Relationship

Setiap Orang Punya Tipe Pasangan Ideal, Mengapa Bisa Begitu?

Ayu Maharani, 09 Nov 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bicara tentang tipe pasangan ideal, setiap orang punya standar dan seleranya masing-masing. Mengapa bisa demikian?

Setiap Orang Punya Tipe Pasangan Ideal, Mengapa Bisa Begitu?

Beda orang, biasanya beda juga tipe pasangan idealnya. Ya, setiap orang punya standar dan seleranya masing-masing. Ada yang fokus pada estetika fisik, ada yang mencari sosok keibuan atau kebapakan, ada yang menyukai aura misterius, atau sesimpel cari pasangan yang berduit. 

Berawal dari pola asuh orang tua

Hadirnya tipe pasangan ideal dipicu oleh berbagai macam alasan. Dikatakan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., psikolog dari KlikDokter, salah satu alasan mengapa tiap orang punya tipenya masing-masing bisa disebabkan oleh pola asuh yang dia dapat sedari kecil.

“Biasanya dipengaruhi oleh pola asuh yang dilakukan orang tuanya selama ini. Jika anak dekat dengan orang tua dan nyaman dengan pola asuh yang diberikan, dia akan mencari pasangan yang mirip seperti perilaku orang tuanya,” jelas Ikhsan.

“Contoh, wanita akan mencari suami yang perilaku yang suka membantu seperti ayahnya, atau seorang pria akan mencari sosok keibuan dan kuat seperti ibunya,” tambahnya.

Intinya, ada kecenderungan seseorang untuk mencari pola kasih sayang yang sama di sepanjang hidup. Atau dengan kata lain, manusia memang suka mencari kenyamanan yang berulang. 

Di lain sisi, seseorang juga tentu akan menghindari situasi yang akan membuatnya tidak nyaman. Apabila selama ini dia mendapat ketidaknyamanan dari keluarganya, misalnya sering mendapat tindakan kekerasan dari orang tua, maka orang tersebut akan mencari tipe yang sangat berbeda dari orang tuanya. 

Itu karena, mendapatkan tipe pasangan yang sama seperti itu hanya akan menumbuhkan perasaan trauma atau membuatnya mengingat kembali rasa tak nyaman yang dulu dirasakannya. 

Mencari apa yang tidak dimiliki oleh diri sendiri

Di sisi lain, dilansir dari laman Psychology Today, orang juga akan memiliki tipe ideal berdasarkan apa yang tidak dia miliki. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh teori ketertarikan (law of attraction). Teori tersebut berasal dari anggapan bahwa segala sesuatu yang bertolak belakang dengan diri sendiri akan terasa ‘lebih masuk akal’. 

Berdasarkan teori tersebut, tipe ideal dapat dikatakan sebagai cerminan dari hal-hal yang tidak dimiliki dan bisa melengkapi hidup. Apabila pada suatu momen Anda bertemu dengan orang yang sepertinya bisa melengkapi sifat dan perilaku Anda, maka secara tidak sadar Anda akan tertarik dengan orang tersebut. 

Misalnya, Anda orang yang ceria, aktif, dan cepat. Saat bertemu dengan sosok yang lebih tenang dan mampu menghadapi segala kondisi dengan kepala dingin, Anda jadi ingin dekat dengan orang tersebut, begitu pula sebaliknya. 

Orang yang tenang cenderung mencari pasangan yang cerewet untuk memberikan warna di hidupnya dan memberikan percikan semangat.

Orang yang dominan akan mencari pasangan yang mau diatur atau diayomi. Sedangkan, orang yang cenderung manut-manut saja akan menyukai sosok pemimpin. Itulah sekilas tentang law of attraction. Kondisi ini juga berlaku untuk tipe pasangan ideal dari segi fisik.

Tipe ideal bisa tetap sama, tetapi bisa juga berubah

Pernahkah Anda mengenal orang yang selalu memiliki tipikal pria atau wanita yang mirip-mirip, meskipun sebelumnya pernah disakiti oleh tipe yang seperti itu? Ternyata, kondisi tersebut pernah diteliti dan dipublikasikan dalam jurnal “Proceedings of the National Academy of Science”.

Ada studi yang melaporkan bahwa seseorang akan cenderung jatuh cinta pada orang yang karakternya mirip dengan tipe ideal dirinya. Itulah mengapa, meski Anda sudah mencari ‘orang baru’,  karakter atau fisiknya bisa mirip dengan mantan kekasih yang terdahulu. 

Kendati begitu, ada masanya seseorang merasa jenuh dengan tipe idealnya. Dari segi karakter, kejenuhan biasanya datang dari kekecewaan yang bertubi-tubi. Pada awalnya, mungkin ia merasa bahwa orang dengan tipe A bisa melengkapi dirinya. 

Namun, jika perbedaan menimbulkan pertikaian yang tidak ada habisnya, pada akhirnya ia akan berubah mencari orang dengan karakter yang sama. Orang-orang yang menekankan tipe idealnya pada hal-hal fisik akan lebih mudah bosan dengan tipenya tersebut. Sebab, fisik atau penampilan itu sendiri bukan suatu aspek abadi.

Itulah alasan hampir setiap orang memiliki tipe pasangan idealnya masing-masing. Ada faktor pola asuh orang tua, ingin mengisi ‘kekosongan’ yang memengaruhi, atau faktor lainnya. Bila pasangan Anda sekarang sebetulnya bukanlah sosok ideal yang Anda idamkan, tetapi Anda tetap merasa bahagia, itu bukan masalah. Karena tanpa sadar, mungkin karakter seperti itulah yang ternyata Anda butuhkan.

(RN/ RH)

RelationshipPasanganPasangan Ideal

Konsultasi Dokter Terkait