THT

Sering Dengar Suara Keras dari Headset Bisa Bikin Tuli?

Krisna Octavianus Dwiputra, 28 Sep 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mendengarkan musik atau menonton video pakai headset tentu lebih mantap. Tapi awas, hal itu disebut bisa sebabkan tuli.

Sering Dengar Suara Keras dari Headset Bisa Bikin Tuli?

Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan headset untuk mendengarkan musik atau menonton video memang seperti menjadi sebuah kebutuhan. Akan tetapi, terlalu sering menggunakannya disebut sangat berbahaya dan bisa menyebabkan tunarungu atau tuli. Benarkah?

Menikmati musik atau bunyi-bunyian lewat headset sambil melakukan perjalanan, bekerja, atau beraktivitas lainnya tentu menyenangkan. Dengan hanya mendengar suara yang dihasilkan perangkat tersebut, Anda akan merasa seperti sedang berada di dunia sendiri. 

Sayangnya, mendengarkan bunyi-bunyian, seperti musik atau menonton video, dengan headset tak selamanya menyenangkan. 

"Kalau terlalu sering dilakukan dan volumenya sangat tinggi, bisa berbahaya bagi pendengaran dan lama-kelamaan bisa menyebabkan ketulian," kata dr. Dyan Mega Inderawati, dari KlikDokter.

Kiat terhindar dari ketulian karena headset

Apabila Anda termasuk orang yang sangat menikmati penggunaan headset, maka Anda perlu memperhatikan kiat-kiat berikut agar terhindar dari ketulian akibat penggunaan perangkat tersebut:

  1. Batasi volume

Suara yang lebih keras dari 85 desibel dapat memicu gangguan pendengaran permanen. Dengan demikian, aturan sederhana yang dapat Anda terapkan untuk menjaga pendengaran adalah dengan membatasi volume pemutar musik tidak lebih tinggi dari 60 persen volume maksimum.

  1. Batasi waktu mendengarkan

Kerusakan pendengaran bukan hanya karena volume yang terlalu tinggi, tapi juga karena durasi pemakaian headset yang terlalu lama. Semakin lama telinga Anda terekspos suara keras, akan semakin besar pula cedera yang terjadi.

Namun, Anda bisa mengikuti aturan 60/60. Maksudnya, mendengarkan dari headset tidak lebih dari 60 persen volume maksimum dan menggunakannya tidak lebih dari 60 menit atau 1 jam per hari.

Mengistirahatkan pendengaran dari terpaan suara yang berasal dari headset juga penting. Lagi pula, dengan melepas headset, Anda jadi bisa mendengar suara lainnya, yang mungkin lebih nyaman didengarkan.

  1. Pilih headset yang tepat

Alasan banyak orang mengalami kesulitan dalam menjaga volume pemutar musik tetap di bawah 60 persen volume maksimum adalah kebisingan dari luar suara headset yang masih terdengar. 

Oleh sebab itu, ketika kebisingan di sekitar meningkat, Anda harus mengimbanginya dengan meningkatkan volume musik. Padahal, itu adalah cara yang salah.

Solusi untuk ini adalah penggunaan headphone peredam bising (noise limiter). Jika kebisingan dari luar bisa dikurangi, maka volume suara juga bisa dikurangi, sehingga musik berkualitas tinggi pun dapat Anda nikmati pada volume yang lebih rendah.

Selain itu, memilih headset yang tepat adalah kuncinya. Jika headset Anda berkualitas rendah, maka tidak mampu membatasi kebisingan latar dari luar. Dengan kualitas suara yang buruk ditambah dengan kebisingan dari luar yang mengganggu, meningkatkan volume suara adalah satu-satunya metode untuk mengimbanginya.

Intinya, "ada uang ada barang". Pastinya, jika Anda membeli headset dengan harga yang mahal, Anda akan mendapatkan kualitas yang baik.

Mendengarkan musik atau menonton video dengan headshet memang terasa lebih mantap. Akan tetapi, usahakan jangan menggunakannya terlalu sering dan lama. Perhatikan juga tips di atas agar Anda terhindar dari munculnya gangguan pendengaran di usia muda, bahkan termasuk ancaman tuli.

[MS/ RH]

Tulisuara kerasGangguan PendengaranHari Tunarungu Internasional