Kesehatan Umum

Bukan Hanya Babi, Manusia Juga Bisa Terkena Kolera, Ini Sebabnya!

Tamara Anastasia, 26 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Virus kolera memang banyak menyerang babi. Tapi hati-hati, ternyata manusia juga bisa terjangkit virus kolera. Apa ya penyebabnya?

Bukan Hanya Babi, Manusia Juga Bisa Terkena Kolera, Ini Sebabnya!

Berita tentang menyebarnya virus kolera babi memang sedang marak di masyarakat. Kekhawatiran akan menularnya virus ini memang menjadi keresahan tersendiri bagi banyak orang. Perlu Anda ketahui bahwa virus kolera babi tidak menular pada manusia, melainkan hanya menyerang binatang babi. 

Tapi, virus kolera sendiri memang ada yang menyerang manusia, namun bukan berasal dari virus babi kolera. Lalu apa penyebabnya? 

Virus Kolera pada Manusia 

Dari KlikDokter, dr. Intan Aprelia Prayusmi menegaskan bahwa virus kolera yang dialami manusia tidak ada kaitannya dengan virus kolera yang menyerang babi. Jadi, meski Anda tidak memiliki babi di sekitar rumah, virus kolera sendiri masih tetap bisa menyerang tubuh manusia. 

Namun, yang perlu Anda pahami adalah bahwa virus kolera manusia berbeda dengan virus yang menyerang babi. 

“Virus kolera pada manusia disebabkan karena adanya infeksi bakteri yang bernama Vibrio cholerae yang menyerang sistem pencernaan seseorang. Umumnya, virus ini akan menyebabkan penderitanya mengalami diare dan dehidrasi hebat,” ujar dr. Intan.

Artikel lainnya: Virus Babi Hog Cholera Menular Pada Manusia, Mitos atau Fakta?

Kolera sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Penyakit ini paling sering ditemukan pada negara atau tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk dan padat penduduk. Umumnya, penyakit ini menginfeksi lewat makanan atau minuman yang sebelumnya telah terkontaminasi. 

“Bakteri Vibrio cholerae mengeluarkan racun di usus yang memicu terjadinya diare disertai muntah. Jika tidak segera ditangani, Anda bisa kehilangan banyak cairan dan mengalami dehidrasi. Bahkan penyakit kolera bisa mengancam jiwa,” jelas dr. Intan. 

Ada beberapa komplikasi kesehatan yang mungkin bisa terjadi jika seseorang yang mengalami kolera tidak segera ditolong. Orang tersebut bisa mengalami hipokalemia, hipoglikemia, dan gagal ginjal. 

Hipokalemia adalah kondisi kekurangan kalium dan berdampak pada gangguan fungsi jantung serta saraf. Lalu, hipoglikemia terjadi ketika seseorang mulai kehilangan gula darah akibat kolera. Jika ini terjadi secara mendadak, kejang dan kematian mendadak bisa terjadi pada penderita hipoglikemia. 

Dan yang terakhir, orang yang terkena kolera bisa saja mengalami gagal ginjal. Hal ini dikarenakan hilangnya fungsi ginjal yang membuatnya mengeluarkan cairan dan elektrolit dalam jumlah banyak. 

Artikel lainnya: Waspada, Virus Ini Bisa Menular Lewat Babi

Gejala Kolera dan Penanganannya

Kenyataannya, kebanyakan orang yang terkena kolera tidak mengalami sakit secara langsung. Tapi bukan berarti para penderita kolera tidak merasakan gejala-gejala yang mungkin terjadi. Menurut dr. Intan, ada beberapa gejala umum yang sering dirasakan oleh penderita kolera, yaitu: 

  • Mual Hebat 

Mual merupakan tahap awal terjadinya kolera. Rasa mual akan bertahan selama berjam-jam setelah infeksi dimulai. Saat muntah, tubuh akan mengeluarkan elektrolit secara berlebihan. Sehingga menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh.

  • Diare 

Diare akibat kolera datang secara tiba-tiba. Jika seseorang mengalami diare akibat kolera, tubuhnya akan kehilangan banyak cairan, lemas, dan tampak lebih pucat dari biasanya. Tidak sedikit orang yang tidak bisa beraktivitas karena kondisi ini. 

  • Dehidrasi 

Dehidrasi dapat terjadi setelah timbulnya mual dan muntah. Hilangnya 10% air dari dalam tubuh menunjukkan Anda mengalami dehidrasi berat. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Pada akhirnya, kondisi ini memicu oksigen dan tekanan darah menurun drastis, serta kram otot.

Penanganan pertama jika menderita kolera adalah memperbanyak asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Sangat penting untuk segera mengganti kehilangan cairan, garam, dan mineral pada tubuh. Bagi penderita yang mengalami dehidrasi berat, cairan akan diberikan melalui infus.

“Untuk mencegah kolera, penting untuk melakukan penjernihan cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhi standar. Selain itu, minumlah air yang sudah terlebih dahulu dimasak. Hindari mengonsumsi sayuran mentah, atau ikan dan kerang yang tidak dimasak sampai matang,” kata dr. Intan.

Setelah mengetahui beberapa informasi di atas, jangan lagi Anda salah mengartikan virus kolera yang menyerang babi dengan virus kolera yang menyerang manusia. Meski sama-sama menyebabkan diare, tapi kedua virus ini berbeda dan tidak menular satu sama lain. Salam sehat! 

(FR/RPA)

Kolera

Konsultasi Dokter Terkait