Kulit

Konsumsi Gula dan Susu Picu Jerawat, Benarkah?

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 18 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gula dan susu memang bisa pengaruhi kondisi kulit. Namun, apakah asupan tersebut juga bisa memicu munculnya jerawat? Ini faktanya.

Konsumsi Gula dan Susu Picu Jerawat, Benarkah?

Untuk mendapatkan kulit yang sehat, tidak sedikit orang yang mengikuti pola makan ketat dengan menghindari gula dan susu. Ini karena kedua jenis asupan tersebut dicap sebagai makanan penyebab jerawat lantaran dapat meningkatkan produksi minyak di kulit.

Munculnya anggapan tersebut berdasarkan penelitian yang menemukan orang-orang berjerawat cenderung makan gula dan susu setiap hari. Ini adalah penelitian pertama yang menelaah faktor internal dan eksternal terkait makanan pemicu jerawat di wajah.

Hubungan Gula, Susu, dan Jerawat

Para peneliti mengumpulkan 6.700 partisipan dari Amerika Utara, Selatan, dan Eropa. Tim peneliti tidak hanya melihat satu faktor lingkungan atau gaya hidup saja. Namun, secara keseluruhan dengan fokus pada eksposom. Faktor dari luar. Mulai dari aspek gaya hidup, makanan, maupun lingkungan tempat tinggal.

Semua faktor ini dilihat hubungannya terhadap pengaruh kesehatan responden. Penelitian ini menemukan bahwa hampir 50 persen partisipan dengan masalah jerawat mengonsumsi produk susu setiap hari.

Tim peneliti juga menemukan hubungan yang signifikan untuk konsumsi minuman mengandung gula. Misalnya, soda atau jus, dan konsumsi makanan, seperti pastry dan cokelat setiap hari.

Kendati demikian, penelitian ini tidak secara langsung mengatakan konsumsi gula dan susu dapat menyebabkan jerawat. Peneliti hanya menjelaskan bahwa protein dari produk susu dapat memengaruhi informasi genetik di kulit.

Hasil Temuan yang Masih Butuh Penelitian Lanjut

Inilah yang akhirnya memicu peradangan atau produksi minyak berlebih. Kondisi kulit tersebut memungkinkan munculnya jerawat. Lebih lanjut, dokter kulit dari Mount Sinai Health Systems, Amerika Serikat, mengatakan susu tanpa tambahan gula sebenarnya sudah mengandung banyak laktosa, bahkan dikenal sebagai gula susu.

Menurutnya, laktosa inilah yang memicu munculnya dugaan bahwa susu adalah penyebab jerawat. Tidak berhenti di situ, peradangan pada kulit yang mengawali munculnya jerawat juga bisa terjadi akibat makanan lain. Misalnya, keju atau roti yang punya indeks glikemik tinggi.

Asupan jenis ini terbukti dapat meningkatkan hormon insulin sehingga dianggap sebagai makanan penyebab munculnya jerawat oleh para ahli. Namun, terlepas dari semua temuan tersebut, penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan. Ini artinya, hasil temuan yang dipaparkan tidak dapat dijadikan sebagai acuan sepenuhnya.

Batasi Konsumsi Makanan Manis

Jika Anda ingin lebih waspada dan terhindar dari risiko munculnya jerawat, tidak ada salahnya untuk membatasi konsumsi gula dan susu yang mengandung laktosa. Sebagai gantinya, konsumsilah susu almon yang kaya akan omega 3.

Di samping itu, Anda juga perlu membatasi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti tepung, roti dan sejenisnya. Hindari pula paparan polusi udara dan stres, agar kondisi kulit dan kesehatan tubuh secara keseluruhan lebih terjaga.

Tips Mencegah Jerawat

Dilansir dari Healthline, selain menghindari makanan manis dan susu, Anda juga dapat mencegah kemunculan jerawat di wajah dengan beberapa cara berikut ini.

  • Selalu mencuci muka setelah bepergian ke luar rumah ataupun selesai beraktivitas. Ada baiknya Anda menggunakan sabun wajah yang cocok dan juga air hangat.
  • Ketahui juga jenis kulit Anda. Umumnya, jerawat muncul karena Anda salah memilih produk makeup dan juga
  • Jaga kelembapan kulit Anda dengan rutin mengonsumsi air putih dan juga menggunakan krim pelembap.
  • Kurangi penggunaan Biarkan pori-pori kulit wajah Anda bernapas.
  • Hindari menyentuh wajah Anda dengan tangan. Ingat tangan yang tidak bersih bisa menjadi media berpindahnya kuman dan bakteri.

Apabila jerawat atau masalah kulit lainnya sudah terlanjur terjadi dan Anda merasa kesulitan membasminya, jangan sungkan untuk segera berkonsultasi pada dokter spesialis kulit. Dengan ini, Anda akan mendapatkan penanganan yang lebih tepat sehingga masalah kulit tidak menjadi gawat darurat.

(NB/AYU)

Jerawat

Konsultasi Dokter Terkait