Saraf

Apakah Anda Termasuk yang Berisiko Mengalami Kerusakan Sel Saraf?

Tim Redaksi KlikDokter, 02 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Karena kerusakan sel saraf bisa dicegah, sudah seharusnya Anda mengetahui risiko penyebabnya. Apakah Anda termasuk yang berisiko?

Apakah Anda Termasuk yang Berisiko Mengalami Kerusakan Sel Saraf?

Saat mendengar kata ‘kerusakan sel saraf’, umumnya orang akan berpikir pada masalah kesehatan yang serius. Tak sepenuhnya salah. Semua sistem yang terjadi di dalam tubuh memang terhubung dan diatur oleh saraf. Karena itu, penting untuk menjaganya dengan mengetahui apa saja faktor risiko kerusakan saraf.

Salah satunya yang perlu mendapat perhatian adalah kerusakan saraf tepi atau dikenal juga dengan neuropati perifer. Saat ini terjadi, gejala yang sering muncul adalah parestesia. Yaitu, sensasi tebal, baal, kebas, kesemutan, nyeri, seperti ditusuk-tusuk atau terbakar pada telapak tangan atau kaki.

Yang berisiko alami kerusakan sel saraf

  • Punya riwayat diabetes mellitus

Penyebab kerusakan saraf tepi yang paling umum adalah diabetes. Sekitar 50% pasien kerusakan saraf tepi diketahui mengidap diabetes. Penderita diabetes memiliki tingkat stres oksidatif yang tinggi. Hal ini dapat turut memengaruhi saraf.

  • Usia

Faktor usia juga dapat menjadi menyebabkan terjadinya kerusakan saraf. Sel saraf merupakan salah satu sel yang sangat sulit mengalami regenerasi. Itu sebabnya, ketika memasuki usia lanjut, jumlah sel saraf sudah berkurang dan fungsinya semakin menurun.

  • Aktivitas yang salah

Aktivitas yang dilakukan dalam waktu lama dan berulang juga dapat memicu timbulnya masalah neuropati. Misalnya, memegang handphone dalam waktu lama dengan cara yang sama lama-kelamaan dapat menyebabkan neuropati.

  • Kekurangan vitamin neurotropik

Vitamin neurotropik punya manfaat khusus bagi kesehatan sistem saraf. Vitamin ini terdiri dari B1, B6, dan B12 (B kompleks). Kekurangan asupan nutrisi ini, membuat Anda lebih berisiko mengalami masalah neuropati.

  • Trauma atau cedera

Mengalami trauma atau cedera dapat menjadi penyebab kerusakan saraf. Misalnya, trauma akibat terbentur atau kecelakaan bisa berujung pada neuropati.

  • Merokok dan alkohol

Merokok dapat membuat arteri menyempit dan mengeras serta mengurangi aliran darah ke kaki. Akibatnya, perokok mengalami risiko kerusakan saraf cukup tinggi.

Di sisi lain, berlebihan mengonsumsi alkohol juga dapat berdampak negatif pada kesehatan saraf. Konsumsi alkohol secara terus-menerus bisa  menurunkan kadar vitamin neurotropik di dalam tubuh.

Bagaimana cara mencegahnya?

Cara mencegah kerusakan saraf sebenarnya sangat mudah, yaitu menghindari faktor risiko di atas serta menjalani pola hidup sehat dan aktif. Selain itu, kesehatan saraf juga bisa dibantu dengan konsumsi vitamin neurotropik hemaviton Neuro Forte.

Vitamin neurotropik ini memiliki kandungan utama vitamin B1 100 mg, vitamin B6 100 mg, dan vitamin B12 5000 mcg yang bekerja optimal dalam memelihara kesehatan sistem saraf. Masing-masing vitamin ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Vitamin B1 atau thiamin berkontribusi terhadap kesehatan saraf melalui dua cara. Pertama, berkontribusi terhadap sintesis neurotransmitter, yakni memfasilitasi pengantaran impuls ke saraf-saraf tepi. Kedua, thiamin juga membantu produksi myelin, yaitu lapisan yang melindungi saraf.

Ada pun vitamin B6 atau pyridoxine, penting untuk perkembangan otak, menjaga kesehatan sistem saraf, dan menjaga kesehatan sistem imun. Sementara itu, vitamin B12 atau cyanoobalamin, dibutuhkan untuk produksi myelin. Selubung myelin melindungi serat saraf dan mempengaruhi kecepatan transmisi sinyal.

Anda termasuk dalam kelompok yang berisiko alami kerusakan saraf di atas? Kalau begitu, segera perbaiki gaya hidup Anda. Konsumsilah makanan sehat dan seimbang, serta rutin berolahraga. Selain itu, jangan lupa konsumsi hemaviton Neuro Forte untuk memelihara kesehatan sistem saraf Anda.

[HNS/ RH]

AdvertorialSarafkerusakan sarafKebasKesemutan

Konsultasi Dokter Terkait