Seks

Wanita Sering Melakukan Orgasme Palsu, Apa Alasannya?

Ayu Maharani, 21 Nov 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ternyata, ada alasan di balik seringnya wanita melakukan orgasme palsu saat berhubungan seks. Termasuk Anda? Ini penjelasannya.

Wanita Sering Melakukan Orgasme Palsu, Apa Alasannya?

Orgasme adalah salah satu indikator kepuasan seksual yang mestinya sama-sama diraih pria maupun wanita saat bercinta. Sayangnya, tak semua wanita mengalami orgasme, bahkan beberapa di antaranya memalsukannya. Apa, ya, yang membuat wanita sampai ‘rela’ melakukan orgasme palsu?

Beberapa waktu lalu pengakuan mengejutkan muncul dari penyanyi senior, Yuni Shara dalam video YouTube, Deddy Corbuzier. Dalam video tersebut, Yuni mengaku sulit mencapai orgasme ketika berhubungan seksual dengan pasangannya. Bahkan, dia sempat berpura-pura mencapai klimaks. Baginya, mencapai orgasme sulit setengah mati. 

Karena itu, Yuni pun mencoba menggunakan alat bantu seks yang disebut dildo. Dari sinilah, akhirnya pelantun Desember Kelabu ini bisa mencapai orgasme. Dia pun mengaku sudah berkonsultasi dengan dokter soal masalah ini. Sebenarnya, Yuni Shara tidak sendiri. Beberapa wanita juga melakukan orgasme palsu untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Baru-baru ini, ada sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal medis “Archives of Sexual Behavior” yang mengeksplorasi prevalensi wanita yang pernah memalsukan orgasme dalam hidupnya. Tim peneliti secara khusus fokus pada potensi peran komunikasi seksual dan kepuasan seksual.

Studi tersebut melibatkan 1.008 wanita usia 18-94 tahun, yang merespons survei di internet yang dijaga kerahasiaannya. Para partisipan sebagian besar heteroseksual dan semuanya hidup di Amerika Serikat (AS).

Hasil studi menunjukkan, 58,8 persen partisipan melaporkan pernah memalsukan orgasme dalam hidupnya, tetapi dua pertiga dari partisipan yang pernah melakukan orgasme palsu di masa lalu tak lagi melakukannya.

 

 

Alasan wanita pura-pura orgasme

Studi tersebut mengungkap, alasan tersering wanita memalsukan orgasmenya adalah:

  • Ingin pasangannya merasa sukses (51,1 persen)
  • Ingin seks segera berakhir karena merasa capek (44,6 persen)
  • Menyukai pasangan seksnya dan tak ingin mengecewakan membuatnya merasa buruk (37,7 persen)

Sementara itu, wanita yang sudah tak lagi memalsukan orgasmenya turut mengungkap alasannya, yaitu:

  • Merasa lebih nyaman dengan seks, dengan atau tanpa orgasme (46,6 persen)
  • Merasa lebih percaya diri dengan dirinya sendiri (35,3 persen)
  • Merasa pasangannya menerima mereka dan merasa bahagia bersama, bahkan bila wanita tidak meraih orgasme (34,0 persen)

Artikel Lainnya : Orgasme Wanita Juga Menentukan Kehamilan, Mitos atau Fakta?

Orgasme pada wanita lebih kompleks

Kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, pada dasarnya orgasme pada wanita cenderung lebih kompleks dibandingkan dengan pria. Wanita harus mendapatkan rangsangan yang cukup sebelum bisa mencapai orgasme, misalnya foreplay yang cukup, variasi seks, stimulasi yang tepat, dan lain-lain.

“Pastikan wanita melakukan foreplay yang cukup sebelum akhirnya penetrasi dilakukan. Layaknya gunung, kenaikan libido pada wanita meningkat secara perlahan dan pasti. Setelah sampai ‘puncak’, orgasme bisa dirasakan cukup lama dan terjadi berulang,” ungkap dr. Sepriani.

Sayangnya, tak sedikit pria yang mengabaikan kepuasan pasangannya, dalam artian hanya fokus pada orgasmenya sendiri. Sudah foreplay-nya singkat atau mungkin tidak foreplay sama sekali, penetrasinya pun tak bertahan lama karena hanya fokus pada ejakulasi.

Perlu diketahui, melakukan orgasme palsu itu tak mudah, lo! Pasalnya, disebutkan oleh dr. Valda Garcia dari KlikDokter, ada beberapa tanda-tanda khas orgasme seperti: laju pernapasan meningkat, peningkatan tekanan darah, bagian wajah hingga leher memerah, vagina mengejang, perubahan pada payudara, kontraksi pada rahim dan vagina.

Meski tak semua wanita mengalaminya, tetapi beberapa pria memiliki pengetahuan yang cukup akan orgasme wanita. Bila sampai ketahuan memalsukan orgasme, bukan hanya suasana jadi tak enak, tetapi bisa memicu konflik. Dari pada mengambil risiko karena keseringan ‘akting’ orgasme, sebaiknya komunikasikan dengan pasangan.

 

Tips meraih orgasme

 Perlu diketahui bahwa organ seksual wanita dalam mencapai orgasme terdapat pada klitoris dan vagina. Akan tetapi, orgasme vaginal (melalui penetrasi atau rangsangan jari) lebih sulit dicapai dibandingkan orgasme klitoris.

“Kepuasan seksual seorang wanita bukan terletak pada ukuran penis pasangannya, tapi lebih pada tekniknya. Bahkan, meskipun G-spot seorang wanita terdapat di ⅓ depan vagina atau sekitar 5 cm dari mulut vagina, hanya sekitar 15-30 persen wanita yang mendapatkan orgasme vaginal,” kata dr. Sepriani.

Artikel Lainnya : Apa yang Terjadi di Otak Saat Orgasme?

Cara paling mudah agar dapat tercapai orgasme lebih cepat adalah melalui orgasme klitoris. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan foreplay yang memadai, hingga wanita benar-benar terangsang. Lalu, lanjutkan dengan rangsangan di klitoris baik menggunakan tangan, penis, alat bantu seperti sex toy, maupun secara oral.

“Pemahaman area sensitif masing-masing pasangan juga sangat membantu proses orgasme. Setiap individu memiliki wilayah sensitif yang berbeda-beda pada tubuhnya, jadi pria mesti menyadari. Misalnya, di leher, payudara, paha bagian dalam, dan lain sebagainya,” tambahnya.

Wanita juga harus relaks dan melepaskan beban pikiran selama bercinta. Sebab, jika sedari awal wanita stres dan tegang, mau seberang ‘canggih’ yang dilakukan oleh pasangan, orgasme tetap akan sulit diraih.

Perhatikan juga posisi, karena dapat menentukan rangsangan yang diberikan. Meski pada tiap wanita berbeda-beda, tetapi menurut sebuah studi dalam jurnal “Clinical Anatomy” tahun 2016, orgasme lebih mungkin terjadi jika ada stimulasi pada dinding depan vagina. Posisi yang direkomendasikan adalah misionaris dan wanita di atas (cowgirl).

Lubrikasi juga sangat penting dalam sesi bercinta. “Cairan lubrikasi menandakan vagina siap untuk dipenetrasi, sehingga mencegah iritasi dan nyeri,” ujar dr. Valda.

“Lubrikasi sebetulnya terjadi secara alami saat mengalami rangsangan sensual. Namun, sebagian wanita butuh lubrikan karena kondisi vagina yang kering. Untuk mengatasinya, penggunaan lubrikan bisa jadi solusi,” lanjutnya.

Satu lagi yang tak kalah penting, wanita harus memahami diri sendiri dengan cara menilai apa yang menjadi penyebab sulit tercapainya orgasme, terlebih pemahaman tentang tujuan dari seks itu sendiri.

“Bukan hanya untuk melampiaskan nafsu, seks juga dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan, termasuk rasa percaya antara satu sama lain. Jangan pernah malu untuk mengomunikasikan kepada pasangan mengenai apa yang Anda inginkan,” saran dr. Valda.

Terungkap sudah beberapa alasan kenapa wanita kerap melakukan orgasme palsu. Bila Anda pernah atau sering melakukannya, sebaiknya bicarakan baik-baik dengan pasangan, apalagi jika memang Anda tak pernah merasakan kepuasan seksual. Anda juga bisa berkonsultasi dengan seksolog untuk mencari tahu penyebab bila Anda selama ini sulit orgasme atau mungkin tak pernah merasakannya.

(RN/ RH)

OrgasmeSeks

Konsultasi Dokter Terkait