Kesehatan Mental

Mengenal Gangguan Depersonalisasi, Perasaan Seolah Hidup dalam Mimpi

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 02 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Merasa seperti hidup dalam mimpi? Bisa jadi Anda mengalami gangguan depersonalisasi. Tapi, apa itu? Baca artikel ini untuk mengenalnya.

Mengenal Gangguan Depersonalisasi, Perasaan Seolah Hidup dalam Mimpi

Mungkin Anda pernah merasa aneh dengan diri sendiri atau dengan lingkungan sekitar, sehingga merasa seperti hidup dalam mimpi? Nah, bisa jadi Anda sedang mengalami gangguan depersonalisasi. Namun, apa sebenarnya gangguan depersonalisasi?

Apa itu gangguan depersonalisasi?

Gangguan depersonalisasi atau derealisasi merupakan suatu fenomena di mana seseorang merasa terpisah dari pikiran, perasaan, dan tubuhnya sendiri, atau merasa terputus dengan lingkungan sekitarnya.

Mesi demikian, orang yang mengalami gangguan ini tidak kehilangan hubungan atau kontak dengan kenyataan. Mereka masih sadar bahwa persepsi mereka yang aneh tersebut tidak nyata.

Selain itu, gangguan depersonalisasi atau derealisasi juga dapat merupakan suatu gejala dari gangguan kesehatan jiwa tertentu atau gangguan pada kondisi fisik yang kemudian memengaruhi otak.

Gangguan ini merupakan salah satu bagian dari kelompok penyakit yang dikenal dengan istilah gangguan disosiatif. Gangguan ini merupakan penyakit kesehatan jiwa yang mencakup gangguan daya ingat, kesadaran, identitas, maupun persepsi. Semua itu adalah fungsi otak yang seharusnya bekerja dengan baik.

Ketika satu atau lebih fungsi tersebut mengalami gangguan, maka gejala disosiatif dapat terjadi. Dengan demikian, gejala-gejala tersebut dapat mengganggu fungsi seseorang secara keseluruhan, baik di bidang pekerjaan maupun dalam hubungan personal mereka.

Prevalensi gangguan depersonalisasi masih tergolong jarang, hanya sekitar dua persen dari populasi dunia. Sebagian besar orang dengan gangguan ini menunjukkan tanda dan gejalanya di usia muda –dengan usia rata-rata 16 tahun.

Pada akhirnya, gangguan ini bisa menjadi gejala dari kondisi kesehatan jiwa lainnya, seperti demensia dan skizofrenia.

Gejala dan penyebab gangguan depersonalisasi

Gejala utama dari gangguan depersonalisasi adalah penyimpangan persepsi diri dan rasa terputus dari pikiran, perasaan, dan tubuh sendiri. Sementara, gangguan derealisasi ditandai dengan adanya perasaan terputus dari lingkungan sekitar.

Individu dengan gangguan ini dapat merasa hidup seperti menjadi robot, mengamati diri mereka sendiri dari luar tubuh mereka, atau tinggal dalam dunia mimpi. Banyak penderita yang mengalami kondisi ini jadi merasa takut menjadi gila, depresi, mengalami gangguan cemas, atau panik.

Pada sebagian orang dengan kondisi ini, berbagai gejala yang dialami dapat tergolong ringan dan berlangsung singkat. Namun, pada sebagian lainnya, berbagai gejala yang timbul dapat berlangsung lama, bahkan bisa sampai tahunan. Hal inilah yang turut menyebabkan masalah dalam fungsi kehidupan mereka sehari-hari.

Pada beberapa kasus, depersonalisasi atau derealisasi yang kronik juga dapat menyebabkan disabilitas.

Walaupun penyebabnya belum banyak diketahui secara pasti, faktor biologis dan lingkungan diduga kuat mempunyai peran yang besar. Beberapa orang terlihat lebih rentan mengalami gangguan disosiatif karena sikap mereka yang lebih tidak bereaksi terhadap emosi atau akibat mereka mempunyai gangguan kepribadian tertentu.

Selain itu, banyak juga gangguan disosiatif yang dipicu oleh stres berat atau trauma, seperti akibat perang, pelecehan, kecelakaan, bencana alam, atau tindak kekerasan.

Gangguan depersonalisasi atau derealisasi merupakan bagian dari gangguan kesehatan jiwa yang dapat mengganggu fungsi kehidupan Anda sehari-hari. Tidak perlu malu untuk berkonsultasi ke dokter spesialis kejiwaan atau psikiater, bila Anda atau orang terdekat mengalami gangguan atau kekhawatiran mengenai kesehatan mental.

[MS/ RH]

Kesehatan JiwaGangguan Disosiatifkesehatan mentaldepersonalization disorderGangguan Depersonalisasigangguan derealisasi

Konsultasi Dokter Terkait