HomePsikologiKesehatan MentalKesehatan Mental Caregiver Harus Diperhatikan, Ini Alasannya
Kesehatan Mental

Kesehatan Mental Caregiver Harus Diperhatikan, Ini Alasannya

Krisna Octavianus Dwiputra, 10 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Menjaga orang sakit tidak mudah, bahkan terkadang membuat Anda stres. Itu sebabnya, kesehatan mental caregiver perlu dijaga.

Kesehatan Mental Caregiver Harus Diperhatikan, Ini Alasannya

Biasanya, orang yang menjaga pasien atau caregiver sangat fokus dalam perawatan pasien. Hal ini membuat lupa kondisi kesehatan caregiver tersebut. Bahkan, tak jarang perawat sering stres. Ada baiknya, Anda juga menjaga kesehatan mental caregiver. Mengapa demikian?

Sebenarnya, Anda tahu menjadi caregiver juga harus merawat kesehatan fisik. Ini supaya seorang caregiver tidak jatuh sakit. Bila sakit, tentunya akan merepotkan banyak orang.

Cara paling mudah untuk menjaga kesehatan fisik Anda dengan sering mencuci tangan dan menggunakan masker. Mencuci tangan perlu dilakukan sebab tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering berkontak dengan pasien. Ini supaya kemungkinan penularan penyakit dari tangan juga sangat besar.

Namun, mungkin agak repot untuk bolak-balik cuci tangan dengan air mengalir. Tentunya, itu bukan alasan. Menurut dr. Atika dari KlikDokter, hand sanitizer bisa membantu Anda lebih efisien dan efektif menjaga kesehatan tubuh Anda.

Alasan kesehatan mental caregiver perlu diperhatikan

Selain fisik, kesehatan mental perlu juga dijaga oleh para caregiver. Terutama perawat yang merawat orang dengan sakit kronis. Pasalnya, para perawat orang sakit bisa mengalami masalah mental juga.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi,. Psikolog dari KlikDokter, tugas caregiver memang tidak mudah. Ada kalanya juga perawatan orang sakit itu emosi karena ulah si pasien yang dianggap tidak baik.

"Caregiver ini biasanya merawat pasien yang sakit stadium akhir atau sudah manula. Biasanya, pasien sakit stadium akhir atau manula tipe orang sensitif dan mudah tersinggung atau pikirannya ingin mati saja. Tugasnya perawat itu adalah memberikan dukungan emosional, bentuknya perhatian, merawat, dan menjaga," ujar Ikhsan.

"Paling penting yang dimiliki caregiver adalah rasa tulus melayani pasien karena kalau sudah tulus. Apapun yang terjadi seperti pasien marah, emosi tetap bisa tetap terjaga. Akhirnya bisa melayani pasien dengan baik. Rasa tulus merawat itu penting agar emosi caregiver tidak mudah goyang," sambungnya.

Selanjutnya

Sikap itu perlu dimiliki caregiver karena merawat orang memang tidak mudah. Para perawat rentan mengalami stres dan masalah mental lainnya.

"Karena kalau caregiver sendiri memiliki masalah seperti tidak bisa menjaga emosi atau memberikan kasih sayang yang tulus, itu akan memperburuk kondisi kesehatan pasien. Entah emosi negatif yang diterima pasien atau perasaan terbengkalai. Ini tentu berdampak pada pasien," ungkap Ikhsan.

"Kalau caregiver sedang merasa capek, emosi tak terkontrol akibat merawat orang sakit, dan tidak enak hati, disarankan untuk berhenti dulu. Dalam arti, istirahatkan diri dulu supaya emosi bisa jadi lebih baik lagi. Karena kalau caregiver tidak bisa jaga emosi, malah memperburuk kondisi pasien," saran Ikhsan.

Caregiver ternyata bisa juga terkena masalah mental karena merawat pasien dengan sakit kronis memang tidak mudah. Apalagi, mereka harus menjaga perasaan orang yang mereka rawat. Pada akhirnya, itu menjadi pekerjaan yang sulit dilakukan.

Tanda-tanda caregiver mengalami masalah mental

Perhatikan tanda-tanda kalau caregiver sudah mengalami masalah mental. Biasanya, mereka terdampak hal berikut ini.

1. Sulit membendung emosi 

Berbagai luapan emosi, seperti kemarahan, kesedihan, dan kemurungan bisa muncul pada caregiver. Ini merupakan tanda caregiver mengalami masalah mental akibat menjaga orang sakit. 

"Pengasuh mungkin menyadari ada yang aneh atau bahwa reaksi mereka (terhadap sesuatu) lebih besar dari biasanya," kata Ruth Drew, direktur informasi Alzheimer’s Association, kepada Healthline.

Selanjutnya

2. Tidak mau bergaul

Leslie Peters, mantan wakil ketua Parkinson's Foundation People, mengatakan pengasuh akan sering mengasingkan diri jika mereka mulai kewalahan atau mengalami stres. "Jika pengasuh berhenti berkomunikasi, itu bisa menjadi tanda utama kelelahan," katanya.

3. Kecemasan dan depresi

Caregiver merasa khawatir menghadapi hari atau apa yang akan terjadi di masa depan, atau merasa segala sesuatunya sulit. Bahkan, hal-hal yang dulu menyenangkan, bisa menjadi pertanda stres yang dialami caregiver.

4. Keletihan

Saat stres, pengasuh mungkin memperhatikan perubahan dalam pola tidur mereka. "Beberapa pengasuh menemukan mereka lebih banyak tidur dan yang lain menderita insomnia. Ini karena semua kekhawatiran dan bagaimana jika dan hal-hal yang harus mereka lakukan bermain dalam satu lingkaran di kepala mereka," ungkap Drew.

5. Masalah kesehatan nyata

Stres yang dialami caregiver dapat bermanifestasi secara fisik dan psikologis. "Kami melihat pengasuh berakhir di rumah sakit atau unit kesehatan karena mereka telah rusak diakibatkan oleh stres," tutur Drew.

Tidak mudah memang menjaga kondisi kesehatan mental caregiver. Tekanan muncul ketika pasien sulit untuk diatur, dijaga, dan tidak mau mengikuti instruksi. Itu sebabnya, jangan sepelekan kalau caregiver sudah tidak bisa mengontrol emosi.

(AYU/RPA)

Streskesehatan mentalCaregiver

Konsultasi Dokter Terkait