HomePsikologiKesehatan MentalPsikoterapi untuk Atasi Gangguan Mental, Apa Maksudnya?
Kesehatan Mental

Psikoterapi untuk Atasi Gangguan Mental, Apa Maksudnya?

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 05 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tak sedikit tenaga medis yang merekomendasikan psikoterapi untuk atasi gangguan mental karena hasilnya cukup menjanjikan.

Psikoterapi untuk Atasi Gangguan Mental, Apa Maksudnya?

Psikolog atau ahli psikiatri tak jarang merekomendasikan psikoterapi untuk atasi gangguan mental. Tak hanya digunakan sebagai metode pengobatan gangguan mental atau jiwa yang berat, tetapi juga kondisi mental lainnya seperti gangguan kecemasan umum, depresi, trauma psikis, ketergantungan obat-obatan, dan masih banyak lagi.

Kondisi kesehatan mental tak boleh dipandang sebelah mata karena jumlah penderitanya kian bertambah. Di Indonesia, sekitar 15 persen keluarga hidup dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Namun, sayangnya tak semua penderita gangguan mental mendapatkan penanganan yang baik. 

Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) menunjukkan, bahwa dari seluruh penderita gangguan jiwa, hanya kurang dari setengahnya yang mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan. Dari mereka yang mendapatkan penanganan medis pun tak banyak yang ditangani secara optimal.

Salah satu faktor penyebabnya adalah stigma negatif yang begitu kuat mengakar di masyarakat, serta kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan untuk gangguan jiwa. Banyak yang beranggapan bila sudah mengalami gangguan mental, maka akan minum obat seumur hidup.

Padahal, bila dipahami dengan benar, penanganan gangguan mental sangat luas dan menyeluruh. Tak hanya menggunakan obat-obatan, gangguan mental dapat ditangani dengan metode lain, salah satunya adalah psikoterapi. 

Mengenal psikoterapi dan jenisnya untuk mengatasi masalah kejiwaan

Psikoterapi adalah metode terapi yang mana pasien berbicara dengan terapis terlatih, dalam suasana yang aman dan dijamin kerahasiaannya. Melalui percakapan tersebut, terapis akan mengeksplorasi pemicu gangguan mental, memahami perasaan dan perilaku pasien, serta menolongnya untuk memiliki perspektif yang baru. 

Tak hanya bercakap-cakap, pasien juga akan diminta untuk membuat jurnal yang berisikan pikiran, ide, atau refleksi diri dari apa yang dijalani sehari-hari. 

Psikoterapi biasanya dilakukan minimal sekali seminggu selama 30-50 menit. Terapi ini dapat berlangsung dalam jangka pendek (hanya beberapa sesi) atau jangka panjang (selama beberapa bulan atau tahun).

Ada beragam jenis psikoterapi yang bergantung pada kebutuhan dan gangguan mental yang dimiliki. Beberapa di antaranya yang cukup sering diterapkan pada pasien gangguan jiwa adalah:

  • Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy atau CBT)

Terapi ini menolong pasien untuk mengidentifikasi dan mengubah cara berpikir dan pola perilaku sebelumnya, lalu menggantinya dengan pola pikir yang baru.

Terapi CBT cukup sering dilakukan untuk menangani depresi, kecemasan, trauma psikis setelah terjadi bencana, dan gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia.

  • Terapi interpersonal

Terapi ini biasanya bersifat jangka pendek dan bertujuan untuk menangani masalah yang berhubungan dengan relasi. Contoh masalah yang bisa diatasi dengan terapi ini adalah masalah dengan rekan kerja atau atasan, perubahan lingkungan kerja, dan lain-lain.

  • Terapi perilaku dialektik (dialectical behavior therapy atau DBT)

Terapi ini sebenarnya bagian dari CBT, tetapi lebih spesifik untuk mengatur emosi. Terapi ini biasanya diaplikasikan untuk menolong pasien yang memiliki pikiran bunuh diri yang muncul terus-menerus dan pasien dengan gangguan kepribadian tertentu.

Melalui terapi perilaku dialektik, pasien akan belajar kemampuan baru untuk mengontrol perilakunya.

Efektivitas psikoterapi

Tentu ada saja yang mempertanyakan efektivitas psikoterapi dalam mengobati gangguan mental. Faktanya, psikoterapi menunjukkan hasil yang amat menjanjikan, baik dilakukan sebagai terapi tunggal maupun kombinasi dengan obat-obatan.

Penelitian menunjukkan, sekitar 75 persen orang yang menjalani psikoterapi merasakan pengurangan gejala dan lebih mampu menjalani kehidupannya tanpa dibatasi oleh gejala gangguan mental. Psikoterapi terbukti membantu penderita untuk mengontrol emosi dan memiliki perubahan perilaku yang lebih positif.

Dampak positif tersebut dapat dirasakan bila ada kerja sama yang baik antara terapis dengan pasien. Apabila pasien terbuka, jujur, dan secara rutin melakukan terapi, maka hasil psikoterapi akan optimal.

Bila Anda memiliki keluarga dengan masalah kejiwaan, atau bahkan Anda sendiri yang mengalaminya, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter, psikolog, atau ahli psikiatri. Mungkin Anda akan direkomendasikan menjalani psikoterapi untuk atasi gangguan mental yang dialami. Jenis psikoterapi yang tepat akan menolong orang-orang dengan kondisi gangguan psikis, demi mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

(RN/RPA)

Gangguan MentalGangguan Jiwakesehatan mentalPsikoterapi

Konsultasi Dokter Terkait