HomeInfo SehatKesehatan UmumKetahui Penyebab Ketindihan Berdasarkan Fakta Medis di Sini
Kesehatan Umum

Ketahui Penyebab Ketindihan Berdasarkan Fakta Medis di Sini

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 16 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Saat bangun tidur badan rasanya tidak bisa bergerak, alias ketindihan. Apa penyebab ketindihan atau rep-repan saat tidur? Simak fakta medisnya berikut ini.

Ketahui Penyebab Ketindihan Berdasarkan Fakta Medis di Sini

Banyak orang menganggap ketindihan atau “rep-repan” saat bangun tidur disebabkan oleh makhluk halus. Ketindihan digambarkan dengan kondisi tubuh kaku tidak dapat bergerak namun tubuh dan pikiran menyadari bahwa Anda sudah bangun tidur.

Saat ketindihan, biasanya Anda tidak mampu berbicara sama sekali, merasa dadanya ditekan oleh benda yang sangat berat, sulit bernapas, dan berkeringat sangat banyak.

Umumnya ketindihan dapat berlangsung selama beberapa menit. Namun jangan khawatir, ketindihan ini bukanlah sebuah hal yang disebabkan karena makhluk halus, ya. Ketindihan adalah kondisi yang dapat terjadi pada semua orang dan bisa dijelaskan secara medis.

Penyebab Utama Ketindihan Saat Tidur

Istilah ketindihan dalam medis disebut kelumpuhan tidur (sleep paralysis). Penyebab utama ketindihan pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur.

Dalam keadaan tidur, terdapat dua fase utama yang terjadi, yaitu fase rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Saat tidur, sebagian besar tubuh Anda akan berada di dalam fase NREM.

Pada fase tersebut, tubuh dalam keadaan rileks. Sementara itu pada fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tetapi mata bergerak dengan cepat. Pada kondisi peralihan dari fase NREM  dan REM, kadang seseorang terbangun dari tidurnya.

Nah, pada saat ia terbangun dalam kondisi peralihan ini, otaknya masih dalam keadaan tidur, seluruh ototnya juga masih lumpuh karena masih dalam keadaan rileks. Alhasil, Anda akan merasakan gejala ketindihan seperti tersadar dengan kondisi badan tidak bisa bergerak.

Nantinya, beberapa saat setelah mengalami kondisi sleep paralysis, otak dan tubuh akan perlahan akan sinkron kembali sampai benar-benar terbangun dari ketindihan.

Kelumpuhan tidur umumnya bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun gejala yang dialami penderitanya kadang menimbulkan rasa takut dan cemas untuk tertidur lagi.

Faktor yang Bisa Memicu Ketindihan Saat Tidur

Tidak semua orang pernah mengalami peristiwa sleep paralysis, tapi ada juga beberapa orang yang sering mengalami ketindihan. Bukan karena diikuti hal mistis, ya, namun ada beberapa faktor risiko yang secara tidak sadar menyebabkan seseorang sering ketindihan. Di antaranya adalah ini.

  1. Mengalami Gangguan Mental

Meski tidak diketahui apa hubungan pastinya, orang yang sedang mengalami gangguan kecemasan atau depresi dilaporkan sering mengalami kondisi “rep-repan”. Orang yang sedang mengalami gangguan mental juga cenderung minum minuman beralkohol, dan ini diyakini bisa memicu ketindihan.

  1. Salah Posisi Tidur

Kebanyakan orang yang mengalami ketindihan saat tidur mengatakan bahwa itu terjadi saat posisi tidur mereka sedang telentang atau berbaring. Sedangkan orang yang tidurnya sering tengkurap atau miring, mengaku jarang mengalami sleep paralysis.

  1. Mengidap Narkolepsi

Orang yang memiliki gangguan tidur narkolepsi biasanya akan mengalami mimpi atau halusinasi. Penderita narkolepsi juga dilaporkan sering mengalami kesulitan berbicara atau bergerak seperti ketindihan.

  1. Penyebab Lainnya

  • Memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, misalnya pada orang yang harus bekerja shift pagi dan malam bergantian
  • Memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami kelumpuhan tidur.
  • Mengalami penyakit obstructive sleep apnea yang ditandai dengan sumbatan jalan napas saat tidur.

Adakah yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Ketindihan Saat Tidur?

Umumnya, tidak ada pengobatan khusus yang diperlukan untuk mengobati atau mencegah ketindihan secara medis. Namun, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk dapat mencegah kondisi ini terjadi, yaitu seperti bertikut ini.

  1. Usahakan untuk memiliki jadwal tidur yang teratur, termasuk pada hari libur.
  2. Tidur dalam kondisi yang nyaman, salah satunya dalam ruangan yang gelap.
  3. Hindari bekerja, belajar, dan nonton TV di atas tempat tidur.
  4. Hindari mengonsumsi makanan ’berat’ dalam dua jam menjelang tidur.
  5. Jika ada depresi atau gangguan cemas, segera berkonsultasi dengan psikiater.
  6. Lakukan hal yang bikin badan jadi lebih rileks atau menenangkan menjelang tidur, misalnya mendengarkan alunan musik, meditasi, atau berdoa.

Hal di atas pada dasarnya bertujuan agar seseorang mendapatkan kualitas tidur yang baik dan dapat mencegah ketindihan.

(OVI/AYU)

lumpuhtidurKetindihan

Konsultasi Dokter Terkait