Kesehatan Anak

Terapi untuk Mengatasi Anak yang Kecanduan Gawai

Ayu Maharani, 17 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak Anda menunjukkan tanda-tanda kecanduan gawai? Inilah berbagai terapi yang dapat mengatasinya.

Terapi untuk Mengatasi Anak yang Kecanduan Gawai

Bagi sebagian orang, kecanduan gawai mungkin cenderung diremehkan. Padahal, angka kejadian kondisi tersebut kian meningkat di kalangan anak, bahkan banyak yang sampai membutuhkan perawatan dari rumah sakit jiwa. 

Tapi, jangan langsung takut saat mendengar rumah sakit jiwa. Sebab, terapi yang diberikan untuk mengatasi kecanduan gawai yang dialami anak sama sekali tak menyeramkan. Memangnya, terapi apa saja yang bisa dilakukan?

Bukan sepenuhnya salah si Kecil

Kecanduan gawai yang dialami si Kecil bukanlah salah mereka sepenuhnya. Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, orang tua juga berperan dalam masalah ini. Sering kali, pada awalnya, orang tua memberikan gawai pada anaknya agar membuatnya tak rewel.

“Bukannya diberi perhatian atau memberikan pengalihan yang lain, dengan mudahnya orang tua memberikan anaknya, bahkan yang masih bayi, untuk melihat Youtube atau game,” kata dr. Karin.

“Meski yang dilihat adalah tayangan khusus anak-anak, tapi bukan berarti hal tersebut bisa dibenarkan, apalagi jika waktunya sudah melebihi batas. Orang tua harus terlebih dahulu mengerti hal ini,” jelasnya lebih lanjut.

Ini terapi-terapi yang bisa dilakukan

Namun, apabila si Kecil telanjur mengalami kecanduan gawai hingga timbul gangguan kecemasan saat tak memegangnya sama sekali, maka orang tua akan butuh bantuan dari pihak lain, yakni seorang psikiater.

Adapun jenis terapi yang dapat digunakan untuk menangani kasus kecanduan tersebut, yaitu:

  • Cognitive behaviour therapy (CBT)

CBT adalah jenis psikoterapi yang mengombinasikan terapi perilaku dan terapi kognitif. Dokter spesialis kejiwaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kristiana Siste, mengatakan bahwa orang yang memiliki ketergantungan terhadap sesuatu sudah memiliki pola pikir tertentu.

Oleh karena itu, CBT dibutuhkan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Misalnya, si Kecil sudah telanjur memiliki pola pikir bahwa bermain gawai sangat menyenangkan dan rasa senang hanya bisa didapatkannya dari situ. Dengan mendapatkan terapi CBT, pola pikir ini akan dimodifikasi.

  • Motivational interview (MI)

Dilansir dari Psychology Today, MI adalah metode konseling untuk membantu seseorang menyelesaikan perasaan yang bertentangan dan rasa tak aman (insecurity). Dalam sesi ini, pasien diharapkan akan menemukan motivasi internal yang mereka butuhkan untuk mengubah perilaku.

Akan tetapi, terapi yang satu ini sebenarnya lebih cocok bagi pasien remaja. Sebab, dibutuhkan pengambilan keputusan dari si pasien.

  • Terapi perilaku

Terapi ini dilakukan dengan mengubah lingkungan si pasien. Misalnya, demi meminimalkan si Kecil menghabiskan banyak waktu di dalam kamarnya untuk bermain game (bermain sendirian di dalam ruangan bisa semakin meningkatkan kecanduan), Anda dan si Kecil bisa membuat aturan pemakaian WiFi dan jam bermain gawai.

Selain itu, terapi ini juga mengajarkan pasien untuk mengalihkan kecanduannya dengan aktivitas nyata yang lebih menyenangkan. Misalnya saja, bermain sepak bola, bersepeda, berenang, menggambar, kamping, bermain alat musik dan lain-lain. Kesibukan nyata, cepat atau lambat, akan membuatnya lupa terhadap gawai.

Perlu diketahui juga, selama si Kecil tak memiliki gangguan kecemasan atau depresi, maka biasanya tak perlu sampai diberikan obat-obatan tertentu.

Orang tua juga dapat melakukan sendiri terapi pada si Kecil

Sementara itu, dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anda pun dapat melakukan sendiri tiga terapi untuk mengatasi masalah kecanduan gawai pada si Kecil. Terapi-terapi tersebut, meliputi:

  • Terapi pengalihan

Langkah awal mengurangi kecanduan adalah dengan membuat pengalihan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Anda wajib membuat aktivitas yang menyenangkan bagi si Kecil di waktu-waktu yang biasa dihabiskannya untuk bermain gawai.

  • Terapi literasi

Sebenarnya, bermain gawai itu tak sepenuhnya salah. Hal ini menjadi salah jika si Kecil hanya mengakses game atau Youtube saja, tanpa memanfaatkannya untuk hal lain yang lebih bermanfaat.

Anda perlu menunjukkan bahwa gawai juga dibuat sebagai sarana baca dan pembelajaran. Jika Kecil masih belum bisa belajar sendiri, maka Anda perlu mendampinginya saat dia sedang belajar dari gawai.

  • Terapi ketegasan

Jika si Kecil terlalu lama bermain game atau menonton Youtube (tak mematuhi waktu bermain yang sudah ditentukan) hingga lupa dengan segala aktivitas, Anda harus bisa tegas untuk menyita gawainya.

Itulah sejumlah terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecanduan gawai pada anak. Namun, tak ada terapi yang paling baik selain terapi pencegahan. Oleh karena itu, terapkanlah batas waktu maksimal pemakaian gawai agar si Kecil tak terlalu lama berada di dalam dunia maya. Selain itu, ciptakan juga lingkungan yang menyenangkan di sekelilingnya.

[MS/ RH]

Gangguan MentalterapigawaiKecanduan Gawai

Konsultasi Dokter Terkait