Kesehatan Umum

Dokter hingga Gen-Z Ramaikan Kampanye Anti-Vaping di TikTok

Krisna Octavianus Dwiputra, 14 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vape sama bahayanya dengan rokok tembakau biasa. Untuk memberikan kesadaran bahaya, banyak dokter yang melakukan kampanye anti vaping di media sosial.

Dokter hingga Gen-Z Ramaikan Kampanye Anti-Vaping di TikTok

Pamor rokok elektrik, atau biasa disebut vape, terus meningkat dari tahun ke tahun. Pemakai vape juga menjadi semakin banyak karena dianggap lebih aman untuk kesehatan dan bisa bikin berhenti kecanduan merokok.

Namun nyatanya, vape tidak lebih aman dari rokok tembakau. Lantas, hal ini membuat para praktisi kesehatan seperti dokter hingga masyarakat lainnya ramai-ramai melakukan kampanye anti-vaping di media sosial.

Kampanye Anti-Vaping oleh Dokter dan Generasi Z di TikTok

Atas dasar kepedulian terhadap bahaya kesehatan dari mengisap vape, mulai banyak kampanye anti-vaping di berbagai media sosial. Kampanye yang pertama muncul dicetuskan oleh seorang dokter yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota, Amerika, bernama dr. Rose Marie Leslie.

Dr. Leslie merasa, dengan kampanye anti-vaping lewat media sosial khususnya TikTok, ia bisa berekspresi secara lebih bebas dan para remaja bisa lebih ‘mendengarkan’. Pada akun TikTok miliknya, Leslie pernah membandingkan hasil X-ray paru sehat dengan paru-paru perokok.

Bahkan, ia juga pernah menampilkan bagaimana suara paru-paru para perokok. Walau begitu, Leslie tidak menampik ada pula remaja yang memberi komentar negatif atas misinya untuk menyuarakan anti-vape.

“Aku sering terima pesan dan unggahan yang mengatakan sangat lega bisa berhenti merokok atau vaping,” jelas Leslie seperti yang telah diterbitkan Rollingstone.

Bahkan tak hanya dokter saja, generasi Z pun ikut meramaikan anti-vaping di TikTok. Lewat video yang menarik, mereka melakukan berbagai cara untuk mengekspresikan mereka meninggalkan vape.

Ada yang menghancurkan vape dengan zat kimia, ada pula yang memukul vape menggunakan tongkat golf. Walau gerakan anti-vaping ini baru mewabah di negara AS, namun tampaknya pengguna Vape di Indonesia perlu aware bagaimana vape bisa memengaruhi kesehatan.

Bahaya Vape Bagi Tubuh

Asap yang lebih banyak, rasa yang beragam, pemakaian yang lebih ringkas, membuat vape mendapatkan tempat tersendiri di hati banyak orang. Selain itu, tanpa ada tembakau di dalam produknya, banyak yang menganggap bahwa mengisap vape lebih sehat.

Padahal, rokok elektrik ini tetap mengancam kesehatan. Tentunya karena kandungan zat kimia di dalamnya. Tidak tanggung-tanggung, bahaya vape dapat mengancam kesehatan jiwa dan raga.

Seperti yang dilansir dari CNN pada September 2019, Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dilaporkan bahwa ada lebih dari 450 kemungkinan kasus penyakit paru-paru yang dialami pasien dewasa.

Artikel lainnya: 8 Manfaat Meninggalkan Vape, si Rokok Elektrik

Di mana penyakit ini banyak disebabkan karena penggunaan vape atau rokok elektrik di 33 negara bagian Amerika Serikat (AS).

Perlu diketahui, bahwa vape mengandung cairan kimia yang cara pemakaiannya dibantu oleh tenaga listrik dan baterai. Cairan di dalam rokok elektrik ini mengandung beberapa zat yang berbahaya sebagai berikut:

  • Nikotin, zat yang menyebabkan seseorang ketergantungan rokok.
  • Diasetil, zat kimia yang memberikan rasa tertentu (flavoring) saat seseorang mengisap vape. Zat ini juga terbukti menyebabkan kanker paru dan penyakit bronchiolitis obliterans (jaringan paru rusak sehingga udara tak dapat masuk ke dalam paru).
  • Logam, seperti nikel dan timbal.
  • Berbagai jenis partikel kimia dalam ukuran sangat kecil yang akan masuk ke bagian dalam paru dan tak dapat dikeluarkan lagi.

"Dari hal di atas, sudah dapat diketahui dengan jelas bahwa vape juga mengandung risiko bagi kesehatan, khususnya penyakit paru. Lalu, kandungan nikotin dalam vape juga dapat menyebabkan kecanduan, sehingga vape hingga saat ini tidak dapat digunakan untuk membantu seseorang berhenti merokok," ujar dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid dari KlikDokter.

Tips Berhenti Merokok atau Nge-Vape

Jika Anda ingin berhenti nge-vape dan menggunakan produk nikotin lain, ada cara ampuh yang bisa Anda coba. Coba deh lakukan cara berhenti nge-vape yang disarankan Center for Disease Control and Prevention di bawah ini:

  1. Tulis Daftar Alasan Berhenti Nge-Vape

Tulis di kertas atau buku jurnal tentang mengapa Anda ingin berhenti merokok. Mengetahui dan mengingat mengapa alasan Anda berhenti nge-vape dapat menyadarkan pikiran serta perasaan Anda untuk bisa benar-benar lepas dari rokok.

  1. Pahami Dampak Nikotin

Coba pahami bahwa nikotin pada rokok dan vape membuat Anda kecanduan. Nikotin bersifat adiktif dan kemungkinan besar Anda akan mengalami gejala tertentu saat berhenti. Gejala dapat termasuk lekas marah, sakit kepala, suasana hati yang buruk dan mengidam. Konsultasi ke dokter apabila mengalami gejala tersebut.

  1. Alihkan dengan Mengisap Permen

Ganti kebiasaan merokok atau nge-vape dengan permen karet atau permen isap lainnya.

Apabila ingin mengetahui informasi lengkap tentang bahaya vape atau hal yang berbau anti-vaping, Anda bisa konsultasi Live Chat langsung dengan dokter di aplikasi KlikDokter.

Namun ketiga cara berhenti nge-vape di atas juga harus didahului dari niat alias kemantapan hati. Tanpa niat kuat, bisa jadi Anda malah tak berhenti nge-vape dan tanpa sadar merusak kesehatan diri sendiri.

Setelah mengetahui dampak buruk nge-vape, kira-kira sudah adakah niat menjalankan anti-vaping? Demi jaga kesehatan paru-paru, yuk mulai lakukan gerakan kecil demi agar terhindar dari penyakit berbahaya.

(OVI/RPA)

RokokVape

Konsultasi Dokter Terkait