Kesehatan Mental

Kenali Erotomania, Sindrom “Halu” yang Berpikir Dia Dicintai Idolanya!

Ayu Maharani, 21 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jatuh cinta memang indah. Tapi, kalau sampai menganggap si idola yang dipuja turut mencintai Anda, jangan-jangan mengidap erotomania!

Kenali Erotomania, Sindrom “Halu” yang Berpikir Dia Dicintai Idolanya!

Memiliki pujaan hati, baik dari kalangan biasa maupun artis idola. Sebenarnya, hal yang wajar. Pada dasarnya, ketertarikan – apalagi ketertarikan fisik – sulit untuk dikontrol. Kendati begitu, kondisi tersebut berubah menjadi tak wajar bila Anda percaya bahwa Anda juga dicintai sang artis idola. Kondisi ‘halu’ tersebut dinamakan sindrom erotomania. 

Apa Itu Erotomania?

Erotomania adalah gangguan mental yang bersifat tidak rasional (delusi). Para penderitanya akan sangat percaya dan terlalu yakin bahwa orang yang dia cintai juga mencintai dirinya alias terbalaskan. 

Dilansir dari berbagai sumber, ada ciri khas yang menggambarkan kondisi erotomania ini. Pertama, mayoritas penderitanya adalah kaum hawa, terutama wanita yang jarang melakukan kontak seksual dan penyendiri. 

Kedua, pria yang dicintainya biasanya memiliki kondisi yang bertolak belakang dengan si wanita. Pria tersebut merupakan tokoh atau orang yang memiliki kedudukan tinggi di lingkungan masyarakat dan punya fisik rupawan. Misalnya, seorang artis atau tokoh yang memang punya banyak penggemar. 

Meski mayoritas penderita sindrom erotomania adalah wanita, bukan berarti pria tak bisa mengidap erotomania, lho! Pria pun tetap bisa mengidap sindrom “halu” ini. 

Bahkan, bila pria yang menjadi pengidap erotomania, mereka akan cenderung bertindak agresif hingga melakukan kekerasan tertentu pada orang yang dipujanya karena obsesi yang besar.

Artikel Lainnya: Awas, Kecanduan Media Sosial Bisa Picu Gangguan Jiwa!

Bagaimana Gejala Erotomania?

Namun, berpikir bahwa diri sendiri dicintai oleh orang lain sebenarnya tak langsung membuat Anda terdiagnosis mengidap erotomania. Terdapat sejumlah indikator untuk mengatakan bahwa seseorang menderita erotomania seperti berikut ini.

  • Kondisi tidak rasional ini sudah berlangsung lama dan ekstrem. 
  • Pengidap benar-benar yakin bahwa orang yang dicintainya juga berhasrat sama.
  • Meyakini bahwa orang itulah yang mencintai dan mendekati pengidap lebih dulu. 
  • Punya segudang alasan yang membenarkan bahwa si pujaan hati benar-benar menyukainya. 
  • Gejala muncul tiba-tiba.
  • Jika ada kontak antara si tokoh dan si pengidap, orang lain akan melihatnya sebagai hal yang biasa saja. Sedangkan bagi si pengidap, itu merupakan hal yang sangat spesial dan dianggap sebagai bukti cinta. 
  • Kehilangan minat dalam melakukan kegiatan lain. Pengidap akan terus memikirkan dan membicarakan tentang si pujaan hati yang dipikirnya juga mencintainya.
  • Merasa sangat cemburu bila ada yang dekat dengan idolanya.
  • Sering mengirimi hadiah, meneror dengan panggilan telepon berkali-kali, dan sering mengirim surat atau email cinta.
  • Sangat yakin bahwa sang idola sering mengirim kode cinta diam-diam, baik lewat media sosial, pandangan, maupun gerak-gerik.
  • Suka menguntit si idola dan berbohong kepada orang lain.

Artikel Lainnya: Kenali 5 Gangguan Mental yang Berbahaya 

Ada sebagian penderita sindrom erotomania yang masih bisa beraktivitas normal. Tetapi ada pula yang sampai berbicara sangat cepat, tidak bisa tidur, dan memiliki dorongan energi berlebih untuk melakukan sesuatu kepada idolanya. 

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, sebenarnya menguntit atau yang populer disebut stalking dapat memperparah kondisi emosi si penderita. Semakin sering menguntit, maka semakin buruk kondisi emosi si penderita. 

Dalam sebuah penelitian, 10% penguntit memang menderita erotomania. Lebih seramnya lagi, 80% tindakan kekerasan yang dilakukan si penguntit ditujukan kepada pujaan hatinya. 

Mungkin Anda menjadi bingung, bila cinta lantas mengapa justru menyakiti? Ya, karena itulah, kondisi mencintai ekstrem ala erotomania dianggap sebagai gangguan mental.

Mengatasi Gejala Erotomania

Sama seperti gangguan psikologis lainnya, erotomania dapat disembuhkan dengan beberapa terapi. Adapun sejumlah psikoterapi yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Psikoterapi Individual

Terapi ini bermanfaat untuk mengenali dan memperbaiki gangguan berpikir yang dialami penderita erotomania.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Jenis ini bermanfaat untuk membantu penderita mengenali dan mengubah pola pikirnya, serta perilaku yang menyebabkan ketidaknyamanan.

  • Terapi Keluarga

Terapi ini membutuhkan bantuan dari pihak keluarga. Mereka dapat membantu menangani gejala erotomania pada pasien dan diharapkan mampu berkontribusi terhadap perbaikan kondisi pasien.

Sah-sah saja bila mengagumi seseorang, asalkan masih dalam batas wajar. Tak perlu berhalusinasi bahwa Anda juga dicintai artis idola, bahkan sampai berhasrat. Itu hanya akan menciptakan obsesi tak sehat. Bila Anda merasa mengalami tanda-tanda di atas, jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog.

(FR/AYU) 

Gangguan MentalErotomania

Konsultasi Dokter Terkait