Kesehatan Mental

Borderline Personality, Gangguan Mental yang Dialami Ariel Tatum

Ayu Maharani, 23 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ariel Tatum sempat mencoba bunuh diri saat berusia 13 tahun, yang disebut-sebut dilatari oleh gangguan borderline personality.

Borderline Personality, Gangguan Mental yang Dialami Ariel Tatum

Kerap disepelekan, tetapi ancaman gangguan mental begitu nyata dan bisa dialami siapa saja. Selebritas Tanah Air yang juga berjuang dengan kondisi tersebut adalah Ariel Tatum. Lama tak muncul, ia dikabarkan terdiagnosis borderline personality disorder (BPD).

BPD atau gangguan kepribadian ambang akut yang menyebabkan penderitanya sulit untuk berkegiatan dan menjalin hubungan dengan orang lain. Mengaku gejala gangguan mental dialami sejak usia 13 tahun, bahkan BPD juga dikatakan membuat aktris film “Oh Baby” ini nyaris berulang kali melakukan percobaan bunuh diri.

Mengenal borderline personality disorder

BPD adalah gangguan kesehatan mental yang berdampak pada cara berpikir dan cara merasakan tentang diri sendiri serta orang lain.

Menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, BPD merupakan gangguan yang berada di ambang batas antara skizofrenia dan neurosis.

“Gangguan tersebut lebih berat daripada depresi dan cemas (neurosis), tetapi lebih ringan ketimbang skizofrenia. Jika tak segera ditangani, BPD bisa berubah menjadi skizofrenia,” sambung dr. Theresia.

Dalam banyak kasus, berikut adalah beberapa gejala yang dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental BPD.

  • Takut sekali dengan pengabaian. Bahkan, seseorang dengan BPD bisa melakukan tindakan ekstrem agar tidak diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya.
  • Orang dengan BPD memiliki hubungan yang intens, tetapi tidak stabil. Ada kalanya ia sangat menyukai seseorang, tetapi ada kalanya pula mereka menganggap bahwa orang yang mereka sukai itu kejam dan tidak memedulikannya.
  • Memiliki perubahan cepat terhadap citra diri. Seseorang dengan BPD bisa menganggap dirinya amat buruk, bahkan tidak ada artinya sama sekali di dunia ini.
  • Periode paranoia akibat stres dan hilangnya kontak dengan realitas. Ini bisa dialami selama beberapa menit hingga beberapa jam.
  • Melakukan hal-hal yang impulsif, misalnya melakukan hubungan seks berisiko, menyakiti diri sendiri, atau orang lain.
  • Respons terhadap perpisahan atau penolakan biasanya berupa upaya untuk bunuh diri.
  • Mudah marah, tidak sabar, dan mudah bertengkar secara fisik. Uniknya, orang dengan BPD juga mudah untuk bahagia. Bahkan, rasa bahagia yang dialami bisa terasa amat intens.
  • Perasaan “kosong” dalam waktu yang cukup lama.

Terapi untuk mengatasi borderline personality disorder

BPD mesti ditangani dengan segera sebelum berubah menjadi skizofrenia atau tindakan bunuh diri. Inilah kenapa gangguan mental ini harus mendapatkan penanganan medis psikoterapi.

Psikoterapi bertujuan untuk memperbaiki cara berpikir dan merasakan. Terapi tersebut umumnya dilakukan selama setahun atau lebih, tergantung tingkat keparahan pasien.

Beberapa jenis psikoterapi untuk membantu mengatasi BPD, yakni:

  • Dialectical behaviour therapy (DBT)

Terapi ini ditujukan untuk mereka yang mudah stres dan putus asa akibat diabaikan orang lain. Dialog DBT dapat dilakukan secara personal maupun grup. Yang jelas, fungsi dari dialog yang diterapkan di sini bertujuan agar penderita BPD mampu mengendalikan emosi, menerima tekanan, dan memperbaiki hubungan dengan orang lain.

  • Mentalization-based therapy (MBT)

Mentalisasi berfungsi untuk memeriksa apakah pikiran dan keyakinan pasien BPD sesuai dengan realita atau tidak. Selain itu, terapi ini pun bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa orang lain juga memiliki pikiran, emosi, dan kepercayaan mereka sendiri.

Dengan melakukan mentalisasi, diharapkan pengidap BPD dapat mengenali perasaan dan pikirannya tanpa harus memaksakan pikirannya itu kepada orang lain.

  • Schema-focused therapy

Terapi ini berfungsi untuk mengenali kebutuhan yang tidak terpenuhi di periode awal kehidupan. Setelah kebutuhan terpenuhi dengan cara yang lebih sehat, pola perilaku pada orang-orang dengan BPD akan lebih positif.

  • General psychiatric management

Selain memperdalam keseimbangan emosi, dalam terapi ini pasien BPD juga akan diberikan obat-obatan, terapi kelompok, dan penyuluhan keluarga.

  • Pelatihan prediksi emosional dan pemecahan masalah

Ini adalah terapi tambahan. Bersama dengan anggota keluarga yang lain, teman, pasangan, atau pengasuh, orang-orang dengan BPD akan melatih emosi dan mencari solusi dari masalah yang dialaminya. Orang-orang terdekat dilibatkan agar mereka sepenuhnya tahu bagaimana mengatasi dan mencegah kemunculan emosi negatif dari pasien BPD.

Itulah sekilas tentang borderline personality, gangguan mental yang dialami selebritas Ariel Tatum. Beruntung Ariel mengaku aware akan pentingnya kesehatan mental, sehingga sejak dini ia sudah mencari bantuan. Pasalnya, semakin dini diagnosis, maka efektivitas terapi akan meningkat. Jika Anda orang-orang sekitar yang menunjukkan gejala BPD, jangan dijauhi. Ajak bicara, temani, dengarkan ceritanya, dan beri dukungan untuk mendapatkan terapi. Jangan biarkan mereka sendirian tenggelam dalam kegelapan.

(NB/RN)

Gangguan MentalAriel Tatumkesehatan mentalBorderline Personality Disorder

Konsultasi Dokter Terkait