Berita Kesehatan

Selaput Dara Robek Dikatakan Tidak Perawan, Ini Faktanya!

Tamara Anastasia, 03 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selaput dara robek selalu dikaitkan dengan kondisi seorang wanita tidak perawan. Benarkah?

Selaput Dara Robek Dikatakan Tidak Perawan, Ini Faktanya!

Selaput dara robek memang selalu dijadikan sebagai ‘patokan’ masih perawan atau tidaknya wanita. Pernyataan ini pun sudah lama dipercayai oleh banyak orang. Baru-baru ini anggapan tersebut menimpa atlet senam dari Kediri bernama Shalfa Avrila Siani (17). Ia dipulangkan secara paksa oleh tim pelatih karena dituduh sudah tidak perawan karena memiliki selaput dara robek. Lantas, benarkah pernyataan ini, atau justru hanya mitos belaka? 

Dijelaskan oleh dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, selaput dara memiliki ketebalan yang berbeda-beda bagi setiap wanita. Ada yang tipis, ada juga yang tebal. Secara struktur, selaput dara perempuan seringkali dianggap sebagai selaput utuh dan tidak berlubang yang terletak di mulut vagina. 

Padahal, struktur selaput dara sebenarnya sangat variatif. Karena letaknya yang agak masuk ke dalam vagina, seringkali tidak terlihat dari luar. Oleh sebab itu, untuk melihat adanya selaput dara, bibir vagina (vulva) harus dibuka dan juga dilakukan pemeriksaan dalam.  

“Selaput dara adalah sebuah lapisan yang memiliki ketebalan berbeda-beda dan merentang di bagian bawah vagina. Pada seorang wanita, selaput dara memiliki bentuk seperti bulan sabit atau donat kecil. Tapi umumnya, selaput dara sendiri berbentuk seperti cincin dengan lubang kecil, di mana lubang tersebut akan mengeluarkan darah menstruasi,” jelas dr. Sepriani. 

“Pada beberapa kasus, struktur selaput dara dapat sangat tebal sehingga ketika hendak melakukan hubungan seksual, selaput dara tidak dapat robek dan menyebabkan nyeri. Tapi, bagi wanita yang memiliki selaput dara tipis termasuk atlet wanita, hanya dengan terbentur atau menaiki sepeda dan terkena dudukan sepeda bisa menyebabkan selaput dara robek dan mengeluarkan darah. Jadi, anggapan bahwa selaput dara robek berarti wanita itu sudah tidak perawan jelas tidak benar, ” tambah dr. Sepriani Timurtini. 

Penyebab selaput dara bisa robek 

Memang betul saat melakukan hubungan seks, selaput dara bisa robek dan mengeluarkan darah. Hal ini dikarenakan penis yang penetrasi akan ‘menembus’ selaput tersebut, dan menyebabkan perdarahan kecil. 

Tapi faktanya, tidak hanya kegiatan seksual saja yang bisa menyebabkan selaput dara robek. Aktivitas seperti bersepeda, berkuda, penggunaan tampon, dan tindakan medis tertentu juga bisa menyebabkan selaput dara robek. Pada anak remaja, selaput dara juga bisa robek akibat adanya benturan benda keras. 

“Selaput dara memang sering dikaitkan dengan keperawanan. Padahal, tidak semua wanita akan mengalami perobekan pada selaput dara saat melakukan hubungan seksual. Tidak semua selaput dara yang robek disebabkan oleh hubungan seksual. Jadi, buang jauh-jauh stigma yang mengatakan bahwa selaput dara robek pasti disebabkan karena wanita tersebut sudah pernah melakukan hubungan seksual,” tegas dr. Sepriani. 

Meski begitu, karena adanya harapan yang ditetapkan pada seorang wanita untuk memiliki selaput dara saat menikah, kini sudah tersedia sebuah prosedur operasi yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi selaput dara. Prosedur ini disebut juga sebagai hymenoplasty

Apabila dilakukan dengan benar, tampilan selaput buatan ini tidak ada bedanya dengan selaput dara yang asli. Operasi ini biasanya dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah plastik dan tidak jarang memerlukan biaya yang cukup besar. Namun, bagi Anda yang tidak mempermasalahkan selaput dara yang sudah robek, baik karena aktivitas seksual maupun tidak, tindakan operasi ini tidak perlu dilakukan. 

Nah, setelah mengetahui beberapa fakta di atas, masihkah Anda berpikir bahwa selaput dara robek berkaitan erat dengan keperawanan seseorang? Semoga setelah membaca artikel KlikDokter ini, perspektif Anda seputar selaput dara robek sudah berubah ya.

(FR/RPA)

selaput daraKeperawananWanitaSelaput Dara Robek/

Konsultasi Dokter Terkait