Berita Kesehatan

Warga Yogyakarta Terserang Antraks, Ini Risiko dan Perawatannya

Krisna Octavianus Dwiputra, 15 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belasan warga Gunungkidul, Yogyakarta, terinfeksi penyakit antraks. Mari ketahui faktor risiko dan perawatan dari penyakit ini.

Warga Yogyakarta Terserang Antraks, Ini Risiko dan Perawatannya

Penyakit antraks yang juga disebut sapi gila kembali merebak. Sebanyak 12 orang di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diduga terjangkit antraks. Mereka kini dalam perawatan Rumah Sakit Umum Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Meski begitu, Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari dr. Triyani Heni Astuti mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah ke-12 orang itu terinfeksi antraks. Agar lebih pasti, harus menunggu hasil laboratorium sampel darah.

“Beberapa pasien yang diduga terjangkit antraks itu mengaku sempat makan daging sapi sebelum sakit,” tutur dr. Triyani, seperti dikutip dari Kompas.com.

Waspada Bahaya Antraks!

Kabar ini tentu meresahkan warga sekitar karena penyakit ini tergolong berbahaya, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Antraks sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh  bakteri Bacillus anthracis.

Menurut dr. M. Dejandra Rasnaya dari KlikDokter, bakteri ini menghasilkan spora yang biasanya ditemukan di lingkungan, seperti tanah, rumput atau air. Bakteri penyebab penyakit antraks dapat bertahan selama bertahun-tahun di lingkungan.

Artikel lainnya: 5 Gejala Antraks Ini Wajib Anda Tahu

"Ternak seperti sapi, kambing, dan kerbau merupakan hewan yang paling sering terinfeksi antraks. Ini karena habitat hewan-hewan tersebut sangat berdekatan dengan lingkungan yang dijadikan tempat berkembang biak spora penyebab antraks," ujar dr. Dejandra.

Sebelum terinfeksi, hewan ternak biasanya terpapar spora antraks melalui udara atau makanan (rumput dan air) yang terkontaminasi. Awalnya, spora bersifat tidak aktif.

Namun, saat masuk ke dalam tubuh hewan dan mendapat banyak gizi, spora tersebut menjadi ganas. Spora pun menyebar dengan cepat dan mengeluarkan racun yang menimbulkan penyakit mematikan.

Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, penyakit antraks akan menimbulkan gejala seperti sesak napas, flu like syndrome (24-72 jam setelah terinfeksi), pembesaran kelenjar getah bening, lesi di kulit, serta masalah pencernaan.

Faktor Risiko Penyakit Antraks

Sama halnya dengan hewan ternak, manusia juga bisa terinfeksi penyakit antraks apabila spora sampai terhirup, termakan, atau masuk melalui kulit yang terluka. Selain itu, antraks juga bisa menginfeksi saat Anda mengonsumsi daging hewan ternak yang sudah terjangkit penyakit ini.

Sementara itu, beberapa faktor meningkatkan risiko Anda mengalami sapi gila, yaitu:

  1. Bekerja di Industri Hewan Ternak

Anda yang bekerja di industri hewan, baik di tempat penjagalan dan pabrik wol atau kulit, lebih rentan terhadap penyakit antraks.

Menurut penjelasan dr. Dejandra, di tempat pemotongan sapi atau kerbau, para pekerja bisa terpapar daging yang masih mentah dan tidak steril. Jika daging tersebut sudah terkontaminasi, spora antraks bisa menyebar dan terhirup oleh pekerja.

"Sementara itu, pada orang yang bekerja di pabrik wol atau kulit hewan ternak, spora bisa menyebar melalui udara pada saat proses pemangkasan bulu dari hewan yang terkontaminasi," katanya.

  1. Dokter Hewan

Risiko tertular antraks juga lebih tinggi pada dokter hewan yang mengurusi hewan sakit. Dokter hewan yang sering bekerja dengan hewan ternak meningkatkan risiko terkena penyakit antraks.

Artikel lainnya: Penyebab Antraks yang Tidak Boleh Diabaikan

  1. Bekerja di Laboratorium

Untuk mengecek penyakit antraks, biasanya sample darah akan dibawa ke laboratorium. Nah, para pekerja laboratorium yang melakukan pemeriksaan ini bisa saja terjangkit spora antraks. Apalagi jika si pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang memadai.

  1. Pihak Militer

Para tentara yang ditempatkan di daerah yang sedang mengalami epidemi antraks juga lebih berisiko terinfeksi.

Antraks banyak menyerang daerah pertanian, seperti Amerika bagian Tengah dan Selatan, Afrika sub-sahara, Asia Tengah dan Barat, dan Eropa Selatan maupun Timur. Selain itu, penyakit ini juga banyak terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

  1. Pengguna Suntikan secara Bergantian

Biasa juga disebut dengan injection anthrax. Tipe ini paling jarang terjadi, di mana antraks masuk melalui obat yang disuntikkan. Meski jarang, Anda tetap perlu waspada. Jangan pernah menggunakan suntikan secara bergantian.

  1. Penggemar Daging yang Tidak Matang

Makan daging yang tidak sepenuhnya matang memang nikmat dan sedang menjadi tren belakangan ini. Akan tetapi, jika daging tersebut terjangkit spora antraks, Anda pun akan langsung terkena dampaknya. 

"Hal ini umumnya terjadi jika pihak penyedia daging tidak melakukan pemantauan sesuai standar," ungkap dr. Dejandra.

Perawatan jika Terkena Antraks

Jika Anda saat ini sudah telanjur terinfeksi spora antraks, jangan putus asa. Asalkan, perawatan antraks harus dilakukan secepat mungkin sebelum racun dan bakteri di dalam tubuh menjadi terlalu tinggi untuk dihilangkan dengan obat.

Pengobatan standar untuk antraks adalah dengan antibiotik dan antitoksin. Jenis antibiotik akan tergantung pada bagaimana infeksi terjadi, usia individu, dan riwayat kesehatan.

Di sisi lain, terapi antitoksin saat ini sedang dikembangkan yang menargetkan racun yang dikeluarkan oleh bakteri Bacillus anthracis, daripada bakteri itu sendiri.

Kasus penyakit antraks yang ditemukan di Gunungkidul seharusnya menjadi alarm bagi semua orang untuk selalu waspada. Lakukan pencegahan dan kenali faktor risikonya supaya terhindar dari penyakit ini. Yuk, cari tahu lebih banyak tentang penyakit ini hanya di KlikDokter.

[HNS/RPA]

gejala antraksPenyebab Antraksantraks

Konsultasi Dokter Terkait