HomeInfo SehatMataMengenal Neuritis Optik, Ketika Pandangan Mata Buram Seketika
Mata

Mengenal Neuritis Optik, Ketika Pandangan Mata Buram Seketika

dr. Seruni Mentari Putri, 08 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pernahkah Anda mengalami penglihatan buram secara tiba-tiba pada salah satu mata? Awas, bisa jadi itu merupakan tanda dari neuritis optik!

Mengenal Neuritis Optik, Ketika Pandangan Mata Buram Seketika

Pernahkah Anda mengalami salah satu mata buram disertai rasa nyeri yang terjadi tiba-tiba? Waspada, bisa jadi itu merupakan tanda dari gangguan mata yang disebut neuritis optik.

Neuritis optik adalah kondisi peradangan atau pembengkakan saraf optik (saraf penglihatan) pada mata.

Saraf optik itu sendiri berfungsi membawa rangsangan cahaya dari bola mata ke pusat penglihatan di otak agar dapat melihat. Saat saraf optik membengkak, rusak atau terinfeksi, penglihatan akan terganggu.

Neuritis optik paling sering terjadi pada rentang usia 20–40 tahun. Wanita adalah target utama penyakit ini, meski tidak menutup kemungkinan untuk juga menyerang para pria.

Penyebab Neuritis Optik

Penyebab pasti neuritis optik tidak diketahui secara pasti hingga saat ini. Peneliti menduga bahwa kondisi ini berkaitan dengan proses autoimun.

Apa itu proses autoimun? Ini adalah keadaan yang terjadi ketika sistem kekebalan menyerang sel tubuh yang sehat. Dalam kasus neuritis optik, sistem kekebalan tubuh menyerang saraf optik yang ‘tidak bersalah’.

Berikut ini adalah beberapa penyebab neuritis optik, baik yang berhubungan dengan autoimun maupun tidak:

  • Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun, di mana sistem imun tubuh menyerang selaput mielin yang membungkus saraf di otak.

Penderita neuritis optik memiliki risiko sebesar 50 persen untuk mengalami multiple sclerosis. Risiko ini juga semakin besar bila terdapat lesi pada hasil pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) pada otak.

  • Infeksi

Terjadinya neuritis optik dapat berkaitan dengan adanya infeksi bakteri. Kasus ini biasanya terdeteksi sebagai penyakit Lyme dan sifilis.

Penyakit neuritis optik juga bisa terjadi akibat infeksi virus, seperti campak, herpes, dan gondongan.

  • Penyakit Lain

Neurutis optik berulang bisa terjadi pada penderita penyakit sarkoidosis dan lupus. Kedua kondisi tersebut terjadi saat tubuh mengalami peradangan tanpa sebab yang jelas.

  • Obat-obatan dan Racun

Obat dan zat racun yang dapat memicu neuritis optik, antara lain etambutol (obat tuberkulosis) dan zat metanol yang sering terkandung dalam cat dan berbagai larutan pembersih.

Gejala Neuritis Optik

Neuritis optik lebih sering terjadi pada salah satu mata, meski tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada kedua mata.

Gejala neuritis optik dapat timbul secara tiba-tiba atau memberat dalam beberapa hari. Gejalanya meliputi:

  • Pandangan kabur secara mendadak
  • Pandangan gelap, seperti lampu dimatikan
  • Warna tampak memudar atau tidak bisa membedakan warna
  • Nyeri di belakang mata
  • Nyeri saat menggerakkan bola mata
  • Tampak kilatan cahaya saat menggerakkan bola mata (flashing lights)

Gejala tersebut bisa semakin berat pada cuaca panas atau saat penderitanya sedang kelelahan.

Diagnosis Neuritis Optik

Dokter mata akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis neuritis optik. Beberapa pemeriksaan yang dimaksud, di antaranya:

  • Pemeriksaan mata dengan oftalmoskop untuk melihat bagian belakang mata guna memastikan ada/tidaknya pembengkakan pada saraf optik.
  • Pemeriksaan lapang pandang perifer
  • Pemeriksaan persepsi warna
  • Cek rangsangan pupil terhadap cahaya

Dokter mata juga mungkin akan melakukan pemeriksaan yang lebih detail, seperti CT scan, MRI atau visual brain wave recording.

Pengobatan Neuritis Optik

Pada kasus yang jarang, neuritis optik dapat membaik dengan sendirinya. Namun secara umum, penderita neuritis optik perlu mendapat pengobatan yang tepat untuk memperbaiki ketajaman penglihatan dan mencegah perburukan gejala.

Pengobatan yang paling umum untuk mengatasi neuritis optik adalah dengan kortikosteroid. Obat ini diberikan dengan disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena (intravena).

Umumnya, penglihatan dapat kembali normal dalam jangka waktu 12 bulan. Namun, penderita neuritis optik yang disertai multiple sclerosis memiliki angka kesembuhan yang lebih rendah.

Alasannya, pada penderita neuritis optik dengan multiple scelorsis atau kondisi penyerta lainnya, pengobatan dengan kortikosteroid tidak akan memberikan manfaat yang signifikan.

Komplikasi Neuritis Optik

Tanpa pengobatan yang cepat dan tepat, komplikasi neuritis optik yang bisa dialami penderitanya adalah:

  • Kerusakan Saraf Optik Permanen

Pada umumnya, ketajaman penglihatan penderita neuritis optik akan kembali normal dalam beberapa bulan. Akan tetapi, gangguan dalam persepsi warna bisa saja menetap.

Pada beberapa kasus, gangguan penglihatan bisa menetap meski neuritis optik sudah pulih. Tingkat keburaman yang terjadi bervariasi, dari ringan sampai berat.

  • Neuritis Optik Berulang

Meski neuritis optik sudah teratasi, masih ada kemungkinan penyakit ini untuk kambuh di kemudian hari.

  • Efek Samping Kortikosteroid

Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga infeksi lebih mudah terjadi.

Selain itu, minum obat kortikosteroid jangka panjang juga dapat menyebabkan perubahan mood dan peningkatan berat badan.

Neuritis optik adalah penyakit mata yang dapat disembuhkan bila ditangani dengan cepat dan tepat. Dengan mengobati penyakit tersebut, penderita juga bisa mencegah perburukan kondisi akibat multiple sclerosis.

Dengan mengenal neuritis optik, diharapkan Anda bisa lebih peduli terhadap kesehatan mata secara umum. Jika mengalami gejala yang berkaitan dengan penglihatan, segeralah berobat ke dokter sebelum terlambat.

Anda juga bisa mengenal neuritis optik lebih jauh dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di sini, atau menggunakan fitur Live Chat dari KlikDokter di sini.

(NB/RPA)

MataNeuritis Optik

Konsultasi Dokter Terkait