Kesehatan Mental

Faris: Gagal Bunuh Diri Kini Aku Lebih Menghargai Arti Hidup

Tamara Anastasia, 01 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sempat melakukan percobaan bunuh diri membuat Faris belajar arti hidup. Seperti apa kisah Faris hingga ia kini bisa menjalani hidup tanpa dihantui ketakutan yang sempat membuatnya terpuruk?

Faris: Gagal Bunuh Diri Kini Aku Lebih Menghargai Arti Hidup

Percobaan bunuh diri tidak hanya menjadi problema yang terjadi di luar negeri saja, tetapi juga di Indonesia. Seperti yang dialami oleh Faris seorang freelance di sebuah kantor di Jakarta yang membagikan kisahnya kepada KlikDokter.

Kisah Faris ini bisa menjadi pelajaran yang luar biasa dalam menjalani hidup. Dari percobaan bunuh diri yang dilakukan Faris, kini dirinya sadar akan pentingnya menghargai arti hidup.

Sakit Hati yang Berujung Percobaan Bunuh Diri

Bukan tanpa alasan mengapa seseorang bisa melakukan percobaan bunuh diri. Ada banyak faktor yang memang mendorong seseorang untuk melakukan percobaan bunuh diri. Misalnya, terbelit utang, putus cinta, atau punya banyak masalah pribadi yang menumpuk.

“Dulu itu saya memang suka menyendiri. Namun, sebelumnya saya memang seorang yang aktif dan suka bersosialisasi. Sampai pada waktu 18 atau 19 tahun, saya memang lebih suka sendiri. Nggak tahu kenapa, saya lebih suka menyendiri. Bahkan kalau ada masalah, saya pun lebih suka memendamnya sendiri,” ujar Faris dalam wawancaranya bersama KlikDokter.

Dulunya, Faris tipe yang enggan untuk bercerita dengan orang lain. Menurutnya setiap orang sudah punya masalah sendiri. Dia merasa tidak perlu membebankan masalahnya pada orang lain. Dari rasa tidak enak tersebutlah, Faris jadi memendam semua masalah yang dihadapi.

Seiring berjalannya waktu, masalah pun semakin bertambah ketika Faris mengetahui keluarganya memiliki masalah ekonomi. Problema yang menumpuk ini semakin membuatnya tertekan.

“Mau cerita ke teman juga tidak enak. Karena saat itu saya sedang pacaran dan lebih sering menghabiskan waktu bersama pacar ketimbang teman. Jadi, nanti kalau cerita ke teman, mereka malah komentar yang tidak-tidak. Jadi lebih baik saya pendam masalahnya,” cerita Faris.

“Saya paling nggak mau itu sakit hati. Benar-benar nggak mau. Jadi saya lebih mending sakit yang lain kayak sakit fisik ketimbang sakit hati,” lanjutnya.

Ketika rasa sakit hati itu terus terkumpul dan terpendam, Faris pun memutuskan untuk menyerah. Saat itulah, Faris memutuskan mengakhiri hidupnya.

Kenali Gejala Seseorang Ingin Bunuh Diri

Akibat dari masalah dan sakit hati yang terus Faris dapatkan, dirinya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Faris mengaku dalam satu hari, dirinya terus mencoba melakukan percobaan bunuh diri. Syukurnya, Tuhan memberi jalan terang untuknya. Setiap percobaan yang dilakukan selalu gagal.

“Hal terakhir yang diingat, saya tersadar bahwa masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia,” jelas Faris.

Pelajaran yang Bisa Diambil

Dari kejadian tersebut, Faris tersadar bahwa dirinya tidak hidup sendiri. Dirinya sadar bahwa teman-temannya sangat peduli dan mau mendukung Faris dalam kondisi apapun. Hal terpenting adalah bahwa dirinya sadar bahwa Tuhan tidak mau Faris menyerah dengan hidupnya.

“Setelah kejadian ini, saya justru belajar bahwa hidup itu memang sangat berarti. Bukan karena satu, dua, tiga masalah saya harus menyerah. Dari masalah itu, saya harus belajar untuk bangkit dan berusaha mencari solusinya. Gagal bunuh diri buat saya jadi lebih menghargai apa itu arti hidup,” ujar Faris.

Kisah Faris di atas memang bisa mengajarkan Anda sesuatu, yakni hargailah hidupmu selama Anda bisa melakukannya dan hargailah tubuhmu selama Anda bisa menjaganya. Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan manusia.

Jadi jangan pernah merasa sendiri dan jangan sungkan untuk bercerita pada orang lain akan masalah yang sedang dihadapi. Hubungi tenaga profesional seperti Psikolog jika dirasa, Anda tidak sanggup lagi menjalani hidup dan mengatasi masalah yang dimiliki. Salam sehat!

Bila orang-orang terdekat Anda mengalami hal serupa dengan Faris, dapat menghubungi "LSM Jangan Bunuh Diri" melalui nomor telepon (021 0696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com

(AYU/RPA)

Bunuh DiriDepresikesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait