Diet dan Nutrisi

5 Mitos tentang Vitamin yang Tak Perlu Dipercaya

Krisna Octavianus Dwiputra, 25 Sep 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Masih banyak mitos soal vitamin dan multivitamin di sekitar Anda. Coba cek apa saja mitos yang masuk daftar itu.

5 Mitos tentang Vitamin yang Tak Perlu Dipercaya

Berbagai jenis vitamin dibutuhkan tubuh manusia demi menopang kesehatan. Sayangnya, masih banyak mitos soal vitamin berseliweran di tengah masyarakat. Apa saja sih mitos-mitos itu? Jangan-jangan, satu atau lebih di antaranya masih Anda percayai sampai saat ini.

Pentingnya vitamin bagi tubuh

Seperti pernah dijelaskan dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, vitamin sangat bermanfaat untuk merangsang, membantu, serta berperan dalam berbagai reaksi fisiologis tubuh manusia.

Kurangnya jenis vitamin tertentu akan mengganggu satu atau beberapa proses metabolisme tubuh. Hasilnya, tubuh tak bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

"Kekurangan vitamin jenis tertentu dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Itu sebabnya, saat ini ada banyak makanan dan minuman yang ditambahkan dengan vitamin. Selain itu juga ada banyak produk suplemen vitamin dan multivitamin di pasaran," ujar dr. Reza.

Namun begitu, dia menambahkan, sebetulnya suplemen vitamin tidak terlalu diperlukan jika asupan kebutuhan vitamin dalam tubuh sudah terpenuhi dari makanan sehari-hari.

Mitos tentang vitamin dan multivitamin

Sayangnya, masih banyak mitos yang beredar dan dipercaya oleh masyarakat terkait konsumsi vitamin dan multivitamin. Berikut deretan mitos tersebut:

1. Siapa saja bisa mendapat manfaat dari multivitamin

Banyak yang percaya bahwa mengonsumsi suplemen multivitamin bermanfaat untuk setiap orang. Nyatanya tidak begitu. Ingat, tidak semua orang mengalami defisiensi vitamin.

"Mengonsumsi multivitamin memang diperlukan bagi beberapa kondisi, seperti kurang gizi, makanan kurang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian, sedang sakit, sedang dalam masa pemulihan, atau tubuh sedang tidak fit," ujar dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter.

2. Multivitamin dapat menggantikan pola makan yang buruk

Satu studi di Archives of Internal Medicine melihat temuan dari Women's Health Initiative, menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi multivitamin tidak lebih sehat dari pada mereka yang tidak minum suplemen. Ini kalau berbicara soal penyakit berat, seperti kanker, penyakit jantung, stroke

"Sebenarnya jika memang sedang diperlukan, mengonsumsi multivitamin tidak apa-apa. Namun jangan jadikan multivitamin sebagai pengganti nutrisi yang seharusnya dapat didapat secara alami dari makanan yang Anda makan," dr. Karin melanjutkan.

3. Vitamin C penangkal pilek

Pada 1970-an, peraih Nobel, Linus Pauling, memopulerkan gagasan bahwa vitamin C dapat mencegah pilek. Akan tetapi, pada 2013, para peneliti menganalisis penelitian yang berlangsung selama beberapa dekade dan melibatkan lebih dari 11.000 subjek.

Mereka berkesimpulan, vitamin C tidak menangkal pilek –kecuali di antara pelari maraton, pemain ski, dan tentara yang melakukan latihan tempat dengan suhu dingin yang ekstrem.

Menurut peneliti, vitamin C mungkin membantu Anda sembuh lebih cepat dari pilek. Namun, mengonsumsi vitamin C setelah gejala pilek muncul, tidaklah banyak membantu. 

Selanjutnya

4. Pil vitamin dapat mencegah penyakit jantung

Pada satu titik, para peneliti berharap vitamin antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, dan beta-karoten dapat mencegah penyakit jantung dengan mengurangi penumpukan plak yang menyumbat arteri.

Di sisi lain, vitamin B juga menjanjikan, karena mengandung asam folat, B6, dan B12 membantu memecah asam amino homocysteine, yang terkait dengan penyakit jantung.

Sayangnya, tak satu pun dari harapan itu yang berhasil. Analisis tujuh uji vitamin E menyimpulkan bahwa itu tidak mengurangi risiko stroke atau kematian akibat penyakit jantung. 

Penelitian ini juga meneliti delapan studi terkait suplemen beta-karoten. Hasilnya, alih-alih mencegah penyakit jantung, suplemen itu justru sedikit meningkatkan risiko kematian.

Daripada mengambil pil multivitamin, American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian.

5. Konsumsi vitamin dapat melindungi dari kanker

Para peneliti tahu bahwa molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas dapat merusak DNA sel Anda, serta meningkatkan risiko kanker. Mereka juga tahu bahwa antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas.

Jadi, mengapa tidak mengonsumsi antioksidan tambahan untuk melindungi diri dari kanker?

Sayangnya, sampai saat ini, belum ada penelitian yang bisa membuktikan soal ini. Sejumlah penelitian telah mencoba, tapi gagal menemukan hubungan mengonsumsi multivitamin dan mencegah kanker.

Suplemen vitamin memang bermanfaat bagi tubuh. Namun begitu, jangan sampai Anda termakan mitos-mitos seputar vitamin yang menyesatkan. Konsumsilah vitamin dan multivitamin sesuai dosis dan kebutuhan tubuh Anda. Akan lebih baik, Anda memvariasikan makanan sehat untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.

[HNS/RH]

MitosvitaminMultivitaminKonsumsi Multivitamin

Konsultasi Dokter Terkait