HomePsikologiKesehatan MentalSering Ngantuk Tak Harus karena Kurang Tidur, Ini Faktanya
Kesehatan Mental

Sering Ngantuk Tak Harus karena Kurang Tidur, Ini Faktanya

dr. Reza Fahlevi, 17 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Meski sudah cukup tidur malam, kemungkinan mengantuk pada siang hari tetap ada. Faktanya, sering ngantuk tak harus karena kurang tidur, lo!

Sering Ngantuk Tak Harus karena Kurang Tidur, Ini Faktanya

Sering mengantuk, merasa lelah saat melakukan aktivitas di siang hari, atau sering tertidur saat bekerja atau belajar tidak harus disebabkan karena kurang tidur. Faktanya, banyak hal lain yang dapat menyebabkan keluhan sering mengantuk. Beberapa di antaranya bahkan merupakan kondisi yang wajib diwaspadai.

Seperti Anda ketahui, tidur adalah salah satu kebutuhan penting manusia untuk bertahan hidup. Idealnya, orang dewasa butuh waktu tidur sekitar 7-8 jam setiap malam. Namun, meski sudah mendapatkan waktu tidur yang cukup, beberapa orang tetap merasa mengantuk di siang hari. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Penyebab Sering Ngantuk

Beberapa kondisi, baik yang datang dari dalam maupun luar, bisa menyebabkan Anda mengantuk pada pagi atau siang hari. Kondisi tersebut antara lain:

  1. Kondisi medis

Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan Anda sering mengantuk adalah penyakit diabetes melitus, hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid), hiponatremia (kadar elektrolit natrium dalam tubuh menurun), infeksi kronis, dan sindrom kelelahan kronis (chronic fatique syndrome).

  1. Status mental

Mengantuk juga dapat disebabkan oleh masalah mental, emosional, atau psikologis. Depresi misalnya, akan menyebabkan seseorang mudah merasa mengantuk. 

Stres dan kecemasan juga dapat menyebabkan rasa mengantuk pada siang hari karena malam harinya sulit tidur. Kebosanan juga merupakan faktor lain yang dapat menyebabkan rasa mengantuk pada siang hari. 

  1. Obat-obatan

Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan rasa ngantuk pada jam-jam makan siang. Obat-obatan tersebut antara lain antihistamin, obat penenang, dan obat tidur.

Ingat, penggunaan obat-obatan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dokter. Anda juga sebaiknya tidak menyetir atau menjalankan mesin berat selama dalam pengaruh obat-obatan tersebut. 

  1. Faktor gaya hidup

Beberapa gaya hidup bias berkontribusi dalam memunculkan keluhan ngantuk pada siang hari. Misalnya bekerja terlalu lama atau lembur hingga larut. Faktanya, tubuh perlu beradaptasi dengan perubahan waktu istirahat.

  1. Gangguan tidur

Berbagai gangguan tidur, misalnya obstructive sleep apnea, disebabkan oleh sumbatan jalan napas yang ditandai oleh tidur mengorok akan menyebabkan kualitas tidur buruk. Penderita gangguan tidur ini juga akan sering terbangun pada malam hari, sehingga menyebabkan rasa ngantuk di siang hari. 

Gangguan tidur lain, seperti narkolepsi, sindrom restless leg dan delayed sleep phase disorder juga dapat menyebabkan rasa kantuk pada siang hari. 

Apa Dampaknya jika Tidak Ditangani?

Jika tidak ditangani, sering mengantuk dapat menurunkan produktivitas, bahkan bias membahayakan nyawa. Sering mengantuk dapat meningkatkan risiko kecelakaan saat berkendara atau mengoperasikan mesin besar. 

Selain itu, rasa kantuk berlebih juga dapat membuat pekerjaan terbengkalai karena Anda tidak memiliki konsentrasi yang baik saat bekerja. Bagi yang sedang bersekolah atau kuliah, kondisi ini tentu akan mengurangi prestasi belajar. Itulah mengapa kondisi ini tidak boleh diremehkan dan harus segera diatasi. 

Untuk mengatasi gangguan sering mengantuk, harus dicari terlebih dahulu apa penyebabnya. Anda dapat memulai dengan mengubah kebiasaan diri terlebih dahulu, misalnya dengan tidur cukup, makan makanan yang sehat, rajin berolahraga, serta menghindari stres. Hindari pula menggunakan obat-obatan, seperti antihistamin maupun obat penenang, tanpa anjuran dokter. 

Jika perubahan pola hidup tak juga berhasil mengatasi keluhan sering mengantuk, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Misalnya cek kadar gula darah, hormon tiroid, dan elektrolit darah. Pada kondisi khusus, pemeriksaan seperti polisomnografi akan dilakukan untuk mendeteksi adanya obstructive sleep apnea

Hal-hal yang dapat menyebabkan obstructive sleep apnea antara lain pembesaran amandel-adenoid atau obesitas. Kedua kondisi tersebut dapat diatasi dengan operasi pengangkatan amandel-adenoid, serta program penurunan berat badan bagi orang yang mengalami obesitas.

Jika Anda mendapatkan obat-obat seperti antihistamin, obat penenang, ataupun obat tidur dari dokter, maka dokter dapat menyesuaikan dosis atau menggantinya dengan obat jenis lain yang tidak terlalu menyebabkan ngantuk.

Itulah beberapa fakta mengenai penyebab Anda sering ngantuk, yang tidak harus karena kurang tidur. Agar kondisi tersebut tidak terus-menerus terjadi, penyebab gangguan tidur harus ditangani. Selain itu, cobalah untuk disiplin dalam mengatur waktu tidur. Hindari begadang atau konsumsi kafein jelang waktu tidur. Jangan ragu pula untuk berkonsultasi pada dokter jika gangguan tidur tak kunjung teratasi.

[HNS/RN]

kurang tidurtidurngantukGangguan Tidur

Konsultasi Dokter Terkait