Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKankerVokalis Roxette 17 Tahun Melawan Kanker Otak, Ini Perawatannya!
Kanker

Vokalis Roxette 17 Tahun Melawan Kanker Otak, Ini Perawatannya!

Krisna Octavianus Dwiputra, 11 Des 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bisa hidup lama sampai 17 tahun usai divonis kanker otak seperti vokalis Roxette adalah hal baik. Mari ketahui perawatan kanker otak.

Vokalis Roxette 17 Tahun Melawan Kanker Otak, Ini Perawatannya!

Vokalis Roxette, Marie Fredriksson, meninggal dunia pada Selasa (10/12). Wanita berusia 61 tahun itu meninggal dunia setelah 17 tahun berjuang melawan kanker otak. Vonis kanker otak sendiri sudah diterimanya saat masih aktif bermusik, tepatnya pada 2002.

Sebelum tergabung bersama Per Gessle membentuk Roxette, Fredriksson memang menjadi salah satu artis solo terkenal di negara asalnya, Swedia. Akan tetapi, namanya berkibar di kancah musik dunia setelah bersama Roxette.

Single "The Look" yang ditelurkan Roxette pada awal karier menghentak musik dunia. Lagu itu bahkan sempat berada di urutan pertama chart Billboard Hot 100 Amerika Serikat pada 1989. 

Single lainnya, "It Must Have Been Love", menjadi hits setelah menjadi soundtrack film Pretty Woman yang dibintangi oleh Richard Gere dan Julia Roberts.

Pada 2002, saat Roxette sedang sangat aktif dalam turnya, Fredriksson divonis terkena kanker otak. Akan tetapi, setelah melewati berbagai macam perawatan, ia sempat kembali tampil bersama Roxette setelah 2009 dan bahkan kembali membuat album.

Namun, dokter menyuruhnya untuk berhenti tur sejak 2016 karena kondisi kesehatannya semakin menurun. Sejak itu, Fredriksson sangat jarang muncul di hadapan publik.

Perawatan Pasien Kanker

Setelah divonis, perawatan kanker yang intensif memang dibutuhkan bagi para penderita. Perawatan umum yang diberikan kepada penderita kanker adalah operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi hormonal. 

Menurut dr. Nabila Viera Yovita dari KlikDokter, pasien kanker harus menjalani perawatan di atas secara berkala, sesuai dengan anjuran dokter. Misalnya, menjalani kemoterapi, terapi ini harus dijalankan dengan benar supaya bisa membunuh sel-sel jahat dalam tubuh.

"Biasanya orang kanker juga bisa mengalami masalah lain seperti nyeri, gangguan tidur, dan rasa tidak nyaman lainnya. Itu juga perlu diperhatikan agar tidak mengganggu aktivitas penderita kanker," ungkap dr. Nabila.

Artikel Menarik: Kenali Kanker Otak dari 6 Tanda Ini 

Selain, itu dr. Nabila mengatakan bahwa perlu juga menerapkan pengobatan paliatif pada pasien kanker. Perawatan paliatif adalah pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup pasien beserta keluarganya demi menghadapi penyakit yang mengancam jiwa. 

Perawatan paliatif sendiri mencakup:

  • Meringankan rasa nyeri dan gejala lain, seperti sulit tidur, lelah berlebihan, mual, nafsu makan menurun, sulit buang air besar, hingga ketakutan dan depresi.
  • Menegaskan kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses yang wajar.
  • Tidak berniat untuk mempercepat maupun memperlambat kematian.
  • Memadukan aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien.
  • Menyediakan sistem pendukung untuk pasien agar tetap hidup seaktif mungkin hingga kematiannya.
  • Menyediakan sistem pendukung untuk keluarga pasien guna menanggulangi kondisi selama anggota keluarga sakit dan dalam kedukaan mereka.
  • Menggunakan pendekatan tim untuk menyediakan kebutuhan pasien beserta keluarganya, termasuk konseling mengenai kondisi berkabung jika dirasa perlu.
  • Akan meningkatkan kualitas hidup hingga memberi dampak positif selama masa sakit.
  • Dapat diaplikasikan pada tahap awal penyakit bersamaan dengan pengobatan lain yang bertujuan memperpanjang hidup, seperti kemoterapi atau radioterapi, termasuk penyelidikan yang diperlukan demi memahami dan mengelola komplikasi klinis yang menyulitkan.

Perawatan paliatif dapat dilakukan oleh tim medis yang meliputi dokter umum, dokter spesialis, perawat, psikolog dan ahli gizi. Tak hanya itu, tokoh keagamaan, kerabat dan tetangga, serta keluarga yang memegang peran paling penting juga bisa ikut terlibat di dalamnya.

"Membantu psikologi pasien kanker juga bagus untuk mereka sendiri. Keluarga bisa membantu kalau ada yang terkena kanker. Peran keluarga sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup para penderita kanker," ungkap dr. Nabila.

Bertahan 17 tahun setelah divonis kanker otak, seperti yang dialami vokalis Roxette, Marie Fredriksson, bukanlah waktu yang sebentar. Dibutuhkan perawatan yang tepat serta dukungan orang-orang terdekat pasien.

[HNS/RPA]

KankerKanker Otak

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter