HomePsikologiKesehatan MentalSering Tak Bisa Diam? Ketahui Kelompok yang Berisiko Terkena Akathisia
Kesehatan Mental

Sering Tak Bisa Diam? Ketahui Kelompok yang Berisiko Terkena Akathisia

dr. Sara Elise Wijono MRes, 15 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anda kerap mengalami dorongan kuat untuk terus-menerus bergerak? Yuk cek, jangan-jangan Anda termasuk orang yang tinggi risiko kena akathisia!

Sering Tak Bisa Diam? Ketahui Kelompok yang Berisiko Terkena Akathisia

Akathisia adalah kondisi di mana penderitanya merasa resah terus-menerus dan memiliki dorongan kuat untuk melakukan gerakan-gerakan. Sering kali, gerakan berulang ini tidak memiliki tujuan yang jelas. Nah, ternyata, risiko akathisia makin besar pada kelompok tertentu.

Akathisia, Dorongan untuk Terus Bergerak

Mereka yang memiliki kondisi akathisia sering kali merasa gelisah, ada tekanan, atau ada perasaan tidak nyaman, khususnya pada anggota gerak bawah. Akibatnya, mereka merasa terdorong untuk selalu menggerakkan kaki, meski kadang bagian tubuh lain seperti tangan juga terkena dampak.

Orang dengan akathisia umumnya tidak bisa diam mempertahankan postur tubuhnya selama beberapa menit saja.

Gejala dari kondisi ini misalnya bergoyang ke depan dan ke belakang saat duduk atau berdiri, berjalan di tempat, serta mondar-mandir. Pada intinya, mereka tampak tidak bisa diam dan bergerak terus.

Sering kali, penderitanya juga merasakan ketegangan, panik, mudah marah, kurang sabar, bahkan dapat muncul pemikiran untuk bunuh diri.

Gejala dari akathisia ini dapat mirip dengan kondisi penyakit lainnya. Misalnya saja kecemasan, restless leg syndrome, sakaw, mabuk, atau sedang dalam pengaruh obat-obatan. Bedanya, akathisia erat kaitannya dengan konsumsi obat-obatan tertentu.

Artikel lainnya: Gelisah Setelah Minum Obat, Mungkinkah Gejala Akathisia?

Kelompok yang Berisiko Terkena Akathisia

Seperti sempat disinggung sebelumnya, kelompok tertentu lebih berisiko mengalami akathisia. Kelompok berisiko tersebut adalah yang sedang menjalani pengobatan tertentu, seperti penggunaan anti-psikotik (untuk gejala penyakit mental), terutama jenis obat generasi pertama.

Orang yang mengonsumsi obat-obatan dengan dosis tinggi atau meningkatkan dosis secara cepat juga mungkin mencetuskan kondisi ini. Mereka yang berusia paruh baya dan lansia juga lebih berisiko mengalaminya, dibandingkan para muda-mudi.

Di sisi lain, terdapat beberapa pengobatan yang dikaitkan dengan risiko munculnya akathisia, salah satunya terapi anti-psikotik (misalnya saja haloperidol, klorpromazin).

Akan tetapi, akathisia dapat juga berhubungan dengan pengobatan anti-mual (seperti metoklopramid), anti-depresi, pengobatan darah tinggi (reserpin, diltiazem, metildopa), bahkan juga antibiotik (azitromisin).

Lebih lanjut, beberapa penyakit juga mungkin berhubungan dengan gejala akathisia. Misalnya saja, memiliki kondisi peradangan otak yaitu ensefalitis, trauma atau benturan pada kepala, serta adanya penyakit Parkinson.

Artikel lainnya: Mengenali Lebih Jauh tentang Penyakit Akathisia

Cara Hindari Akathisia

Beberapa kondisi di atas memang tidak serta merta menyebabkan Anda pasti mengalami akathisia. Namun, penting bagi Anda untuk selalu menjalani pengobatan di bawah pengawasan dokter.

Jangan pernah meminum obat sendiri tanpa saran dokter. Misalnya, meminum obat yang sama dengan teman Anda yang memiliki gejala penyakit serupa. Hindari juga meningkatkan dosis obat sendiri tanpa pantauan dokter.

Apabila Anda merasa gelisah dan dorongan untuk terus bergerak, terutama setelah memulai pengobatan baru atau penyesuaian dosis obat, segera kontrol lagi dengan dokter. Dengan demikian, dapat dilakukan penyesuaian dosis atau penggantian jenis obat oleh dokter.

Menghentikan konsumsi obat sendiri tanpa memberitahu dokter Anda juga tidak disarankan. Bagaimanapun, penyakit Anda tetap perlu pengobatan. Bisa saja, penyakit akan bertambah parah jika konsumsi obat dihentikan.

Anda yang sedang menjalani pengobatan, terutama yang membutuhkan konsumsi obat dalam jangka waktu lama, disarankan untuk paham jenis dan dosis obat yang dikonsumsi. Coba catat obat apa saja yang perlu diminum dan berapa dosisnya.

Jika ada perubahan, jangan lupa untuk juga dicatat. Usahakan juga untuk mencari tahu kemungkinan efek samping dari obat yang anda konsumsi. Apabila muncul gejala tertentu, Anda dapat segera melaporkan pada dokter.

Beberapa kelompok di atas berisiko lebih besar mengalami akathisia. Itu sebabnya, sangat penting bagi Anda untuk selalu mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Cari tahu lebih dalam tentang penyakit yang satu ini di aplikasi KlikDokter.

[HNS/RPA]

Akathisia

Konsultasi Dokter Terkait