Kesehatan Anak

Bermain Drum Bisa Beri Dampak Positif pada Otak

Krisna Octavianus Dwiputra, 17 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ternyata bermain drum bukan cuma untuk hobi, lho. Alat musik ini nyatanya bisa memberikan dampak positif untuk otak Anda. Ini penjelasannya!

Bermain Drum Bisa Beri Dampak Positif pada Otak

Bermain drum memang sebuah keterampilan yang unik. Bayangkan, empat anggota tubuh “dipaksa” bekerja bersamaan. Dua tangan bertugas untuk memukul, serta dua kaki juga bertugas yang sama. Pemain drum juga harus memastikan ketukan keempatnya tetap tepat. Nah, keterampilan ini disebut-sebut bermanfaat baik bagi otak.

Bukan hanya untuk otak sebenarnya, menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, M. Epid dari KlikDokter, bermain musik secara umum bermanfaat untuk membantu mencegah gangguan daya ingat dan pikun.

"Studi menunjukkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan bermain musik memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami demensia dan gangguan memori," kata dr. Resthie.

Bagaimana Bermain Drum Pengaruhi Otak?

Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian terbaru di Jerman. Peneliti dari Bergmannsheil University Clinic dan unit penelitian biopsikologi di Ruhr-Universitat, Bochum, Jerman, menyelidiki perubahan otak pada orang-orang yang suka bermain drum.

Untuk menyelidikinya, para ilmuwan merekrut 20 pemain drum profesional yang rata-rata sudah 17 tahun bermain drum dan berlatih selama sekitar 10,5 jam per minggu. Mereka juga merekrut 24 orang yang tidak memainkan alat musik apa pun.

Para ilmuwan kemudian menggunakan teknologi pemindaian MRI untuk mengukur berbagai aspek struktur dan fungsi otak mereka. Berbeda dengan sebelumnya, para peneliti kali ini berfokus pada materi putih di otak bagi mereka yang suka main drum.

Ini menjadi sesuatu yang baru karena penelitian terdahulu selalu mengaitkan bermain musik dan otak dengan materi abu-abu kortikal. Area ini antara lain bertanggung jawab atas persepsi, memori, ucapan, dan pengambilan keputusan.

Nah, materi putih sendiri berperan untuk menghubungkan pusat-pusat informasi yang didapatkan oleh otak. Materi putih mengandung saluran serat yang menghubungkan daerah-daerah yang jauh dari otak.

Fokus pada Corpus Callosum

Secara khusus, studi saat ini berfokus pada corpus callosum. Ini merupakan saluran tebal materi putih yang menghubungkan dua belahan di otak. Para peneliti fokus di sini karena mereka percaya bahwa pemain drum punya kemampuan membuka lintasan motorik kedua belahan itu.

Mengapa demikian? Ini karena ketika bermain drum keaktifan tangan mereka terkait dengan fungsi penghambatan corpus callosum. Seperti yang diharapkan, ada perbedaan dalam struktur corpus callosum antara orang yang bisa dan biasa bermain drum dengan kelompok yang tidak.

Para ilmuwan menemukan bahwa corpus callosum pada drumer memiliki tingkat difusi (penyebaran) yang lebih tinggi daripada yang tidak bermain drum. Terutama di bagian depan. Sebenarnya, secara klinis, tingkat difusi yang lebih tinggi dalam corpus callosum dianggap bukan pertanda baik. 

Tingkat difusi tinggi biasanya menyiratkan kehilangan atau kerusakan materi putih, seperti terlihat pada orang dengan multiple sclerosis. Akan tetapi, karena partisipan ini masih muda dan sehat, penemuan ini membutuhkan penjelasan yang berbeda.

Para peneliti percaya bahwa corpus callosum anterior pada pemain drum mengandung lebih sedikit serat. Namun, serat ini lebih tebal daripada yang tidak bisa bermain drum. Ini penting karena impuls transfer serat lebih efektif ketika serat lebih tebal. Mereka juga meyakini bahwa pemain drum profesional dikaitkan dengan desain saraf yang lebih efisien dibandingkan yang tidak bermain drum.

Bermain drum ternyata dapat berdampak positif pada otak Anda. Oleh sebab itu, Anda yang saat ini sudah bisa bermain drum, berbahagialah. Bagi yang belum, tidak ada salahnya kok Anda belajar mulai sekarang. Selain main musik bisa bikin rileks, Anda bisa sekalian menyalurkan bakat. Berminat mencoba?

[HNS/AYU]

AnakOtak

Konsultasi Dokter Terkait