HomeInfo SehatReproduksiAda Benjolan di Vagina, Kapan Harus Khawatir?
Reproduksi

Ada Benjolan di Vagina, Kapan Harus Khawatir?

dr. Adeline Jaclyn, 09 Nov 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Benjolan di vagina bisa terjadi secara normal, atau bisa juga akibat penyakit tertentu. Kenali cara membedakannya agar Anda tahu kapan harus bertindak.

Ada Benjolan di Vagina, Kapan Harus Khawatir?

Vagina adalah aset berharga bagi wanita. Sayangnya, penyakit tidak pandang bulu dan menjadikan organ ini sebagai targetnya. Salah satu gejala yang patut diwaspadai adalah adanya benjolan di vagina.

Vagina adalah bagian paling depan yang terhubung dengan rahim. Lapisan teratas jaringan vagina terdiri dari membran mukosa, yang mirip dengan jaringan pada mulut maupun hidung.

Adanya benjolan pada permukaan vagina disebut sebagai rugae. Benjolan ini berbentuk lipatan jaringan berlebih saat kondisi vagina relaks. Rugae memungkinkan vagina untuk membesar saat melakukan hubungan seksual atau ketika melahirkan.

Penyebab timbulnya benjolan di vagina

Akibat satu dan lain hal, vagina bisa memiliki benjolan lain yang muncul secara tiba-tiba. Berikut ini beberapa hal yang mungkin jadi penyebabnya:

  1. Kista vulva

Kista dapat terbentuk jika kelenjar tersumbat. Ukuran dari kista dapat bervariasi, tapi kebanyakan kecil dan keras.

Kista biasanya tidak menimbulkan nyeri kecuali terinfeksi. Kista biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, jika kista terinfeksi, pemberian antibiotik oleh dokter mungkin diperlukan.

  1. Kista vagina

Kista vagina adalah benjolan yang berada di dinding vagina. Benjolan ini biasanya berukuran seperti kacang polong atau lebih kecil. Jenis yang paling sering terjadi adalah kista inklusi vagina, yang kadang muncul setelah melahirkan atau saat vagina mengalami luka.

Kista vagina biasanya tidak nyeri dan sangat jarang menyebabkan kekhawatiran, kecuali rasa tidak nyaman saat berhubungan seks.

  1. Varises vagina

Varises vagina adalah pembengkakan vena yang terjadi sekitar vulva―area yang mengelilingi lubang kencing. Hal ini terjadi pada sekitar 10 persen kehamilan atau seiring bertambahnya usia. Diperkirakan bahwa sekitar 4 persen wanita akan mengalami keluhan ini.

Varises vagina ditandai dengan benjolan berwarna kebiruan yang membengkak di sekitar labia minora dan labia mayora (bibir vagina). Kondisi ini tidak menyebabkan keluhan nyeri, tetapi terkadang terasa gatal atau berdarah.

  1. Rambut yang tumbuh ke dalam

Kondisi ini biasa terjadi akibat mencukur, waxing, atau mencabut rambut kemaluan. Keluhan ditandai dengan benjolan kecil dan bundar, yang terkadang nyeri atau gatal.

Benjolan mungkin berisi nanah, disertai dengan kulit sekitar benjolan yang menjadi lebih gelap. Jangan mencoba mencabut mengorek benjolan tersebut karena dapat menyebabkan infeksi. Kondisi ini umumnya akan hilang tanpa pengobatan.

  1. Skin tag vagina

Skin tag adalah lipatan kulit ekstra yang menonjol dan berukuran kecil. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan, kecuali saat terkena gesekan atau mengalami iritasi.

Jika menganggu, Anda dapat berobat ke dokter untuk menghilangkannya dengan cara operasi atau laser.

  1. Lichen sclerosus

Kondisi ini bisa terjadi pada wanita segala usia dan risikonya meningkat saat memasuki usia menopause. Keluhannya meliputi rasa gatal yang parah, serta kulit tipis dan berkilau yang mudah robek.

Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan kemunculan bintik putih yang seiring waktu menjadi bercak, berdarah, memar, atau lepuh yang dapat berisi darah dan terasa nyeri saat berkemih atau berhubungan seks.

  1. Herpes genital

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks, yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual melalui vagina, oral, maupun anus.

Gejala yang muncul akibat herpes genital menyerupai flu, yaitu demam, pembengkakan kelenjar, dan lesi sariawan yang besar. Selain itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan munculnya gejala nyeri pada area genital, bokong, dan kaki.

Pada tahap lanjut, herpes genital dapat memberikan keluhan berupa rasa gatal, serta benjolan merah yang menjadi jerawat dan luka lepuhan. Penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual, karena dapat menularkan penyakit pada pasangannya.

  1. Kutil kelamin

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi HPV dan dapat menular melalui hubungan seksual melalui vagina maupun anus. Banyak orang yang mengalami hal ini, tetapi tidak menyadarinya.

Keluhan dapat berupa benjolan kecil sewarna dengan kulit, bercak kasar seperti kembang kol, juga sensasi gatal atau terbakar.

  1. Kanker

Benjolan di vagina juga dapat menjadi tanda dari kanker vagina atau kanker vulva. Gejala-gejala yang bisa terjadi yaitu perubahan warna kulit area vagina menjadi lebih terang atau gelap dari sekitarnya, bercak kulit yang menebal, sensasi gatal, terbakar atau nyeri, luka yang tidak membaik dalam beberapa minggu, hingga perdarahan atau keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina.

Benjolan di vagina dapat terjadi secara normal maupun disebabkan oleh penyakit. Jika Anda merasa sangat tidak nyaman akibat adanya benjolan tersebut, atau mengalami gejala yang tidak biasa, sebaiknya segera konsultasikan masalah tersebut dengan dokter. Apabila penyebabnya adalah penyakit, pengobatan bisa dilakukan sejak dini, sehingga komplikasi bisa dihindari.

(NB/RN)

WanitaVaginaBenjolan Di Vagina

Konsultasi Dokter Terkait