Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatReproduksi7 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Wanita Setelah Menopause
Reproduksi

7 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Wanita Setelah Menopause

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 18 Okt 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Setelah menopause, seorang wanita lebih rentan mengalami gangguan kesehatan. Apa saja?

7 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Wanita Setelah Menopause

Setiap wanita yang telah memasuki fase lanjut usia pasti akan mengalami menopause. Ini adalah masa berhentinya haid selama 12 bulan akibat folikel sel telur yang tidak lagi aktif. 

Menopause ditandai dengan penurunan kadar hormon estrogen di dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan banyak perubahan pada tubuh wanita, sehingga gangguan kesehatan juga lebih mudah terjadi.

Gangguan kesehatan setelah menopause

Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan yang sering terjadi setelah menopause:

  • Hot flushes

Hot flushes terjadi akibat pelebaran pembuluh darah yang mendadak pada masa menopause. Kondisi ini ditandai dengan tubuh terasa panas dan berkeringat secara tiba-tiba, wajah bisa terlihat merah dan kadang disertai rasa gelisah.

Sekitar 75 persen wanita yang mulai memasuki masa menopause akan mengalami hot flushes. Kondisi ini umumnya berlangsung selama 1–2 tahun sejak menopause mulai terjadi, namun bisa juga bertahan hingga 10 tahun.  

Pada sebagian orang, hot flushes bisa terasa sangat mengganggu. Untungnya, keluhan ini bisa diatasi dengan terapi hormonal yang diberikan oleh dokter.

  • Vagina kering

Memasuki masa menopause, sel-sel di daerah vagina dan saluran kencing mengecil. Inilah yang menyebabkan vagina terasa kering dan gatal. Keluhan ini biasanya terasa mengganggu keintiman dalam berhubungan seksual.

Untuk mengatasinya, pelumas (lubrikan) bisa digunakan saat akan berhubungan seksual. Jika keluhan belum teratasi, periksakan diri ke dokter agar bisa mendapatkan terapi hormon estrogen dalam bentuk krim atau pil.

  • Disfungsi seksual

Tak hanya dialami pria, disfungsi seksual juga bisa terjadi pada wanita yang sudah menopause. Disfungsi seksual yang dialami bisa berupa hilangnya keinginan untuk berhubungan seksual atau kesulitan mencapai orgasme.

Disfungsi seksual pada wanita menopause disebabkan oleh banyak hal, misalnya masalah psikologis, efek samping obat, atau rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. 

Untuk mengatasinya, konsultasi dengan terapis untuk masalah seksual perlu dilakukan agar penyebabnya bisa diketahui dengan jelas sehingga pengobatan yang paling tepat bisa diberikan.

  • Osteoporosis

Wanita pada umumnya memiliki kepadatan tulang yang baik sebelum menopause. 

Sebaliknya, setelah memasuki masa menopause, kadar hormon estrogen yang menurun drastis akan membuat wanita menjadi lebih berisiko mengalami osteoporosis atau keropos tulang. 

Risiko ini semakin tinggi jika ada penderita osoteporosis lain di keluarga, pernah mengalami patah tulang sebelumnya, kebiasaan merokok atau kekurangan kalsium. 

Untuk mencegah osteoporosis, wanita disarankan untuk mendapatkan kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang cukup setiap hari. 

Kalsium bisa didapatkan dari susu, yoghurt, daging dan sayuran legum. Sedangkan vitamin D bisa didapat dari sinar matahari pagi yang terpapar ke kulit selama 15 menit.

Selanjutnya

  • Depresi

Memasuki masa menopause, tidak sedikit wanita mengalami perubahan suasana hati alias mood swings

Pada 20 persen kasus, masalah suasana hati tersebut berkembang menjadi depresi. Meski mekanismenya masih serius, depresi lebih rentan dialami pada tiga tahun pertama menopause.

Dukungan keluarga dan orang terdekat sangat penting untuk mencegah dan mengobati depresi dalam masa menopause. 

Jika dirasa kondisi belum teratasi, konsultasikan ke dokter agar bisa mendapatkan obat antidepresan golongan selective serotonin receptor inhibitor (SSRI) yang bisa membantu meringankan gejala depresi.

  • Insomnia

Insomnia atau kesulitan tidur dirasakan oleh 40–50 persen wanita menopause, khususnya saat masa peralihan dari pre-menopause. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kadar estrogen yang terus mengalami penurunan. 

Untuk mengatasi insomnia, Anda dianjurkan untuk memiliki jadwal tidur rutin setiap hari, menghindari konsumsi kafein dan alkohol di malam hari dan rutin berolahraga.

  • Gangguan memori

Meski belum jelas bagaimana prosesnya, setelah menopause wanita jadi lebih rentan mengalami gangguan memori. 

Gangguan dapat terjadi derajat ringan hingga demensia. Keluhan ini lebih rentan dialami oleh wanita yang pernah mengalami stroke atau hipertensi yang tidak terkontrol.

Untuk mencegah gangguan memori setelah menopause, latih otak Anda dengan hal sederhana seperti bermain puzzle, mempelajari alat musik atau menghafal lirik lagu.

Wanita, persiapkan diri Anda untuk menghadapi masa menopause dengan mencari tahu segala fakta yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Jangan lupa untuk terus menerapkan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, cukup tidur, kelola stres dan hindari rokok maupun alkohol. Dan yang tak kalah penting, periksa ke dokter secara berkala agar kondisi kesehatan senantiasa terpantau.

(NB/ RH)

gangguan kesehatanhormonWanitaHari Menopause SeduniaMenopause

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter