HomeInfo SehatOtot dan SendiOtot Lemah, Kenali Penyakit Autoimun Myasthenia Gravis
Otot dan Sendi

Otot Lemah, Kenali Penyakit Autoimun Myasthenia Gravis

Ayu Maharani, 11 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ada penyakit autoimun yang sebabkan kelemahan otot, yaitu myasthenia gravis. Wanita usia 40-an mesti waspada!

Otot Lemah, Kenali Penyakit Autoimun Myasthenia Gravis

Saat bergerak, tubuh perlu koordinasi yang baik antara saraf dan otot. Jika tidak, tubuh tak bisa digerakkan secara semestinya. Ternyata, kondisi tersebut merupakan salah satu gejala penyakit autoimun myasthenia gravis. Pernah dengar?

Wanita Lebih Rentan

Dahulu, angka kematian akibat myasthenia gravis alias penyakit otot lemah ini mencapai 50-80 persen! Untung saja, berkat kemajuan pengobatan, angka tersebut bisa ditekan hingga 2 persen.

“Mysthenia gravis adalah autoimun yang menyerang otot, sehingga ditandai oleh melemahnya otot, terutama pada sore hari,” kata dr. Reza Fahlevi.

“Gejala khas dari penyakit ini adalah kelopak mata atas yang tampak turun pada sore dan malam hari. Sama seperti lupus, penyakit hashimoto, penyakit graves, dan reumatoid artritis, jenis autoimun ini lebih sering dialami wanita,” lanjut dr. Reza.

Myasthenia gravis lebih banyak menyerang wanita di usia produktif, yakni 40-an. Sementara pada pria, penyakit autoimun ini umumnya menyerang setelah usia melewati 60 tahunan.

Apa yang Terjadi pada Myasthenia Gravis?

Myasthenia gravis masuk dalam kategori penyakit autoimun karena ada pengaruh ketidaknormalan antibodi terhadap gagalnya kerja sama antara saraf dan otot.

Penjelasan sederhananya kira-kira seperti ini: di antara saraf dan otot, terdapat penyambung yang disebut dengan neuromuscular junction. Agar perintah dari saraf dapat dikerjakan oleh otot, perlu zat asetilkolin yang dikeluarkan oleh neuromuscular junction, lalu ditangkap reseptor, dan kemudian diteruskan ke otot.

Pada penyakit myasthenia gravis, antibodi yang tidak normal menyebabkan asetilkolin tidak bisa diteruskan ke otot. Alhasil, walaupun pikiran berusaha untuk menggerakkan otot, tetapi otot akan tetap lemas dan tidak berkontraksi.

Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD, penyakit ini biasanya memengaruhi otot yang dapat dikontrol, seperti pergerakan mata, ekspresi wajah, atau mengunyah.

Terjadinya ketidaknormalan antibodi tersebut hingga kini belum diketahui penyebabnya. Namun, dugaan sementara, pemicunya adalah kombinasi infeksi virus atau bakteri tertentu dengan protein.

Artikel lainnya: 3 Penyebab Penyakit Autoimun yang harus Diwaspadai

Selain kelemahan otot, penderita penyakit myasthenia gravis juga mengalami pembesaran kelenjar timus. Adanya campur tangan genetik juga meningkatkan risiko myasthenia gravis pada diri seseorang.

3 Penyebab Penyakit Autoimun yang harus Diwaspadai

Seperti yang telah dikatakan oleh dr. Reza, gejala khas myasthenia gravis adalah kelopak mata atas yang tampak turun pada sore dan malam hari. Selain itu, dr. Alvin juga turut menambahkan gejala lainnya yang juga bisa muncul, yaitu:

  • Susah bicara (bicara pelo).
  • Susah menelan dan mudah tersedak.
  • Sulit mengunyah makanan.
  • Wajah lumpuh sehingga sulit bereskpresi.
  • Suara menjadi serak.
  • Mudah lelah.
  • Penglihatan tidak jelas atau terjadi penglihatan ganda.

Bila gejala dibiarkan begitu saja, maka dapat terjadi komplikasi. Potensi komplikasi yang berbahaya disebut sebagai krisis myasthenia gravis, yang membuat penderitanya tak bisa bernapas. Sebagian besar penderita pernah mengalami komplikasi tersebut dalam 2 tahun pertama setelah mulai sakit.

Kondisi susah bernapas disebabkan melemahnya otot-otot dinding dada. Apabila gejala susah bernapas sudah mulai muncul, sebaiknya penderitanya segera dilarikan ke rumah sakit untuk mencegah kemungkinan terburuk, yaitu kematian.

Penanganan Penyakit Autoimun Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis adalah penyakit kronis yang gejalanya hilang timbul. Dengan demikian, pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk menghilangkan gejalanya.

Bila tidak sampai mengakibatkan sulit bernapas, dokter akan memberikan obat golongan inhibitor kolinesterase. Namun, bila sudah timbul komplikasi, obat-obatan seperti kortikosteroid, azathiopirine, metotreksat, siklosporin, dan sebagainya akan diberikan.

Tindakan plasmaferesis dan pemberian imunoglobulin ke pembuluh darah vena (intravenous immunoglobulin atau IVIG) juga mungkin perlu diberikan.

Wanita dengan myasthenia gravis wajib berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter bila ingin melakukan program hamil. Pasalnya, penyakit tersebut bisa diturunkan ke anak.

Meski terbilang langka, tetapi penyakit autoimun myasthenia gravis tetap perlu diwaspadai karena mengakibatkan otot melemah. Bila Anda, khususnya wanita usia 40-an atau pria usia 60-an mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar bisa diketahui penyebabnya.

(RN/RPA)

penyakit autoimun

Konsultasi Dokter Terkait