HomePsikologiKesehatan MentalCara Mengatasi Trauma Setelah Menjadi Korban Tindak Kekerasan
Kesehatan Mental

Cara Mengatasi Trauma Setelah Menjadi Korban Tindak Kekerasan

Krisna Octavianus Dwiputra, 13 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Menjadi korban tindak kekerasan bisa berujung trauma. Mari ketahui cara mengatasi trauma demi hidup yang lebih baik.

Cara Mengatasi Trauma Setelah Menjadi Korban Tindak Kekerasan

Kemarin, Kamis (10/10), ramai berita penusukan yang dialami Menkopolhukam, Wiranto di daerah Pandeglang, Banten. Bukan tak mungkin, tindak kekerasan itu meninggalkan trauma pada korban. Langkah-langkah mengatasi trauma pun diperlukan agar korban tindak kekerasan tidak dihantui rasa takut berkepanjangan.

Apa itu trauma?

Dikutip American Psychological Association, trauma adalah respons emosional seseorang terhadap berbagai peristiwa yang menakutkan –misalnya tindak kekerasan, kecelakaan, atau bencana alam yang pernah dialami. Biasanya, kondisi tersebut langsung dialami tepat setelah kejadian.

Pengalaman traumatis sering kali melibatkan ancaman terhadap kehidupan atau keselamatan. Namun demikian, sebenarnya situasi apa pun dapat membuat Anda mengalami trauma, bahkan ketika tidak menyebabkan kerusakan fisik.

Saat Anda dalam kondisi tertekan, terjepit, hingga berdampak besar dalam hidup, Anda pun dapat mengalami trauma.

Hal ini bisa membuat Anda merasa ‘mati rasa’, cemas berlebihan, dan tidak bisa memercayai orang lain. Ketika hal-hal buruk terjadi, Anda perlu waktu untuk mengatasi trauma dan merasa aman lagi.

Cara mengatasi trauma

Meski tindak kekerasan begitu membekas, Anda tetap perlu mengatasi trauma supaya tetap bisa melanjutkan hidup dengan baik. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi trauma adalah:

1. Konseling dengan ahlinya

Konseling mendalam dengan psikolog dapat membantu Anda mengelola dampak emosional dan fisik dari tindak kekerasan yang Anda alami.

Seperti dikatakan dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, terapi utama dari trauma adalah psikoterapi. Selain itu, ada kalanya pemberian obat dibutuhkan sebagai bagian dari terapi.

Saat ini, ada beragam tipe konseling. Anda pun dapat memilih mana konseling sesuai kenyamanan Anda, yaitu:

  • Hotline. Jika Anda tipe orang yang tidak nyaman menceritakan kesedihan secara tatap muka, Anda mungkin bisa mencoba layanan konseling seperti hotline.  Biasanya konseling ini melalui telepon dan Anda akan disambungkan dengan konselor yang dilatih khusus untuk membantu para korban yang mengalami trauma.
  • Konseling kelompok. Konseling di bawah perawatan seorang profesional kesehatan mental dalam sekelompok orang yang mengalami trauma serupa. 
  • Konseling individu. Ini adalah konseling tatap muka langsung dengan konselor, terapis, psikolog, psikiater, atau profesional lain yang dilatih untuk membantu korban pulih dari trauma. 

2. Menjadi pribadi yang terbuka 

Jangan tutupi atau menyimpan rasa trauma Anda sendirian. Semakin Anda menghindar dan menyimpannya rapat-rapat, semakin parah dampak trauma yang dihasilkan.

Soal ini, dr. Andika menyarankan untuk mencurahkan pikiran dan perasaan Anda. Menurut dia, bercerita pada orang yang mengalami kejadian serupa akan dapat lebih menguatkan karena Anda merasa tidak sendirian.

“Selain itu, mencurahkan isi pikiran dan perasaan juga dapat dilakukan dengan cara menulis diari atau jurnal, jika korban tidak cukup nyaman untuk berbagi cerita kepada orang lain,” kata dr. Andika.

3. Relaksasi

Cara paling mudah, penderita dapat melakukan meditasi atau peregangan.

“Fokuskan pikiran dan perasaan pada hal yang positif dan menumbuhkan semangat. Bayangkan berbagai peristiwa atau hal yang pernah membuat diri bahagia,” jelas dr. Andika.

4. Melaporkan kejahatan

Kalau Anda sampai mendapatkan tindakan kekerasan, jangan ragu untuk melaporkan kejadian tersebut pada aparat yang berwenang. Secara psikis, cara ini dapat membantu Anda memecahkan masalah yang mungkin timbul saat Anda mengatasi reaksi Anda terhadap kejahatan tersebut.

Mengatasi trauma setelah menjadi korban tindak kekerasan, seperti yang dialami Wiranto, sangat penting. Anda sebaiknya tidak diam dan menyimpan sendiri rasa trauma dan hidup berkepanjangan bersamanya. Semakin cepat Anda memulihkan diri dari trauma, semakin cepat pula Anda memulai hidup baru tanpa rasa takut.

[HNS/ RH]

tindak kekerasantraumaMengatasi Trauma

Konsultasi Dokter Terkait