Kanker

Gejala Menopause Bikin Otak Pengidap Kanker Payudara Bermasalah?

Krisna Octavianus Dwiputra, 07 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gejala menopause tidak boleh disepelekan. Bahkan, katanya bisa bikin otak pengidap kanker payudara bermasalah.

Gejala Menopause Bikin Otak Pengidap Kanker Payudara Bermasalah?

Bagi para perempuan, fase menopause bisa mengubah banyak hal di dalam hidup mereka. Sebelum benar-benar memasuki fase tersebut, biasanya seorang perempuan akan mengalami beberapa gejala tertentu. Tapi, benarkah gejala menopause pada perempuan pengidap kanker payudara bisa membuat otaknya jadi bermasalah?

Menilik gejala menopause yang biasanya terjadi pada perempuan, dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter menyebut bahwa salah satunya adalah rasa kepanasan yang muncul tiba-tiba dan menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya kondisi ini disertai kemerahan dan keluarnya keringat.

Namun, ia juga menegaskan bahwa gejala menopause sebenarnya bisa bervariasi pada setiap perempuan. Meski begitu, menopause juga memiliki beberapa gejala umum, yaitu:

  • Menstruasi yang tidak teratur hingga tidak menstruasi sama sekali
  • Gangguan tidur
  • Mood swing
  • Mudah kelelahan
  • Depresi
  • Sensitif
  • Berdebar-debar
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi
  • Menurunnya libido
  • Vagina kering
  • Kesulitan mengontrol kandung kemih

Benarkah gejalanya bikin otak bermasalah?

Gejala-gejala di atas tidak boleh disepelekan. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa berkeringat pada malam hari akibat rasa panas yang muncul tiba-tiba dan tidur lebih lama bisa berdampak negatif pada fungsi kognitif para perempuan dengan riwayat kanker payudara.

Selama menopause, banyak perempuan berkeringat pada malam hari yang dikenal sebagai gejala vasomotor. Untuk sebagian besar perempuan, gejala-gejala ini menyebabkan ketidaknyamanan fisik sementara.

Akan tetapi, sebuah studi baru kemudian menghubungkan hal tersebut dengan beberapa disfungsi kognitif, yang dikenal sebagai kabut otak.

Kabut otak sendiri merupakan istilah yang dapat mencakup berkurangnya fungsi kognitif, termasuk kesulitan dalam berkonsentrasi, melakukan hal multitasking, dan yang berkaitan dengan memori. Masalah ini bisa cukup parah dan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.

Sebelumnya, para peneliti percaya bahwa durasi tidur yang lebih lama bermanfaat untuk fungsi kognitif perempuan menopause, baik pada yang mengalami gejala vasomotor maupun tidak.

Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa periode tidur yang lebih lama dapat dikaitkan dengan peningkatan keringat pada malam hari, yang pada akhirnya dapat berdampak pada fungsi kognitif. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hubungan tersebut hadir pada perempuan yang memiliki riwayat kanker payudara.

Hubungan berkeringat di malam hari dengan penurunan fungsi kognitif

Hasil penelitian tersebut dibangun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan hubungan antara rasa kepanasan pada siang hari dan efek negatif pada kinerja memori.

Secara historis, penelitian tentang gejala vasomotor dan kabut otak biasanya berfokus pada perempuan yang belum pernah menerima diagnosis kanker payudara. Akan tetapi, penelitian terbaru ini memperluas hipotesis untuk mereka yang memiliki riwayat kanker payudara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa bagaimana gejala vasomotor dan durasi tidur berhubungan dengan kognisi di antara wanita yang sedang mengalami menopause dan yang telah menderita kanker payudara.

Tim peneliti ini fokus pada data dari sebuah penelitian yang menilai pengobatan untuk gejala vasomotor menopause. Untuk analisis awal, dimasukkan data dari 33 peserta yang telah ambil bagian dalam penelitian tersebut dan yang juga memiliki riwayat kanker payudara.

Para peneliti kemudian meminta para peserta untuk menjalani pengujian fungsi kognitif. Sepanjang penelitian, perempuan yang lebih sering berkeringat di malam hari akan cenderung tidur dalam waktu yang lebih lama.

Hasilnya, semakin sering berkeringat di malam hari, semakin rendah kinerja kognitifnya. Secara khusus, hal tersebut memiliki efek negatif pada rentang perhatian, memori yang bekerja, dan fungsi eksekutif otak.

Namun, tim peneliti juga mengakui bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya. Data molekuler untuk mendukung hasil penelitian masih kurang. Selain itu, mekanisme biologis di balik hubungan antara keringat malam dan penurunan kognitif juga masih belum jelas.

Menopause memang tidak bisa dihindarkan. Namun, bukan berarti gejala-gejalanya dibiarkan begitu saja, terutama jika Anda memiliki riwayat kanker payudara. Sebab, ada kemungkinan gejala menopause bisa menimbulkan masalah pada otak Anda. Semoga hasil penelitian di atas bisa membuat Anda lebih memerhatikan kondisi kesehatan.

[MS/ RH]

WanitaBulan Peduli Kanker PayudaraKankerMenopauseKanker Payudara

Konsultasi Dokter Terkait