya, jika orang menyebut ada cairan di paru-paru, berarti ada cairan di rongga pleura ini,” dr. Alvin menerangkan.

Ia pun menyebut bahwa ada beberapa penyebab tersering efusi pleura, yaitu sebagai berikut ini.

  • Infeksi pada Paru dan Rongga Pleura

“Ini menyebabkan peradangan dan cairan terkumpul di rongga pleura,” kata dr. Alvin.

  • Gangguan Jantung

Misalnya adalah gagal jantung. “Jadinya, cairan tidak dapat dipompa dengan baik ke seluruh tubuh dan tertumpuk di paru-paru dan rongga paru,” katanya lagi.

  • Metastasis Kanker

Metastasis atau penyebaran kanker ke rongga pleura juga bisa jadi penyebab. “Kanker bisa menyebar ke rongga pleura dan menyebabkan pengumpulan cairan,” sebut dr. Alvin.

Lantas, soal Ade yang disebut-sebut sempat ganti klep jantung, dr. Alvin mengatakan kemungkinannya adalah gangguan katup jantung. Bisa kongenital (sejak lahir), atau bisa juga akibat infeksi.

Menjaga Kesehatan Lansia

Pada masa senja, menjaga kesehatan lansia sangat penting untuk diperhatikan, mengingat kondisi tubuhnya yang sudah rentan terhadap berbagai penyakit.

Proses penuaan ini dampaknya dirasakan seluruh anggota tubuh. Kalau kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter meliputi kulit yang kering dan keriput, tumbuhnya uban, hingga perubahan di organ dalam.

“Organ di dalam tubuh yang lebih dulu mengalami proses penuaan adalah jantung dan pembuluh darah. Dinding pembuluh darah, baik pembuluh darah balik maupun nadi, akan menjadi lebih kaku, sehingga jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah tersebut,” dr. Sepriani menerangkan.

Artikel lainnya: 5 Tanda Kesehatan Paru-paru Anda Bermasalah

Inilah yang membuat lansia rentan mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi dan berbagai masalah jantung lainnya.

Selain itu, dr. Sepriani juga mengatakan bahwa lansia rawan kena gangguan keseimbangan, sehingga mereka berisiko jatuh saat beraktivitas. Dari situ, bisa timbul komplikasi seperti patah tulang, infeksi, hingga disabilitas.

Nah, agar lansia tetap siap, Anda bisa melakukan langkah-langkah ini berikut.

1. Pola Makan Sehat

Lansia disarankan untuk mengonsumsi makanan utuh dan berserat tinggi, seperti buah, sayuran, dan serealia gandum. Konsumsi juga kacang-kacangan dan produk susu yang rendah lemak.

Penelitian mengatakan bahwa pola makan seperti ini dapat melindungi lansia dari penyakit jantung, Alzheimer, bahkan kanker. Hindari makanan siap saji, makanan yang terlalu asin atau manis, dan makanan berlemak.

2. Aktif Bergerak

Aktivitas fisik rutin intensitas ringan-sedang, setidaknya 30 menit sehari. Bisa dengan jalan kaki, bersepeda, berenang, atau senam.

“Olahraga aerobik seperti itu dapat melancarkan aliran darah dan peredaran oksigen ke seluruh tubuh. Di samping itu, olahraga tersebut juga dapat memperlambat terjadinya gejala demensia atau pikun, mengontrol berat badan, menjaga ketahanan tulang dan otot, serta meningkatkan kualitas tidur,” jelas dr. Sepriani.

3. Istirahat Cukup

Lansia dilaporkan sering alami sulit tidur dan mudah terbangun pada malam hari. Padahal, tidur yang berkualitas dapat menjaga mood tetap baik, sel tubuh beregenerasi, dan menjaga fungsi organ tetap optimal.

4. Ikut Serta dalam Komunitas

Lansia sering merasa sendiri atau kesepian. “Perasaan sendiri dan ditinggalkan ini dapat memicu timbulnya gejala depresi yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan,” kata dr. Sepriani.

Untuk mencegahnya, lansia bisa bergabung dengan komunitas, misalnya di dekat tempat tinggal. Dokter Sepri juga menyarankan lansia untuk terlibat dalam kegiatan kebersamaan di lingkungan sekitar atau tempat ibadah.

“Banyak peneliti menemukan bahwa lansia yang terlibat dalam komunitas akan memiliki kualitas hidup lebih baik, terhindar dari demensia dan penyakit degenerasi (penuaan) lainnya,” tambah dr. Sepriani.

5. Cek Kesehatan Secara Berkala

Bertambahnya usia membuat fungsi organ tubuh mengalami perubahan. Bahkan, bukan tidak mungkin fungsi-fungsi organ vital di tubuh juga akan mengalami penurunan.

“Dengan memeriksakan diri secara rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan, banyak penyakit yang bisa dideteksi sedini mungkin, diatasi dengan cepat dan tepat sebelum terjadi berbagai komplikasi,” pungkasnya.

Kabar meninggalnya Ade Irawan, tak lama setelah kepergian sang putri, Ria Irawan, tentu menorehkan duka mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. Meski begitu, tak bisa dimungkiri bahwa pada usia lansia, kondisi tubuhnya rawan terkena penyakit dan komplikasi. Bila Anda hidup dengan lansia, dukung kesehatannya dengan menerapkan lima langkah di atas.

[RPA/AYU]

Ria IrawanAde Irawan

Konsultasi Dokter Terkait