HomeIbu Dan anakTips ParentingCara Melindungi Anak agar Tidak Terjerumus Pergaulan Bebas
Tips Parenting

Cara Melindungi Anak agar Tidak Terjerumus Pergaulan Bebas

Tamara Anastasia, 26 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Menjaga anak dari pergaulan bebas memang menjadi kewajiban setiap orang tua. Temukan cara melindungi anak agar tidak salah langkah di sini!

Cara Melindungi Anak agar Tidak Terjerumus Pergaulan Bebas

Menemukan cara melindungi anak yang tepat agar terhindar dari pergaulan bebas bukan perkara mudah. Padahal, sebenarnya hal ini bisa saja dimulai dengan melakukan edukasi sosial.

Ya, edukasi memang bisa dilakukan di mana saja, baik di sekolah maupun di rumah. Sayangnya, biasanya fokus yang diberikan hanya pada edukasi akan pelajaran di sekolah. Padahal, edukasi sosial pun juga penting untuk dilakukan. Bahkan ini dapat membantu mencegah anak terjerumus dalam pergaulan bebas.

Di era digital ini, besar kemungkinan anak akan mencari segala informasi melalui internet. Mulai dari informasi pelajaran sekolah, informasi seputar berita yang sedang tren saat ini, sampai informasi seputar hal yang semestinya tidak diketahui oleh anak seperti informasi terkait seks dan narkoba.

 

Berikan Pemahaman Lewat Edukasi Sosial

Kemudahan mendapatkan berbagai informasi, termasuk soal seks dan narkoba, bisa membuat anak juga mudah terjerumus ke pergaulan bebas. Apalagi bila tidak ada orang tua atau orang dewasa yang mengawasi.

Mengawasi bukan berarti memata-matai atau membuat larangan-larangan yang justru membuat anak tergoda untuk melanggarnya. Sebelum melarang, Anda harus terlebih dulu memberikan edukasi seputar seks. Hal ini berguna agar mereka memiliki pemahaman yang benar mengapa hal itu dilarang.

“Memberikan edukasi seputar seks merupakan cara pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menghindari anaknya terjun dalam pergaulan bebas,” kata dr. Bambang Hady

“Katakan bahwa seks memang bisa memberikan efek yang memuaskan, tapi hal ini tidak baik jika dilakukan bagi pasangan yang belum menikah. Karena, dampaknya bisa merugikan diri sendiri baik itu secara fisik (hamil di luar nikah) maupun psikis seseorang,” ujar dr. Bambang.

Artikel Lainnya: Dampak Tumbuh Tanpa Sosok Ayah pada Psikologis Anak

Selain itu, edukasi akan seks ini juga bisa membantu memenuhi rasa ingin tahu anak dengan cara yang tepat. Dikatakan oleh dr. Reza Fahlevi, anak akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika memasuki usia remaja. Pada masa inilah pengetahuan seks sangat penting untuk menghilangkan rasa penasaran anak. 

“Banyak anak usia remaja melakukan aktivitas seksual sebelum menikah. Kebanyakan dari mereka melakukan hal ini untuk coba-coba, atau terpengaruh pergaulan yang tidak sehat. Kalau sudah mendapat pengetahuan seks sejak dini, anak bisa menghindari aktivitas seksual sebelum menikah,” jelas dr. Reza. 

Lalu hal lainnya yang bisa dilakukan oleh orang tua agar buah hatinya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas adalah memberikan edukasi terkait narkoba. 

“Tidak hanya seks, tapi informasi seputar narkoba juga perlu diberikan. Sama halnya dengan kegiatan seksual, anak yang beranjak dewasa mungkin ingin mencoba berbagai hal baru seperti memakai narkoba,” kata dr. Bambang.

“Agar terhindar dari ‘racun’ mematikan ini, katakan pada mereka bahwa narkoba adalah suatu hal yang sangat dilarang untuk digunakan. Tidak hanya buat anak bisa masuk dalam penjara, tapi nyawa anak pun juga bisa ikut melayang karenanya,” lanjutnya.

Artikel Lainnya: Anak Akui Sudah Berhubungan Seks, Apa yang Harus Ortu Lakukan?

Berdiskusilah dengan Anak

Setiap orang tua memang memiliki gaya sendiri dalam mengasuh dan melindungi anak-anaknya. Salah satu cara yang mungkin dipakai oleh banyak orang tua adalah dengan melarang dan memberikan aturan yang ketat pada anak. 

Melarang dan memberikan aturan ketat justru dapat menggoda anak untuk melakukan hal sebaliknya. Tapi sebaliknya, membuka forum diskusi antar orang tua dan anak, akan membuatnya merasa diberi kebebasan untuk mengutarakan isi pikirannya pada Anda. Anak pun merasa lebih dihargai. 

“Jika sang anak memiliki keinginan tertentu seperti merokok, atau nongkrong sampai larut malam, orang tua bisa membuka ruang diskusi dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan yang akan dilakukan oleh anak,” kata dr. Bambang.

“Biasanya, pola asuh seperti ini dinilai bisa membuat hubungan anak dan orang tua jadi harmonis, dan buat anak jadi lebih terbuka pada Anda,” jelasnya lebih lanjut.

Kalau selama ini Anda bersikap overprotektif atau melindungi anak secara berlebihan, mulailah menguranginya. Berikan ruang dan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan sendiri terhadap hal yang ia minati. Membatasi ruang gerak anak justru buat mereka jadi tidak betah, dan ingin berontak. Meski begitu, hal ini masih perlu dalam pengawasan Anda. 

Cara melindungi anak dari pergaulan bebas tidak harus membuat Anda berseteru dengannya. Jika apa yang dilakukan oleh anak sudah melewati batas, tegurlah dan berikan konsekuensi yang tepat untuk mereka. Tapi tetap tunjukan rasa sayang dan perhatian pada mereka, agar anak tidak merasa dikucilkan.

[RPA/ RH]

pola asuhMelindungi anak

Konsultasi Dokter Terkait