Psikologi Keluarga

Istri Alami Postpartum Depression, Ini yang Bisa Dilakukan Suami

Krisna Octavianus Dwiputra, 20 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat istri mengalami postpartum depression, suami harus aktif membantu melewati kondisi itu. Apa saja cara yang bisa dilakukan? Simak di artikel ini.

Istri Alami Postpartum Depression, Ini yang Bisa Dilakukan Suami

Lahirnya buah hati tentu menjadi momen yang sangat dinantikan. Akan tetapi, semuanya bisa tidak berjalan sesuai harapan saat sang ibu mengalami postpartum depression. Saat ini terjadi, istri tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian! Anda harus mendukungnya agar cepat pulih.

Postpartum Depression dan Gejalanya

Postpartum depression adalah bentuk depresi yang dapat muncul dalam rentang waktu sejak masa kehamilan hingga setahun setelah kelahiran anak.  Kondisi ini umumnya diderita para ibu, meski dapat juga dialami ayah, bahkan pada orang tua adopsi.

Diperkirakan, postpartum depression memengaruhi satu dari tujuh populasi wanita. Sering kali, keluhannya muncul dalam empat bulan pertama setelah melahirkan. Seseorang yang mengalami masalah mental ini dapat memengaruhi kemampuan dalam merawat bayi atau diri sendiri.

Menurut dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, beberapa hal dapat berkontribusi menyebabkan postpartum depression, yaitu:

  • Perubahan Kadar Hormon

Beberapa saat setelah persalinan, kadar hormon estrogen dan progesteron menurun secara drastis. Keadaan ini dapat mencetuskan depresi pada ibu yang baru melahirkan.

  • Punya Riwayat Depresi

Seorang wanita yang memiliki riwayat depresi sebelumnya, akan lebih berisiko mengalami depresi postpartum.

  • Faktor Lingkungan

Kurangnya dukungan dari keluarga dapat meningkatkan risiko depresi. Depresi postpartum juga bisa dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang mengguncang. Misalnya, kehilangan seseorang yang dicintai atau ada anggota keluarga yang sakit.

  • Faktor Emosi

Perasaan ragu terhadap kehamilan kadang bisa terjadi pada beberapa kondisi. Misalnya, pada kehamilan yang tidak diinginkan atau direncanakan. Terkadang, dibutuhkan waktu untuk menerima kehadiran bayi di tengah keluarga.

  • Kelelahan

Hamil dan melahirkan adalah proses panjang yang melelahkan yang dapat memengaruhi terjadinya depresi postpartum. Tak heran, beberapa ibu membutuhkan waktu untuk mengembalikan energi dan semangat di dalam diri.

Gejala postpartum depression tak jauh berbeda dengan gejala depresi pada umumnya. Misalnya, mudah menangis, merasa tidak bahagia, sulit tidur, selalu merasa lelah, gangguan nafsu makan, timbul pikiran untuk bunuh diri, dan pemikiran berulang mengenai kematian.

Beberapa gejala khas postpartum depression yang perlu Anda perhatikan antara lain sebagai berikut ini.

  • Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu digemari, termasuk berhubungan intim.
  • Makan jauh lebih banyak atau jauh lebih sedikit dibandingkan biasanya.
  • Kecemasan yang dirasakan setiap saat atau pada kebanyakan waktu.
  • Alami serangan panik.
  • Pemikiran yang menakutkan.
  • Merasa bersalah atau tidak berarti, sering menyalahkan diri sendiri.
  • Takut saat ditinggalkan sendiri bersama bayi.
  • Kehilangan rasa tertarik pada bayi, keluarga, dan teman.
  • Pemikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi.

Bantu Istri dengan Cara Ini

Saat gejala postpartum depression dialami pada istri, sang suami tidak boleh tinggal diam. Dukungan suami—termasuk keluarga terdekat lainnya—akan sangat membantu sang istri menghadapi dan melalui rasa depresinya. Cara yang bisa Anda lakukan adalah berikut ini.

  • Tetap Berkomunikasi

Berkomunikasi yang baik terbukti dapat membantu mengurangi stres. Sebagai suami, luangkan waktu Anda untuk mengobrol dengan pasangan. Biarkan pasangan Anda berkeluh-kesah tentang apa saja. Jangan berikan komentar balasan mengenai hal apa pun yang diceritakan.

Artikel Lainnya Kenali Tanda-tanda Sindrom Baby Blues

  • Bantu Pekerjaan Rumah

Setelah masa-masa melahirkan atau mengalami keguguran, biarkan istri Anda mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Jangan bebani dia dengan aneka tugas rumah. Anda bisa sementara mengambil alih tugas tersebut, seperti cuci piring, cuci baju, sampai menyapu dan mengepel.

“Dengan istirahat yang cukup, sang istri dapat mengembalikan energi dan memompa semangat di dalam diri serta memperbaiki mood. Kondisi mood yang baik dapat mencegah terjadinya depresi postpartum,” tutur dr. Andika.

  • Berikan Waktu

Biarkan pasangan Anda meluangkan waktu untuk mengurus dirinya sendiri alias me time. Berikan kesempatan baginya untuk sekadar pergi ke salon, pijat, spa, berbelanja, atau mengerjakan hobinya.

Menurut dr. Andika, membiarkan pasangan melakukan aktivitas yang disenangi dapat membantu mencegah dan mengatasi depresi postpartum.

  • Olahraga

Olahraga dapat memompa semangat Anda. Itu sebabnya, ajak istri Anda untuk berolahraga bersama. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai olahraga yang cocok bagi Anda.

  • Kunjungi Dokter atau Psikiater

Jika Anda merasa gejala depresi postpartum pada pasangan sangat parah, tak ada salahnya untuk mengajaknya ke dokter atau psikiater. Dengan ini, istri bisa mendapatkan konseling dan obat-obatan antidepresan untuk membantu mengatasi masalah yang sedang ia alami.

Banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan suami untuk meringankan kondisi postpartum depression pada istri. Melakukannya dapat membantu kesehatan mental sang istri. Akan tetapi, jangan tunda temui profesional saat kondisi depresi tak juga membaik.

[HNS/AYU]

Postpartum depression

Konsultasi Dokter Terkait