Kesehatan Mental

Dampak Negatif Media Sosial Bisa Picu Histrionic Personality Disorder

Krisna Octavianus Dwiputra, 12 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penggunaan sosial media berlebihan bisa memicu hadirnya dampak negatif. Anda bisa terkena histrionic personality disorder. Apakah itu? Cek di sini!

Dampak Negatif Media Sosial Bisa Picu Histrionic Personality Disorder

Sulit memisahkan media sosial dari kehidupan Anda zaman sekarang. Tidak membuka Instagram atau Facebook sejam saja, hati rasanya sangat gelisah. Akan tetapi, berhati-hatilah. Pasalnya, dampak negatif penggunaan media sosial bisa memicu histrionic personality disorder (HPD). Gangguan kesehatan mental apakah ini? 

Sebelum membahas HPD lebih jauh, Anda perlu tahu bahwa dalam pandangan medis, media sosial itu seperti pisau bermata dua. Hal ini Dijelaskan dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter. Di satu sisi, penggunaanya bisa bermanfaat. Namun, di lain waktu bisa memberikan efek negatif pada penggunanya.

"Sebenarnya, penggunaan media sosial bisa dijadikan sebagai lahan untuk promosi bisnis atau melakukan berbagai kampanye positif. Namun sayangnya, salah satu keadaan yang sangat mungkin terjadi adalah gangguan kesehatan mental," ujar dr. Reza.

Hal ini jugalah yang mungkin saja terjadi pada Aida Saskia. Artis ini disebut-sebut mencari “perhatian” publik dengan melakukan prank bunuh diri. Dalam psikologi, kecenderungan untuk selalu mencari perhatian ini disebut histrionic personality disorder.

Bisa Memicu Histrionic Personality Disorder 

Histrionic personality disorder sendiri ditandai dengan pola perilaku mencari perhatian dan emosi yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan kepribadian histrionik selalu ingin menjadi pusat perhatian. Mereka pun merasa sangat tidak nyaman ketika tidak menjadi pusat perhatian.

Selain itu, orang-orang dengan gangguan kepribadian histrionik mungkin terlibat dalam perilaku menggoda atau provokatif secara seksual. Ini untuk menarik perhatian publik pada diri mereka sendiri. Individu dengan HPD dapat mengalami kesulitan mencapai keintiman emosional dalam hubungan romantis atau seksual.

Tanpa menyadarinya, mereka sering memainkan peran. Misalnya, sebagai “korban” atau “putri” semata untuk menarik perhatian. Mereka mungkin berusaha mengendalikan pasangannya melalui manipulasi emosional atau godaan.

Selanjutnya

Orang-orang ini juga dapat mengasingkan teman-teman dengan tuntutan perhatian terus-menerus. Mereka sering menjadi depresi dan kesal ketika tidak menjadi pusat perhatian.

Artikel Menarik: Cara Media Sosial Merusak Kesehatan Mental

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik mungkin mendambakan kebaruan, stimulasi, kegembiraan, dan cenderung bosan dengan rutinitas yang biasa dilakukan. Orang-orang ini sering tidak toleran atau frustrasi terhadap situasi yang melibatkan kepuasan tertunda. Pengidap gangguan mental ingin mendapatkan kepuasan segera.

Gejala dan Penyebab Histrionic Personality Disorder

Dikutip dari Psychcentral, orang yang mengalami gangguan kepribadian histrionik setidaknya akan memperlihatkan gejala-gejala di bawah ini.

  • Tidak nyaman dalam situasi di mana dia tidak menjadi pusat perhatian.
  • Interaksi dengan orang lain sering ditandai dengan perilaku menggoda atau provokatif seksual yang tidak pantas.
  • Menampilkan ekspresi emosi yang berubah dengan cepat dan dangkal.
  • Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian.
  • Menunjukkan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi emosi yang berlebihan.
  • Sangat mudah diduga dan mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan.
  • Mempertimbangkan hubungan menjadi lebih intim dari yang sebenarnya.

Sebenarnya, penyebab HPD masih belum jelas. Namun, ada banyak teori mengenai kemungkinan penyebabnya. Di antaranya adalah faktor biologis dan genetik, faktor sosial (seperti bagaimana seseorang berinteraksi dalam perkembangan awal bersama keluarga dan teman-teman sebaya), serta faktor-faktor psikologis.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab ketika seseorang terkena HPD. Banyak hal kompleks yang saling memengaruhi.

Artikel menarik: 5 Dampak Media Sosial yang Merugikan Kesehatan

Mencari Perhatian Belum Tentu HPD

Aida Saskia memang sempat dianggap mencari perhatian dengan melakukan prank bunuh diri beberapa hari lalu di media sosial pribadinya. Meski demikian, belum tentu Aida mengalami HPD. Hal ini ditegaskan Ikhsan Bella Persada, M.Psi, psikolog dari KlikDokter.

Menurut Ikhsan, semua orang yang mencari perhatian di media sosial belum tentu menderita HPD. Bisa saja dia hanya ingin seeking attention alias mencari perhatian.

“Salah satu pemicu seeking attention sekarang ini adalah media sosial. Revolusi media sosial telah membawa perubahan besar dalam pola pikir seseorang di zaman sekarang,” tutur Ikhsan. 

Dia menambahkan hal ini karena platform media sosial menghasilkan pengakuan perasaan dan ketenaran. Secara otomatis dia mengembangkan keinginan untuk menarik perhatian. Penggunaan media sosial yang berlebihan dan di luar wajar dapat mengubah Anda menjadi “haus” akan perhatian.

Dampak negatif media sosial akan muncul saat Anda tidak bijak menggunakannya. Salah satunya bisa memicu histrionic personality disorder. Oleh karena itu, berhati-hatilah dan batasi diri Anda. Lebih baik, perbanyak interaksi sosial Anda di dunia nyata.

[HNS/AYU]

Aida Saskiakesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait