Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomePsikologiKesehatan MentalSering Diare Saat Stres, Waspada Irritable Bowel Syndrome
Kesehatan Mental

Sering Diare Saat Stres, Waspada Irritable Bowel Syndrome

dr. Seruni Mentari Putri, 18 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tahu tidak, stres dapat memunculkan berbagai gangguan kesehatan, dan kambuhnya irritable bowel syndrome? Cari tahu apa itu Irritable Bowel Syndrome di sini.

Sering Diare Saat Stres, Waspada Irritable Bowel Syndrome

Diare yang sering terjadi tanpa sebab, khususnya saat sedang banyak pikiran, bisa menjadi pertanda Anda mengalami irritable bowel syndrome atau sindrom iritasi usus besar.

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah kumpulan gejala akibat gangguan pada usus besar. IBS adalah suatu kondisi kronis yang tidak dapat disembuhkan dan bisa kambuh sewaktu-waktu, terutama saat penderitanya dilanda stres.

Gejala dan Penyebab Irritable Bowel Syndrome

Gejala IBS dapat berbeda-beda pada tiap orang. Gejala yang paling sering dilaporkan antara lain:

  • Nyeri atau kram perut yang dapat membaik setelah buang air besar
  • Perut kembung (begah) dan gas berlebih
  • Diare, sulit buang air besar (konstipasi), atau keduanya

Penyebab pasti IBS belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa teori yang berusaha menjelaskan terjadinya gejala IBS, yaitu:

  • Kontraksi Otot pada Usus

Kontraksi otot usus yang lebih kuat dan lama dari normal dapat menyebabkan penumpukan gas, perut kembung, dan diare. Sebaliknya, kontraksi otot usus yang lambat dapat menyebabkan kotoran menjadi keras dan kering (konstipasi).

  • Sistem Saraf

Gangguan persarafan pada sistem pencernaan dapat menyebabkan nyeri dan kram berlebih saat perut mengembang akibat gas dan kotoran. Koordinasi “sinyal” yang buruk antara otak dan usus dapat menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan terhadap perubahan pada perut. Pada akhirnya, timbul gejala nyeri, diare, dan konstipasi.

  • Peradangan pada Usus

Beberapa orang dengan IBS memiliki sistem sel imun yang berlebihan pada usus. Respons sistem imun ini berkaitan dengan nyeri perut dan diare.

  • Infeksi Berat

Gejala IBS dapat muncul setelah diare akut akibat infeksi virus atau bakteri. IBS juga berkaitan dengan bertambahnya jumlah bakteri pada usus. 

  • Perubahan Jumlah Bakteri Baik pada Usus

Bakteri baik pada usus berfungsi sebagai pelindung terhadap bakteri buruk yang masuk ke usus. Riset menunjukkan penderita IBS memiliki jumlah bakteri baik yang lebih sedikit dibandingkan orang normal.

Faktor-Faktor yang Dapat Memperparah Gejala IBS

Ada beberapa hal yang dapat memperparah gejala IBS, antara lain:

  • Makanan

IBS dapat dipicu oleh makanan tertentu yang menimbulkan reaksi alergi pada penderita. Banyak orang yang mengalami kekambuhan gejala IBS saat mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gandum, produk susu, buah-buahan sitrun (jeruk, lemon), kacang-kacangan, kol, dan soda.

  • Stres

Sebagian besar orang dengan IBS mengalami gejala yang lebih berat dan lebih lama saat sedang stres. 

  • Hormon

Wanita memiliki risiko terkena IBS dua kali lipat karena pengaruh hormon. Gejala IBS umumnya muncul dan memberat saat menjelang atau sedang haid.

Siapa Saja yang Rentan Terkena Irritable Bowel Syndrome?

Perlu diketahui, IBS umumnya lebih sering dialami pada orang-orang yang:

  • Usia muda (kurang dari 50 tahun)
  • Wanita
  • Memiliki riwayat keluarga dengan IBS
  • Memiliki gangguan psikologis (gangguan kecemasan umum, depresi, dan masalah mental lainnya sangat berhubungan dengan terjadinya IBS. Riwayat trauma fisik, seksual, atau emosional juga dapat berpengaruh).

Komplikasi yang Bisa Terjadi

IBS dapat menyebabkan komplikasi bila tidak ditangani. Diare atau konstipasi kronis dapat menyebabkan wasir (ambeien). 

Selain itu, IBS juga dapat menyebabkan kualitas hidup yang buruk. Ada studi yang menyebut bahwa penderita dengan IBS dilaporkan 3 kali lebih sering tidak masuk kerja dibandingkan yang tidak IBS.

Penderita IBS juga dapat mengalami gangguan mood. Mengalami gejala IBS dapat menyebabkan gangguan cemas dan depresi. Padahal, cemas dan depresi yang dirasakan dapat memperparah gejala IBS.

Cara Meredakan dan Mengatasi Gejala Irritable Bowel Syndrome

Gejala-gejala IBS dapat diredakan dengan mengatur pola makan dan manajemen stres yang lebih baik. Namun, gejala yang lebih berat mungkin memerlukan obat-obatan dan konseling.

Karena IBS sering kali disebabkan oleh stres, maka terapi untuk mengatasi stres dapat membantu mencegah atau mengurangi tingkat keparahan gejala. Penanganan stres bisa dibantu dengan:

  • Konseling

Melakukan psikoterapi atau konseling dengan psikolog atau psikiater dapat mengurangi gejala IBS secara signifikan dalam jangka panjang.  

  • Latihan Relaksasi

Latihan relaksasi membantu merelaksasi otot-otot tubuh sekaligus mengurangi stres.

  • Latihan Mindfulness

Teknik ini bertujuan mengurangi stres dengan cara meningkatkan fokus pada momen saat ini (present) dan melepaskan rasa cemas dan pengalih perhatian akan masa lalu dan masa depan.

Meski irritable bowel syndrome (IBS) tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi pengaturan pola makan dan manajemen stres yang baik dapat mengurangi kekambuhan dan tingkat keparahan gejala seperti kram perut, diare, perut kembung, dan konstipasi. Periksakan ke dokter bila gejala memberat agar bisa mendapatkan obat-obatan yang sesuai.

(RN/RPA)

Irritable Bowel Syndrome

Konsultasi Dokter Terkait